Kesepakatan

1K 27 0
                                    

Pengen banget update setiap hari kayak pas pertama kali nulis cerita ini dulu :(
Tapi overthinking karena tugas kuliah menyita waktu gue, pdhl dikerjain juga pas mepet deadline xixixi

***

Cinta harusnya bisa membuatmu menetap pada satu pilihan
Membuatmu mengerti arti dari kesetiaan
Kau tak masalah jika harus selalu berjuang
Karena, memang dia lah tempatmu untuk pulang.


***

Ara memperhatikan penampilannya di depan cermin. Duduk termenung, memikirkan sesuatu hal yang jauh tertinggal di belakang.

Ia menghela napas panjang, "Selingkuh itu perbuatan jahat nggak si?", tanyanya pada diri sendiri.

"Tapi mau gimana lagi, gue suka sama Aldis"

"Lagian gue nggak bener-bener naruh perasaan yang serius kan ke dia, gue cuma sebatas suka"

"Gue juga pengen nyoba, pengen tau gimana rasanya selingkuh sama orang yang disuka"

"Boleh kan?"

Ara menyisir kasar rambutnya ke belakang, "Ngomong panjang lebar nggak ada yang jawab, yaudah kalau gitu gue lanjutin salingkuh"

"Nggak akan lama kok gue selingkuhnya", ucap Ara yang menjadi penutup drama kekonyolannya pagi ini. Yap itulah Ara, judes diluar, konyol didalam.

Ia bergegas menghampiri Aldis yang telah menunggunya di luar.

"Kamu ngga bawa helm?", tanya Aldis saat Ara sudah sampai di depannya.

"Nanti mampir beli helm dulu"

"Helm kamu rusak, Ra?"

Ara menggeleng lalu sedikit berbisik di telinga Aldis, "Beli helm khusus buat pergi sama lo, biar ngga ketahuan temen-temen gue kali aja ketemu di jalan"

Aldis tersenyum dan mengangguk, "Aku juga kalau gitu"

"Ngikut-ngikut ah, ngga kreatif!"

"Yaudah kalau ngga boleh, aku beli motor baru aja khusus buat pergi sama kamu"

Ara tertawa, "Dasar!"

Mereka beranjak dari sana, seperti yang sudah direncanakan sebelumnya. Aldis dan Ara membeli helm baru. Tak lupa Ara selalu memakai masker jika saat berkendara bersama Aldis, upaya agar orang lain tak terlalu mengenalinya jika tak sengaja bertemu di jalan.

"Aman Dis helm lo dititipin di sana?", tanya Ara saat mereka melanjutkan perjalanan.

"Aman Ra orangnya baik kok, lumayan deket juga dari rumah ntar kalo aku ngambil"

Ara mengangguk-anggukkan kepalanya.

***

I wanna follow where she goes
I think about her and she knows it
I wanna let her take control
'Cause everytime that she gets close, yeah

She pulls me in enough to keep me guessing
And maybe I should stop and start confessing
Confessing, yeah

May I try? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang