Dekat Dekat Dekat

1.5K 36 0
                                    

Halloooo guyss
Boleh enggak kalau gue minta vote kalian? Atau kalau bisa komen deh :)
Hambar bangett rasanya nulis, gaada semangat :(

Thankyou! Selamat membaca ❤️

🎵 Marion Jola - Rayu 🎵


Aldis memperhatikan setiap inci wajah perempuan yang duduk di sampingnya, wajah itu selalu terlihat cantik dan enak dipandang bagaimanapun kelihatannya.

Wangi tubuh Ara membuat Aldis betah berlama-lama dengan perempuan itu, hingga lamunannya buyar karena Ara mengagetkannya.

"Udah selesai, nih salin"

Aldis terkesiap lalu menyalin persis jawaban yang Ara tulis di bukunya, lelaki itu tersenyum senang saat pekerjaannya telah selesai.
"Makasih banyak ya mbak, gilaa mbak Ara pinter banget"

Ara tertawa, "Biasa aja, kan gue udah pernah dapet mata kuliah itu".

"Tetep aja pinter mbak, pokoknya makasih banyak ya mbak", Ara tersenyum.

"Yaudah gih sana kumpulin, udah hampir sejam".

Lelaki tampan itu mengangguk dan pamit meninggalkan Ara untuk masuk ke kelasnya.

Kenapa ya Aldis gantengnya bisa gemesin gitu, beda banget dari cowok kebanyakan. Jadi pengen nyium, batin Ara mesam-mesem melihat Aldis yang berjalan menjauh.

Karena Azel ada kelas siang ini, Nayla sedang ada kegiatan dan juga teman-temannya yang sudah pulang semuanya, terpaksa lah Ara jalan kaki pulang ke kosnya.

Inginnya Ara naik ojek online, tapi mubadzir uang. Tak apalah lagian dekat juga. Tolong magerannya dikontrol Ara!

Di tengah perjalanan, Ara melihat anak laki-laki berusia sekitar 7 tahun sedang duduk selonjoran di dinding samping rumah warga, Ara mendekati bocah yang mengenakan baju lusuh dan sandal jepit itu, terlihat juga bocah laki-laki itu sedang memegang perutnya.

"Hai, adek ngapain di sini?", Ara bertanya sambil sedikit berjongkok.

Bocah yang diajak berinteraksi dengan Ara mendongakkan kepalanya, "Aku nungguin Ibu kak"

"Memang Ibu kamu kemana?", Ara sekarang sudah ikut duduk di samping bocah laki-laki itu.

"Ibu lagi kerja nyapu di taman", jawabnya.

Ara mengangguk lalu mengulurkan tangannya, "Nama kakak, Kak Ara. Nama kamu siapa?", Ara bertanya dengan senyum manisnya.

Anak laki-laki itu sedikit ragu namun akhirnya ia tetap membalas jabat tangan Ara, "Andi".

Ara tersenyum, "Andi udah makan? Makan yuk sama kakak, kak Ara belum makan siang nih", ucap Ara sambil mengelus-elus perutnya.

Andi mengangguk-anggukkan kepalanya dengan antusias, tapi beberapa detik kemudian ia kembali lesu, "Tapi aku nggak punya uang kak"

Ara berdiri lalu mengulurkan tangannya lagi, bukan untuk mengajak berkenalan tapi untuk mengajak bocah laki-laki itu beranjak ke warung yang tak jauh dari dirinya sekarang berada, "Udah yuk ikut kakak aja".

Andi tersenyum kembali, meskipun masih kecil, ia mengerti dengan maksud Ara.

Ara dan Andi memasuki warung tegal yang menyajikan makanan-makanan enak. Tak sedikit juga terlihat mahasiswa-mahasiswi yang sedang makan di sana, mengingat warteg ini dekat sekali dengan kampus.

May I try? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang