Sunday Morning

1.6K 258 96
                                    

Good morning~
Terlalu pagi ya? Soalnya aku gabut hehe
Anyway I wanna say thank you for you whom always give a feedback for my work. Happy reading guys~

p.s.

Gulanya udah kutambahin sedikit.

🍑🍑🍑

Setelah hampir seminggu tidak ada kabar, pagi ini aku menemukan Jaehyun di kamarku. Lebih tepatnya Jaehyun membangunkanku pagi-pagi di hari minggu. Aku sudah pernah bilang belum? Hari minggu adalah hari bebas tugasku. Artinya aku akan bangun siang, bermalas-malasan seperti sapi dan menikmati libur. Secara garis umumnya hanya makan dan tidur.

Entah apa maksudnya datang kesini pagi-pagi. Ibuku bahkan belum selesai memasak sarapanku. Iya, aku memang anak kurang ajar. Bukannya membantu ibu, aku malah enak-enakan berenang dalam mimpi. Tapi itulah baiknya Lee Jiyeon, dia memang yang terbaik. Sebaiknya kalian tidak usah meniruku sih. Soalnya tidak semua ibu seperti Lee Jiyeon hehe.

Setelah mengobrol hal tidak penting dengan Jaehyun aku segera keluar kamar untuk mandi. Rasanya malu bertemu Jaehyun dalam keadaan seperti ini. Dia saja sudah kinclong seperti biasanya, aku tidak mau kelihatan seperti anak terlantar di hadapannya.

Saat kutinggal mandi, Jaehyun membantu ibuku memasak. Berani taruhan, ini pasti akan menambah daftar alasan "Jaehyun adalah menantu idaman" milik ibuku. Sepertinya setelah ini aku harus bilang ke Jaehyun supaya dia tidak sering-sering berkunjung ke rumahku. Aku akan kesulitan mengendalikan Lee Jiyeon yang terobsesi untuk menjadikan Jaehyun menantunya.

"Kenapa kau mau berpacaran dengan gadis pemalas itu?" itu yang kudengar dari mulut ibuku saat aku masuk kamar mandi. Benar-benar dasar ibu, kalau aku pemalas itu berarti adalah didikannya.

Aku mendengar Jaehyun tertawa, dia pasti senang melihat ibuku sendiri menghinaku. Masa bodoh dengan Jung Jaehyun dan Lee Jiyeon. Mereka sepertinya memang cocok, karena samar-samar aku mendengar tawa dan obrolan mengalir terus dari mulut mereka.

Tidak sampai 15 menit aku selesai mandi. Mandiku memang lumayan cepat, lagipula untuk apa berlama-lama di sana kan. Yang penting sudah mandi dengan bersih. Jaehyun masih membantu ibuku. Dia sedang mencabuti akar kecambah. Sedikit lucu melihat wajahnya yang terlihat fokus karena bibirnya malah mengerucut seperti anak kecil yang merajuk.

"Hei, kita mau kemana?" yanyaku sambil menarik kursi di sebelahnya untuk duduk.

"Kencan." jawabnya singkat.

Aku memutar bola mataku. Apa mencabut akar kecambah sedikit mempengaruhi otaknya?

"Iya, tapi kemana?" tanyaku lagi.

"Rahasia." Kali ini dia mengangkat wajahnya sambil menyengir.

"Aku tidak-"

"Sudah sana cepat siap-siap ganti baju." Jaehyun memotong omonganku lalu kembali fokus dengan kecambahnya. Tapi tidak bisa begini, lagipula ini masih terlalu pagi untuk pergi. Baru saja aku hendak bertanya lagi, Jaehyun tiba-tiba berdiri lalu berjalan ke arah ibuku.

"Ibu, ini sudah selesai."

Apa?! Ibu?

"Sejak kapan kau memanggil ibuku dengan sebutan ibu?" tanyaku cepat.

"Sejaaaak, 20 menit yang lalu?" jawaban Jaehyun menggantung sebelum melanjutkan. "Tidak penting. Sudah sana siap-siap, syuu syuu~"

Jaehyun melambaikan tangannya mengusirku seperti kucing. Melihatku diusir seperti itu, ibu tertawa puas sekali. Jujur saja, aku jadi merasa terasing di antara mereka berdua.

Affected [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang