High Tension

1.2K 190 119
                                    

Doyoung tetap mengantar Hyunji sampai rumah dengan selamat walau beberapa kali perempuan itu sempat mengomel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung tetap mengantar Hyunji sampai rumah dengan selamat walau beberapa kali perempuan itu sempat mengomel. Ada berbagai hal yang menyebabkan perempuan itu tidak bisa mengontrol emosinya, salah satunya yang paling mendominasi adalah kejahilan Doyoung, yang memang sengaja mengganggunya. Sadar apa yang telah dilakukannya tidak baik, perempuan itu menghela napas lelah.

"Bersama denganmu sebentar lagi mungkin bisa membuatku melahirkan hari ini juga." perempuan itu memijat pelipisnya, berharap hal itu bisa sedikit menjernihkan pikirannya.

"Kau tidak apa-apa?" Doyoung bertanya perhatian, terlihat sedikit khawatir, tidak menyadari bahwa itu adalah hasil perbuatannya. Tangan kiri Doyoung terulur untuk memijat tengkuk Hyunji. Sayangnya perempuan itu segera menepisnya, membuat suasana tiba-tiba menjadi canggung.

"Kau turun saja dulu, nanti kubawakan belanjaannya."

Menyerah dengan Doyoung, Hyunji membiarkan Doyoung melakukan apa yang ingin dilakukannya. Dia membuka pintu lalu turun dengan hati-hati, perutnya yang semakin membesar membuatnya agak kesulitan untuk bergerak bebas.

Tinggal dua bulan lagi, Hyunji membatin.

Kakinya melangkah pelan menuju pintu rumah, meninggalkan Doyoung yang baru saja keluar dari mobil. Pemuda itu tidak segera mengambil belanjaan Hyunji, malah sibuk dengan ponselnya. Hyunji membiarkannya saja. Bertepatan dengan ia sampai di depan pintu rumahnya, sebuah mobil berhenti di depan rumah Jaehyun. Kaki Hyunji rasanya lemas seketika, itu mobil Jaehyun. Matanya panik mencari Doyoung yang baru saja menutup pintu mobilnya dengan kantong belanjaan di tangan. Hyunji baru saja mau memanggil Doyoung untuk menyuruhnya buru-buru masuk ke rumah tapi terlambat. Jaehyun sudah keluar dari mobilnya dan berjalan cepat kearah Doyoung. Tidak perlu menebak apa yang selanjutnya terjadi. Tentu saja Jaehyun tidak akan melewatkan kesempatan yang telah ditunggunya selama berbulan-bulan yang lalu.

"Jaehyun!!" Hyunji memekik melihat Jaehyun menarik lengan Doyoung lalu memukulnya sampai si pemuda tersungkur. Mendapat perlakuan yang tiba-tiba itu, Doyoung tentu saja terkejut bukan main. Kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya waktu si pemuda Jung menarik kerahnya sampai berdiri lalu meluncurkan satu pukulan lagi. Doyoung menggeram antara menahan sakit dan kesal. Pemuda itu segera berdiri lalu balas memukul Jaehyun. Hyunji menjadi semakin panik karena perkelahian dua orang itu. Matanya memburu melihat ke sekitar untuk mencari seseorang yang bisa membantunya melerai dua anak manusia yang tengah baku hantam. Nihil, dia tidak menemukan siapapun. Keadaan di sekitar rumah mereka terlalu sepi, Ayah Jaehyun pasti juga belum pulang.

"Hentikan!!

"Doyoung! Jaehyun!" wanita itu berusaha menarik perhatian kedua orang itu, tapi percuma, tidak ada yang mau mengalah.

"Dasar brengsek!!" Jaehyun mengumpat sambil kembali melayangkan pukulan ke wajah Doyoung.

Ini tidak bisa dibiarkan seperti ini, Hyunji berpikir keras tapi tidak mempunyai pilihan lain selain mengumpankan diri untuk melerai keduanya. Dengan memberanikan diri, Hyunji melangkah maju untuk menghampiri Jaehyun dan Doyoung.

Affected [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang