Ara dan Nayla berjalan beriringan menuju ruang Kesekretariatan Jurusan untuk mengikuti acara Technical Meeting dari Ketua Pelaksana ospek jurusan tahun ini.
Koridor yang mereka lewat sedang ramai tapi Ara malah berjalan sangat pelan tak mempedulikan orang-orang yang menyelipnya sambil mendumel tak jelas, mungkin merasa kesal karena Ara yang mengganggu kenyamanan jalan mereka. Iyalah jelas menggangu!"Kalau jalan jangan kek siput dong , Ra", ucap Nayla menarik sahabatnya agar berjalan sedikit cepat.
"Gue males tau nggak sih"
"Ara sayang, ambil sisi positifnya dong. Kita kan jadi ngga ikut kuliah 2 hari"
"Alah kuliah minggu ini juga isinya cuma perkenalan-perkenalan doang"
Nayla menggelengkan kepalanya sambil berdecak, "Yaudah si anggep aja lo lagi bantuin gue"
"Bantuin apaan?"
"Nyari jodoh"
Ara melirik sinis dan dibalas cengiran oleh Nayla.
Di dalam ruang Kesekretariatan Jurusan tampak sudah ramai, Nayla masuk masih dengan menggandeng Ara. Emang ini Ara nggak ada semangatnya sama sekali, Nayla sampai dibuat gemas olehnya.
Mereka memperhatikan Raka, ketua pelaksana ospek tahun ini yang sedang menjelaskan tentang apa saja yang perlu dilakukan pendamping selama 3 hari ospek jurusan, juga perlengkapan apa saja yang ia bawa. Untuk informasi selebihnya, Raka berkata akan memberitahunya lewat grup chat yang telah ia buat khusus untuk para pendamping ospek.
"Ra, nanti gue nginep kosan lo ya", ucap Nayla saat mereka keluar dari ruangan.
"Dateng aja Nay, lagak lu kayak orang sopan aja", Ara menjawab santai.
Nayla tertawa, "Ayang lo dateng kan besok?"
"Hooh", Ara mengangguk.
"Eh ke minimarket dulu, Nay"
"Okeh"
***
Kasur empuk, minuman soda, camilan, wifi, dan AC adalah surga dunia bagi anak kos. Termasuk Ara, gadis berusia 18 tahun yang sedang fokus menonton film di layar laptopnya, tangannya yang stabil mencomot jajan lalu memasukkan ke dalam mulutnya menambah kesan kemakmuran hidup seorang Claudia Aurora.
Namun jangan salah sangka, Ara pernah mengalami titik terendah dalam hidupnya, ditinggal sang mantan kekasih karena wanita lain padahal ia selalu berkorban dan berjuang untuknya. Ia terpuruk cukup lama, menangis setiap malam hingga seseorang hadir dan membuatnya bangkit. Dia adalah Azel, kakak tingkat yang dulu mendampinginya saat OSPEK Mahasiswa Baru.
Ara menoleh saat mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar, "Masuk Nay".
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Lagi ngapain lo, Ra?", tanya Nayla yang langsung merebahkan tubuhnya di sebelah Ara.
"Nih nontonin lo"
"Apaan?"
"Suster ngesot"
Nayla beristighfar sembari mengelus dadanya, "Sabar"
Ara tertawa, "Bercanda sayangkuh, gue kan gak berani nonton horor".
"I know i know"
"By the way, mana barang bawaan lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
May I try?
RomanceNayla tak pernah berkedip memandangi para maba, khususnya maba lelaki yang melewatinya sepanjang perjalanan. "Pacaran sama brondong kayaknya gemesin ya, Ra", ucapnya antusias. Ara memutar bola matanya malas, "Enakan sama yang lebih tua kali, dewasa...