Riuh kantin tak pernah terlewat di indera pendengaran ketika matahari sedang berada di puncak kejayaannya.
Ara menopang dagunya dengan sebelah tangan, sedangkan satu tangannya yang lain memegang sendok.
"Nggak bersemangat banget makan lu, Ra", Nayla datang membawa semangkok bakso dan duduk di sebelah Ara.
"Gue minum kali", sanggahnya namun tak mengalihkan perhatiannya dari layar handphonenya.
"Es campur dimakan kali"
"Diminum"
"Dimakan, Ra!"
"Diminum Nayla sayang".
Nayla mengembuskan napasnya kasar, "Sekarang gini deh, itu dalemnya es campur emang es es doang?"
"Ya enggak", Ara meletakkan ponselnya ke meja lalu menatap Nayla di depannya.
"Yaudah berarti dimakan!"
"Tapi Nay, itu kata depannya dari Es Campur apaan?"
"Es", jawab Nayla enteng sambil memasukkan segelintir bakso ke dalam mulutnya.
"Es terbuat dari apa?", Ara bertanya lagi.
Nayla menelan kunyahannya baksonya, "Air".
"Air dimakan atau diminum?"
"Diminum lah bego", Nayla ingin menyendok baksonya lagi saat tersadar ada yang mengganjal dipercakapannya dengan Ara.
Ara hanya tertawa, "Diminum kan" ucap Ara sambil mengedipkan sebelah matanya genit.
"Serah lu dah, Ra", Nayla kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.
"Nih Nay minum Nay", Ara menyodorkan mangkuk es campurnya.
"Tinggal air doang lo kasih ke gue!"
"Lah bener kan, gue kan nawarinnya minum", Ara menahan tawanya.
"Bisa sakit jiwa gue lama-lama kalo ngomong sama lo kuntil!".
Ara mencubit lengan Nayla gemas, namun tak bisa dikatakan gemas karena nyubitnya kekencengan.
"Tolong dong woy punya hobi tuh yang berkelas dikit, hobi kok nyubit! ".Ara tertawa lalu mencubit sekali lagi tangan Nayla, "Abisnya lo memel sih".
Nayla memutar bola matanya jengah lalu menyipitkan matanya saat tak sengaja melihat seseorang pria tampan yang sedang berjalan ke arahnya.
"Pacar lo noh"
"Mana?"
"Belakang"
Ara membalikkan badannya, seketika tersenyum karena pria yang ditunggunya akhirnya datang.
"Sini yang".
"Yang yeng yang yeng"
"Ngapa lu sewot"
Nayla mengerucutkan bibirnya lalu tersenyum saat pacar sahabatnya telah berdiri di hadapannya, duduk disebelah Ara.
"Nayla belum punya pacar memang?", tanya Azel dengan ramah, mereka sudah sedikit akrab satu sama lain karena Ara yang merupakan sahabat Nayla, dan Azel yang menjabat sebagai kekasih Ara.
Belum sempat Nayla menjawab, Ara telah mendahuluinya, "Udah punya dia yang".
Nayla menyipitkan matanya saat mendengar jawaban Ara, seingatnya ia tak memiliki kekasih satu pun. Kalau fans ia punya banyak, lebih tepatnya kucing-kucing di rumahnya selalu mengidolakannya saat lapar, alias saat meminta makan!
KAMU SEDANG MEMBACA
May I try?
RomanceNayla tak pernah berkedip memandangi para maba, khususnya maba lelaki yang melewatinya sepanjang perjalanan. "Pacaran sama brondong kayaknya gemesin ya, Ra", ucapnya antusias. Ara memutar bola matanya malas, "Enakan sama yang lebih tua kali, dewasa...