Pengganggu

1.7K 36 0
                                    

Azel membantu membereskan barang-barang yang dibawa kekasihnya ketika Ara pamit untuk mandi.

"YANGG, KAMU TUH MANDI ATAU BERTAPA SIH, LAMA BANGET!", teriak Azel karena sudah 40 menit kekasihnya belum juga keluar dari kamar mandi.

"BENTAR, MASIH NABUNG", balas Ara, tentunya sambil teriak juga.

Ara keluar menggunakan jubah mandinya, melihat ke arah ranjangnya yang ternyata sudah terdampar seekor paus di sana.

Ara menghembuskan napasnya, "Disini yang capek siapa yaa, kok Anda yang tidur", sindirnya lalu melangkah mengambil botol air minum lalu dibawanya untuk duduk di kasur.

Ara meneguk air putih dari botol tupperware kuningnya, ia memang selalu mengisi beberapa botol yang ia punya dengan air galon di kamarnya.

Ara membaringkan tubuhnya di sebelah Azel, memunggungi kekasihnya yang menghadap ke tembok.
Baru semenit menutup mata, Ara merasa ada sebelah tangan yang melingkar di pinggangnya. Azel menarik tubuh Ara menempel padanya, mengendus-endus leher wangi kekasihnya. Azel sangat menyukai harum sabun mandi yang dipakai Ara.

Ara tak merasa terganggu, ia malah merasa nyaman. Namun rasa nyamannya seketika tergantikan oleh rasa terganggu karena sekarang Azel meremas-remas payudaranya bergantian.

"Yang",

"Hmm", Azel hanya bergumam masih dengan menutup kedua matanya.

"Aku capek, ngantuk"

"Yaudah tidur aja, ngga ada yang nyuruh kamu ngepet juga kan?", balas Azel dengan santainya.

Ara berdecak lalu membalikkan badannya menatap kekasihnya. "Gimana bisa aku tidur kalau kamu berulah kayak gini", protes Ara.

Azel hanya cengingisan, "5 menit ajah".
Ara memutar bola matanya malas.

"Sayang", panggil Azel manja pada gadis cantik di depannya.

"Hmm", kini giliran Ara yang hanya bergumam sebagai jawaban lalu ia menutup matanya mencoba untuk tidur.

"Haus"

Ara meraba-raba sesuatu di atas kepalanya, lalu mengambil dan memberikannya pada Azel.

"Ngga mau"

Ara membuka mata dan menautkan kedua alisnya, "Katanya haus? Ini minum yang", ucapnya menyodorkan kembali botol air minum yang ditolak kekasihnya tadi.

"Maunya minum ini", Azel mengusap lembut bibir bawah Ara.

Ara menggelengkan kepalanya lalu beberapa detik kemudian bibirnya ia tempelkan pada bibir lelaki tampan di depannya. Beberapa kali mengecup, menjilat bibir atas dan bawah Azel lalu melumatnya dalam.

Sejujurnya ia juga sangat merindukan ini, tangan Ara mengelus rahang Azel yang telah ditumbuhi bulu-bulu pendek yang sangat menggelikan jika bergesekan dengan kulit mulus Ara.

Azel membalas lumatan Ara tak kalah dalam, lelaki itu mengajak lidahnya untuk bertamasya di dalam mulut Ara.

Ara mengubah posisinya seperti dua roti tawar yang ditumpuk menjadi sandwich, Ara menindih tubuh kekasihnya. Entah mengapa gadis itu sangat menyukai posisi ini, tengkurap di atas tubuh atletis yang menurut Ara empuk karena badan kekasihnya itu berisi, serta payudara dan kewanitaannya yang merasa gatal bisa ia tekan di atas dada dan penis kekasihnya.

Azel meremas bokong Ara dengan kedua tangannya tanpa melepas ciumannya.

***

Hari minggu yang cerah ini Ara gunakan untuk tidur seharian, sebagai pembalasan karena beberapa hari kemarin tidurnya kurang. Tidak kurang juga sih sebenarnya, memang Ara aja yang tukang tidur!.

May I try? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang