First Meeting

1.9K 301 171
                                    

Tik. Tok. Tik. Tok.

Suara jam yang terpasang di dinding membuatku semakin gugup.

Hari ini Jaehyun akan mengajakku untuk bertemu keluarganya. Sesuai perjanjian, untuk meyakinkan keluarganya bahwa ia benar-benar sudah punya kekasih. Untuk menghindari anggapan bahwa dia penyuka sesama jenis dan menghindari perjodohan dengan teman kecilnya.

Beberapa kali aku memeriksa penampilanku di depan cermin. Aku ingin tampil cantik supaya Jaehyun tidak -merasa- malu punya kekasih sepertiku. Siapapun yang melihat Jaehyun pasti berpikir dia diberkati paras yang sangat sempurna. Dan aku tidak mau membuat kata sempurna itu memiliki cela karena aku menjadi kekasihnya.

"Tidak perlu cemas, kau sudah cantik. Kau kan anak Lee Jiyeon." Ibu tertawa saat memuji dirinya sendiri.

"Ya ya ya, seandainya aku juga mewarisi rasa percaya diri Lee Jiyeon."

"Kenapa tidak?" Aku memutar bola mataku sambil mengendikkan bahu. Kalian pasti mengira aku tidak sopan ya, tapi bagaimana lagi memang seperti ini interaksiku dengan ibu, mirip seperti teman akrab.

"Ini sudah jam 4, kenapa belum berangkat?"

"Jaehyun akan menjemputku, ingat bu, kan aku mau ke rumahnya." Ibu mengangguk lalu memberiku potongan apel yang baru saja dikupasnya.

"Alangkah bagus kalau hubungan kalian tidak hanya pura-pura." Ya ibu tahu kalau aku hanya pura-pura pacaran dengan Jaehyun. Secara teknis, aku adalah pacar sewaan. Aku tidak keberatan, toh disini lebih banyak aku yang diuntungkan.

"Bu, jangan seperti itu. Kalau aku pacaran betulan aku tidak akan mendapat uang." Ibu menghela napas, entah apa yang ada dipikirannya. Ibu pikir mungkin aku sudah gila uang.

"Padahal ibu ingin punya menantu yang tampan seperti Jaehyun." Aku memutar bola mata sekali lagi.

"Bu jangan-" Aku tidak melanjutkan kalimatku karena bunyi bel pintu.

"Ah, calon menantu ibu sudah datang, cepat buka pintunya." Aku mendengus.

"Aku langsung berangkat saja ya, sampai nanti bu." Aku memeluk ibu lalu berjalan ke pintu depan.

Sekali lagi aku memeriksa diriku melalui kaca lemari setelah memakai sepatu. Aku membuang napas dari mulut sebelum membuka pintu.

Semua akan berjalan lancar Ahra.

Sekon berikutnya aku membuka pintu dan di sana ada Jung Jaehyun. Dia tersenyum saat melihatku. Kalian tahu? Aku jadi ingin menusuki lesung pipinya.

"Wow, pacarku cantik sekali." Aku memukul lengannya pelan.

"Jangan membual, ayo berangkat!" Aku berjalan keluar duluan meninggalkan pemuda -yang masih tertawa- itu di belakang.

Dengan beberapa langkah panjangnya Jaehyun berhasil menyusulku dan berjalan di sampingku. Aku meliriknya sebentar lalu berhenti berjalan. Sadar dengan tindakanku Jaehyun ikut berhenti.

"Kenapa?"

"Aku tidak salah kostum kan?" tanyaku sambil menunduk memandang baju yang kukenakan.

Wajar saja aku merasa seperti itu, Jaehyun berpakaian santai sekali, jeans warna denim, kaos putih dan kemeja coklat sebagai luaran. Walaupun secara teknis kami makan di rumahnya, kukira ini akan sedikit terlihat formal karena dalam rangka mengenalkan pacar ke orang tua.

Karena dalam usaha tidak ingin mempermalukan Jaehyun, aku memakai dress terbaik yang kumiliki. Aku bahkan memakai flat shoes, bukan sneaker seperti biasanya. Kalau tahu Jaehyun berpakaian santai harusnya aku pakai sneaker saja tadi.

Affected [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang