"Kenapa kamu memukulnya" mata xiao zhan menatap sinis yibo, yang malah menatap malas dirinya. Tangan xiao zhan tidak tidak fokus karena tatapannya menatap wang yibo. Hingga seseorang meringis kesakitan.
"Awh...sshh.." xiao zhan menatap panik orang dihadapannya, ia menyimpan lap nya kembali kedalam mangkuk. "Maaf-maaf, apa sakit?" orang itu terdiam terbengong menatap wanita dihadapannya. "Tidak, hanya perih" xiao zhan tersenyum miris, menatap pipi yang lebam kebiruan.
Wang yibo yang melihat adegan itu sedikit memancarkan aura kemarahan, apa lagi saat tangan xiao zhan yang memegang pipi sekertarisnya. "Apa, sudah selesai!" xiao zhan tidak mempedulikan perkataan yibo, ia malah tersenyum lembut pada sekertaris yibo didepannya. Sedangkan sang sekertaris melirik kesamping dimana tuan nya sedang menatap dirinya tajam.
"Ahk...nyonya!" sekertaris itu terkejut, saat xiao zhan malah menekan luka dipipinya. "Jangan pedulikan dia, kamu ingin minum apa?" sekertaris itu terdiam membeku, pasalnya tuannya yang berada disebrang sedang mengawasinya. "Hey!".
"Ah ya, teh hijau saja" jawab sekertaris itu cepat. "Baiklah" xiao zhan langsung bangkit dari duduknya, mengambil mangkuk yang berisi air dingin itu. Menatap sinis yibo sebentar sebelum kakinya berjalan melangkah kearah dapur.
"T-tuan.." sekertaris itu membalikan badannya agar menghadap tuannya. Karena pasalnya tadi dirinya dan istri tuannya duduk bersebelahan. Sedangkan tuannya berada disebrang dengan meja penghalang juga pas bunga yang berada diatas meja.
Wang yibo menatap tajam sekertarisnya, dalam dirinya ada sedikit rasa menyesal karena memukul tiba-tiba sekertarisnya. Tapi dirinya bukan tipikal yang ingkar janji atau hanya berucap dimulutnya saja, jadi ia benar-benar menghajar siapa orang yang datang. Yibo beranjak dari duduknya mendekati sekertarisnya dan duduk disebelah sekertarisnya. "Sebenarnya ada apa kau kemari?!"
Sekertaris itu terdiam gugup, karena nada dari ucapan tuannya sepertinya tidak baik. "S-saya kemari ingin memberitahukan, jika ada seseorang yang meminta bekerja sama dengan perusahaan anda tuan" ucap gugup sekertaris itu, menatap wajah tuannya yang datar namun tajam. "Kenapa kau datang kemari! Bisa saja kan lewat telpon! Dan tahu dari mana alamat rumahku?!"
"Saya menanyakan pada seorang karyawan, dan ternyata benar ini rumah anda tuan" wang yibo membalikan wajahnya menghadap meja, dengan menumpangkan satu kakinya. "Kau! Benar-bena...."
"Sekertaris yang baik" mendengar ucapan itu, mata yibo langsung melirik xiao zhan yang berjalan dengan nampan yang berada ditangannya. Meletakan cangkir yang berisi teh hijau didepan sekertarisnya, juga menyimpan segelas susu didepannya. "Terima kasih. Nyonya" xiao zhan tersenyum lembut pada sekertarisnya yibo. "Tak perlu formal, karena sebagai tamu kamu berhak mendapatkannya" sekertaris wang yibo tersenyum kaku, dan mengangguk pelan.
Yibo menatap heran pada xiao zhan, kenapa ia diberi susu? Bukannya kopi. Dan ia juga baru sadar jika dari tadi sekertarisnya memanggil xiao zhan dengan panggilan 'nyonya'. "Kenapa aku diberi ini" tatapan xiao zhan beralih pada segelas susu dihadapan yibo. "Bukannya kamu meminta itu padaku?" yibo mengangkat satu alisnya tidak mengerti?.
Xiao zhan yang mengerti dengan tatapan yibo ia hanya terkekeh dalam hati. "Kamu lupa ya, saat tadi diruang keluarga kamu meminta ingin dibuatkan susu olehku?" kedua alis yibo terangkat dan memalingkan wajahnya kesamping karena malu juga kesal. Xiao zhan bisa melihat telinga yibo yang sedikit memerah muda.
Sekertarisnya yang menatap juga mendengar, pembicaraan suami istri itu hanya diam tidak bersuara. Dengan sesekali mulutnya menyesap teh hijau buatan istri tuannya.
Xiao zhan beralih duduk disebrang sofa yang tadi wang yibo tempati, menyimpan nampan itu diatas meja dan duduk seperti para wanita. "Kamu kemari hanya ingin memberitahukan informasi pada suamiku itu saja" tatapan yibo yang tadinya dingin kini terkejut menganga, tapi ia cepat-cepat menstabilkan wajahnya. Sekertaris itu menengok kesamping, dimana tuannya berada. "Tidak. Aku ingin bilang juga memberitahukan jika aku sudah mengirimkan sebuah file di email. Karena tuan tidak pernah membuka email ataupun pesan dariku, jadi aku kemari"