Ra, ajarin.

2.4K 38 1
                                    


Aku hanya ingin menjagamu,
Memastikan dirimu selalu aman
Hingga kamu tak pernah lagi didera kesedihan
Dengan caraku sendiri, tanpa perlu kamu tahu.

***

Jam menunjukkan pukul 7 malam saat Azel membuka pintu kamar kos Ara. Lelaki itu menenteng satu kantong plastik berisi makanan untuk makan malam kekasihnya.

Ara yang masih sibuk dengan film di layar laptopnya terpaksa menoleh saat kantong plastik yang dibawa Azel diletakkan di atas keyboard laptop miliknya.

"Terus-terusinnn"

"Pacarnya dateng bukannya disambut malah dicuekin", sungut Azel lalu duduk di sebelah Ara yang masih tengkurap.

Ara cekikikan, mem-pause film yang ditontonnya kemudian bangkit untuk duduk,

"Makasih sayangkuu", ucap Ara mengecup pipi kanan Azel.

"Hmmm"

"Yaudah itu dimakan dulu"

"Siap!", Ara segera berdiri membawa makanannya dan duduk di meja belajar.

"Sayang", panggil Azel

Ara menoleh masih dengan mengunyah nasi goreng miliknya, "Apa?"

"Abisin dulu deh makanannya", ucap Azel menunda kalimat yang ingin diucapkannya.

"Yaudah",

Ara membuang bungkus makanannya di tempat sampah yang tersedia di dalam kamar. Meneguk sebentar segelas air putih lalu duduk di sebelah kekasihnya.

"Kenapa?"

Azel meletakkan ponsel yang semula ia gunakan untuk bermain game ke atas kepala ranjang.

"Kayaknya setelah ini aku bakal sibuk",

Ara mengangkat kedua alisnya dan Azel melanjutkan kalimatnya, "Kamu tahu kan aku sekarang lagi mulai rintis usaha t-shirt ku"

Ara mengangguk, "Jadi?"

"Ya jadi aku bakal sibuk sayang", ucap Azel mengelus lembut puncak kepala kekasihnya.

"Apalagi ini tahun terakhirku kuliah, aku jadi tambah sibuk", lanjutnya.

Ara mengangguk lagi, "Intinya kamu ngga akan punya waktu banyak buat aku kan?", Ara menyimpulkan kalimat-kalimat yang diucapkan kekasihnya.

Azel mengangguk, "Aku ngga bisa setiap hari sama kamu"

"Tapi kita tetep bakal ketemu kok, meskipun ngga sesering biasanya".

"Yaudah"

"Kamu marah?"

Ara menggeleng dan tersenyum, "Kan buat masa depan kamu".

Azel menggenggam tangan Ara dan meralat ucapannya, "Masa depan kita".

Mereka berdua tersenyum dan mengangguk bersama.

***

Azel mendekat dan mencium lama kening kekasihnya. Ara sudah terlelap begitu nyenyak hingga Azel tak tega membangunkannya, walau hanya sekedar ingin berpamitan.

May I try? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang