'Brukh!...'
"Awas! Menyingkir dari tempatku!"Anak lelaki kecil yang duduk itu pun didorong paksa oleh anak lelaki yang baru saja datang dengan marah-marah padanya. Hingga sekarang dirinya terjatuh dari ayunan dan terduduk diatas tanah.
"Kenapa kamu kasar sekali!" anak lelaki itu pun berdiri dan mengusap bokongnya yang kotor karena menduduki tanah.
Anak lelaki yang sekarang duduk diayunan itu nampak tidak peduli dan tidak menghiraukan ucapan bacah yang berdiri didepannya. "Kamu mempunyai orang tua tidak? Apa mereka tidak pernah mengajarkanmu cara berprilaku baik pada orang lain"
Anak lelaki yang duduk dan mengayunkan ayunan pun langsung berhenti dan menatap tajam pada anak didepannya. "Apa maksudmu! Kau belum tahu siapa aku! Jadi jangan berucap seenaknya" ia berdiri didepan anak kecil didepannya.
"Dasar bocah gelandangan!" ucapnya kasar pada anak kecil didepannya.
Anak kecil itu terdiam dan memajukan bibirnya setelah mendengar apa yang diucapkan anak kasar itu. "Aku memang tidak tahu siapa dirimu, dan aku memang miskin tapi aku tidak sekasar perbuatanmu!"
"Aku memang kasar dan berprilaku buruk tapi tidak seperti kau! Hidup didunia kumuh dan menjijikan!"
"Kamu..."
"Apa?!" ia menegaskan suaranya hingga si anak didepannya menangis dan berjongkok. Ia bingung dan menatap kesana kemari. "Hey. Kenapa kau menangis, aku bahkan belum memukulmu"
"Hiks...hiks..." ia semakin bingung harus bagaimana, ia pun berjongkok menyamakan tubuhnya dengan anak didepannya. "Jangan menangis" tangannya menggapai tangan anak didepannya yang menutupi wajahnya.
"Hikss....hiks"
Dia menarik itu dan membukanya "hentikan tangisanmu dan m-maafkan aku" ia seperti terpaksa meminta maaf, terlihat jelas diwajahnya yang tidak ikhlas. Tapi anak didepannya pun berhenti menangis menatapnya. "A-apa hiks.. Kamu benar?" tanya nya lagi dengan masih terisak.
Ia memalingkan wajahnya mengarah lain dan berucap dingin "mn" anak didepannya pun tersenyum. "Kalau begitu maafkan aku juga" matanya melihat uluran tangan itu tapi tidak sama sekali berniat untuk menggapainya.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau, tidak apa-apa. Namaku Sean" anak kecil iu mengulurkan tangannya namun tidak dibalas hanya ditatap saja. Anak kecil yang bernama sean pun kembali memundurkan tangannya dan tersenyum manis.
"Aku tahu kamu memang anak orang kaya tapi lain kali jangan berucap kasar seperti itu pada orang lain" ia hanya menatap malas mendengar ocehan anak itu.
Dan anak itu pun berdiri tegak lalu pergi berlari meninggalkannya sendiri ditaman. "Bocah yang aneh"
"Siapa yang anda panggil 'bocah aneh' tuan muda?" anak itu langsung berbalik dan menatap pria dewasa yang berucap disampingnya tadi. "Tidak ada"
"Baiklah kalau begitu mari pulang" terkadang pelayan pribadi nya pun berpikir kenapa tuannya menyebut orang lain bocah. Padahal dirinya sendiri juga masih anak kecil.
"Mn"
Anak itu pun pergi mendahului pelayannya, diikuti dari arah belakang pelayannya pun berjalan.
.
.
.10 tahun kemudian~
"Kau tuli hah! Sudah kubilang! aku ingin dia datang kesekolah ku! Bukan malah menyuruh kau yang hanya seorang sekertaris!" ia berteriak mengambil paksa raport ditangan sekertaris itu, dan melemparnya asal ketanah.
"Tuan wang sedang sibuk, jadi dia mengirim saya untuk mewakilinya mengambil raport anda" sekertaris itu berucap dan mengambil raport yang dibanting anak tuannya itu.