(7) Itu

64 9 1
                                    

Pagi pun tiba yang bangun pertama Yunho, sementara Kinan masih terlelap di sampingnya.

Yunho duduk di kasur lalu menatap Kinan yang masih di alam mimpi, melihat wajah polos Kinan membuat Yunho tersenyum.

Jika dipikir ini adalah pengalaman pertama yang menyenangkan juga membuat jantungnya berdebar, Yunho berfikir apa Kinan merasakan hal yang sama ?

Entahlah Kinan tak dapat di tebak dengan mudah.






"Pagi Yunho" Sapa Mama Kinan melihat Yunho keluar kamar.

"Pagi juga ma" Jawab Yunho menghampiri Mama Kinan.

"Kinan masih tidur ?, Dia emang selalu gitu tiap pagi ?" Tanya Mama Kinan heran masa ini suaminya duluan yang bangun istrinya masih molor.

"Engga kok Ma, hari-hari biasa juga Kinan bangun lebih pagi, mungkin lagi kecapean"

Bukan tanpa sebab Yunho bilang Kinan kecapean masalahnya waktu mengetahui Mama Kinan akan dateng Kinan yang berusaha membersihkan rumah sampe kinclong dan pada akhirnya dapet pujian dari Mama.

"Kecapen ?" Gumam Mama Kinan, Tapi jawaban Yunho tadi membuat Mama Kinan berfikir lain.

"Yunho Mama mau ngomong, diruang tamu aja yuk" ajak Mama Kinan.

Agak tegang Yunho pas Mamanya Kinan bilang gitu, pasalnya dia belum pernah ngobrol berduaan saja dengan mertuanya ini.

"Mama mau tanya kamu jujur ya gapapa"

"Iya Ma" Yunho pun menegakkan pundaknya siap menjawab pertanyaan Mama Kinan.

"Kamu udah pernah 'itu' sama Kinan ?"

'itu' Yunho masih mencerna kata ambigu tersebut yang dibarengi dengan nama Kinan.

Sementara Mama Kinan menunggu sampai Yunho dapat mencerna kata yang sengaja tidak di sebutkan dengan jelas itu.

"Ahhh" Oke Yunho ngerti.

"Eng- enggak Ma, kita gak ada sampe kesana" Jawab Yunho agak gugup pas akhirnya ngerti akan arah pembicaraan ini.

Sumpah kalo di inget semalem aja udah canggung gitu, apalagi kalo sejauh itu keduanya benar-benar belum siap.

"Kamu kok gugup sih, bohong ya ?" Hardik Mama Kinan, curiga dengan pernyataan Yunho yang kurang meyakinkan.

"Eh enggak Ma, aku gak bohong serius deh, toh kita masih sekolah" Kata Yunho sebenernya dia juga gak yakin kalo selesai sekolah bisa 'itu' ama Kinan apa enggak, Kinan nya aja sekarang gitu.

"Ohh bagus deh kalo kamu ngerti batasan, Mama bersyukur banget punya menantu kaya kamu, baik, soleh, sopan, Mama berharap kamu bisa bimbing Kinan ya" Kata Mama Kinan dengan tatapan bangga serta sendu dalam waktu bersamaan.

"Semenjak Papanya Kinan meninggal, dan akhirnya kami menikahkan Kinan dengan kamu, Mama sangat percaya kamu bisa gantiin figure laki-laki yang paling di percaya Kinan yang dulu Papanya jadi kamu, dengan adanya kamu disamping Kinan saat dia kehilangan, Mama harap itu bisa mengurangi rasa sedihnya, juga Yunho maafin Kinan yaa yang belum bisa jadi istri yang baik, kalo Kinan salah jangan di marahin ya Yunho dia gak bisa di bentak, Mama percaya sama kamu, tolong jaga Kinan ya" Kata Mama Kinan dengan berlinang air mata.

Mendengar penuturan Mama Kinan, ada rasa beban, rasa tanggung jawab, rasa bangga karena di percaya juga rasa sedih mengingat Kinan kehilangan Papanya diwaktu yang hampir bersamaan saat mereka akhirnya sah menjadi suami istri, semua bercampur menjadi satu.

"Mama tenang aja Yunho bakal jaga Kinan selalu, jangan khawatir ya Ma" Ucap Yunho dengan lembut juga mantap sambil menggenggam tangan Mama Kinan.

Di samping itu Kinan yang baru bangun mendengar percakapan keduanya dengan berlinang air mata, tadinya Kinan mau samperin aja pas mamanya bilang tentang 'itu', tapi semakin di denger pembicaraan keduanya semakin dalam membuat Kinan memberhentikan langkahnya dan memilih untuk mendengarkannya dibalik tembok.

Rasanya campur aduk saat mendengar pembicaraan itu, juga melihat wajah Yunho yang seyakin itu buat hati Kinan menghangat, walau di hati Kinan laki-laki nomor 1 tetap Papanya.


"Kinan ini kok ga ada yang bisa dimasak sih" Protes Mama Kinan yang lagi ngecekin kulkas yang ternyata isinya cuma air dingin.

Padahal rencananya Mama Kinan mau buat sarapan, karena tadi Kinan bilang kangen masakan Mamanya, ini malah gak ada bahan buat dimasak.

"Ehh iya beluman belanja Kinan ma, ihh lupa" Kata Kinan sambil menghampiri Mamanya ke dapur.

"Yehh gimana sih kamu, yauda sana belanja ama Yunho"

"Lah terus mama sarapan apa ?" Tanya Kinan yang khawatir.

"Jaman sekarang udah ada ojol gitu kok, tenang aja udah sana jalan sama Yunho"

"Ehh Yunho udah mandi kan ?, Itu sana ke supermarket masa kulkas kosong gini" Kata Mama Kinan pas banget Yunho baru keluar kamar abis mandi.

"Yauda yuk"

Keduanya pun berangkat ke supermarket naik mobil kalo motor entar susah bawa belanjaannya jadi lebih baik naik mobil.

"Mau mampir sarapan bubur pakde dulu ga ?" Tanya Yunho membuka pembicaraan.

"Sarapan di mall aja nanti" Kata Kinan yang belum laper banget.

Yunho pun ngangguk dan melajukan mobilnya keluar perkarangan rumah.

"Ahh iya besok prajib ke puncak, duhh" Keluh Kinan yang baru inget besok Pramuka wajib ngadain perjalanan ke puncak.

"Iya nih berarti sekalian beli buat perjalanan kesana entar" Kata Yunho.

"Lah kaka emang ikut ?" Tanya Kinan yang heran Yunho udah kelas 12 ngapain ikut acara ginian.

"Di ajakin Mingi gua"

"Ohh, Ka Mingi panitia itu" Kata Kinan yang kenal siapa Mingi.

Mingi nama lebih lengkapnya Song Mingi, semua orang sath sekolahan juga tau Yunho Mingi udah kaya upin ipin yang berdua terus, malah sampe di kira belok.

Padahal 100% keduanya lurus.

"Hmm, Mingi maksa gitu anaknya" Kata Yunho.

"Tapi Ka, ada yang mau gua tanya" Kata Kinan yang mulai serius bahkan posisi duduknya pun kini menghadap ke arah Yunho, membuat Yunho melirik sekilas kearahnya.

"Ka Yunho sama Ka Mingi pacaran ?" Tanya Kinan membuat Yunho hampir ngerem mendadak, 'gila kali gua di kira belok ama istri sendiri' Batin Yunho.

Yunho pun melihat Kinan memastikan apa Kinan bercanda atau tidak dari ekspresi nya, namun wajah Kinan menunjukan bahwa dia sangat penarasan dan tidak ada tanda-tanda bercanda di sana.

"Ya engga lah jangan percaya gosip aneh gitu kali, gua masih demen sebangsanya elu kok Nan, anjir merinding bayangin muka tablonya Mingi" Kata Yunho.

Tapi Kinan masih curiga bisa aja Yunho nerima pernikahan ini cuma alibi soalnya dia ada hubungan sama Mingi, jadi biar kedua orang tuanya tak curiga dia sengaja menerima pernikahan ini dengan senang hati.

"Apa ?" Tanya Yunho yang merasa risih di liatin Kinan dengan tatapan sinis.

Kinan memilih untuk kembali ke posisi duduknya tadi, sambil melipat tangannya memikirkan hubungan macam apa yang di jalan dua tiang itu.

"Nan, gausa cemburu" Kata Yunho.

"Dih siapa yang cemburu ?!?" Tanya Kinan ngegas.

"Ya abis lu liatin gua serem gitu, serius gua engga ada apa-apaan sama Mingi" Kata Yunho mau meluruskan.

"Iya iya yauda" Kata Kinan akhirnya, 'yauda lah bukan urusan gua juga' pikirnya.

Mau lanjut ga nih ?




















Tetep di lanjut sih wkwk, ayoo dong voment

Lop u 💙

Conjunction ; Yunho Ateez ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang