He Loves Her

1.4K 204 135
                                    

Akhir bulan adalah yang paling kunantikan. Iya kalian tidak salah baca. Biasanya orang-orang sangat menantikan awal bulan, tapi itu tidak berlaku untukku. Maklum, gajiku baru turun tiap akhir bulan he-he.

Biasanya setelah mendapat gaji, pulangnya aku akan langsung belanja bulanan. Jadi sekarang aku sedang di supermarket untuk buang-buang uang. Memang seperti itu siklusnya, sudah banting tulang peras keringat untuk dapat uang. Saat sudah di tangan langsung dipakai untuk menyenangkan diri yang sudah lelah. Harusnya tidak usah cari uang saja kan biar tidak lelah? Hmm, tapi bukan seperti itu  konsepnya.

Lupakan.

Setelah mengambil semua kebutuhan seperti sabun, pembalut, tissue, camilan dan teman-temannya. Aku memutuskan untuk membeli buah. Namun saat sedang sibuk memilih apel, aku tidak sengaja melihat Hyunji. Anak itu juga sedang memilih jeruk. Wah, dua minggu tidak bertemu saja perutnya sudah semakin besar. Kuputuskan untuk menyapanya, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padanya.

"Hai, Hyunji?" sapaku pelan.

Anak itu lalu berbalik menghadapku. Dia tampak sedikit terkejut tapi hanya sebentar. Aku tidak tahu ekspresi bawaannya memang terlihat angkuh atau memang dia ingin berlagak seperti itu.

"Hai, kau sedang belanja juga?" tanyanya berbasa-basi. Dia pasti sudah tahu jawabannya karena aku juga membawa keranjang.

"Hmm, bagaimana kandunganmu? Baik-baik saja kan?" dia reflek mengelus perutnya lalu mengangguk.

Terakhir aku mengantarnya waktu itu aku juga cemas. Ia jatuh saat perutnya sudah lumayan besar. Kalau kuhitung dari waktu itu, kandungannya sekarang sudah memasuki umur 25 minggu. Untungnya saat kami periksa saat itu, dokter bilang kandungannya tidak apa-apa. Mungkin karena jatuhnya tidak terlalu keras juga. Aku masih sempat memeluk anak itu saat kami terjatuh jadi hanya tangan kami yang lecet. Dokter menyuruh Hyunji kembali jika dia mendapatkan flek atau mengalami kontraksi. Oh iya, saat melakukan USG kemarin aku sempat bertanya apa jenis kelamin anaknya dan ternyata dia perempuan.

Hoho, putrinya pasti nanti cantik sekali.

"Terima kasih sudah mengantarku waktu itu." aku mengangguk untuk menanggap. Karena aku diam saja, anak itu kembali memilih jeruk untuk ditimbang.

"Ada apa? Aku tidak yakin kau menyapa hanya untuk bertanya kondisi kandunganku."

Benar sekali.

"Mau minum dulu?" tanyaku padanya. Anak itu tidak langsung menjawab. Dia seperti sedang mempertimbangkan sesuatu sebelum akhirnya mengangguk. Kami lalu sama-sama pergi ke kasir untuk membayar.

🍑🍑🍑


"Jadi kenapa?" tanyanya langsung saat kami sudah duduk di sebuah kafe, masih di sekitar area supermarket ini. Anak itu langsung meminum milkshake strawberrynya sampai setengah gelas.

"Kau kenal Kim Doyoung?" satu pertanyaan kulontarkan. Aku tidak yakin bagaimana ekspresi Hyunji sekarang. Anak itu sedang menunduk dan terdiam cukup lama, tidak segera menjawab pertanyaanku.

"Jaehyun memberitahumu kalau Doyoung yang menghamiliku?"

Hyunji bertanya to the point, dapat kulihat senyum tipis yang terlihat getir di sana. Apa yang membuatnya menjadi sedih seperti itu? Apa pertanyaanku salah?

Aku sekali lagi mengangguk. Memikirkan kalimat pertanyaan tepat selanjutnya.

"Memangnya kenapa jika aku mengenal Doyoung? Itu tidak akan mengubah kenyataan siapa yang akan menjadi ayah anak ini nantinya." masih tersenyum, Hyunji melanjutkan.

Affected [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang