Chapter 41.

670 28 13
                                    

Nb: Mau ngasih tau aja, kalo baca sambil dengerin lagu - Sampai menutup mata- Acha septriasa.

Biar lebih Dapet rasanya,siapin tisue juga kalo nangis author ga tanggung jawab ya:)

Kalo ga nangis? Fixs kalian butuh tempat sepi baca ini hehehe.

"Solusi buat masalah lo cuman satu Bal, minta maaf ke dia sebelum ada yang bikin dia nyaman" Ucap Zaki sambil menepuk nepuk pundak sahabatnya.

Ia berpikir, benar sikapnya kepada Camel akhir akhir ini sangat cuek, bahkan ia rela tidak menjemput Camel hanya karena Dara.

Iqbal pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kelas gadisnya, disana ia tak melihat Camel ada di tempatnya.

Iqbal memasuki kelas Camel dengan santai seperti kelas sendiri, tak peduli tatapan heran dari se isi kelas, disana ia melihat Acha, Via, dan puput yang sedang bercanda, anehnya saat ia datang mereka langsung diam.

"Dimana?" Tanya Iqbal.

Namun tak ada jawaban dari ketiganya mereka malah memalingkan muka mereka.

"Dimana Camel Cha!" Ucap Iqbal menaikan satu oktaf suaranya.

Brak!

"Kenapa lo cari Camel Hah! Belum puass lo sakitin dia dikantin, mikir kek mikir" Ucap Acha emosi.

Fafa yang melihat susana kelasnya tak kondusif langsung keluar kelas ingin menemui Zaki, namun baru ia ingin membuka pintu, pintu sudah dibuka dari luar.

"Zak" Ucap Fafa sambil menunjuk Acha dan Iqbal dengan dagunya.

"Lo kalo ngomong disaring dulu bisa kan tuh mulut, jangan asal jeplak aja" Kata Acha sambil menunjuk nunjuk Iqbal.

"Udah Cha" Kata Zaki menenangkan.

"Mana Camel?" Tanya Iqbal lagi.

"Pikirlah, lo cowoknya kan, masa gatau tempat favorit dia" Sinis Acha.

Tanpa menjawab Iqbal langsung keluar kelas, dan ingin menyusul Camel ditaman belakang sekolah.

Ya taman, Camel sangat suka menuju taman belakang, sama seperti dirinya, karena disana ia mendapatkan ketenangan karena suasana taman yang sepi.

Disana ia melihat Camel menunduk,hingga membuat beberapa helai rambut menutupi wajahnya, Iqbal melangkah kan kakinya menuju kursi yang di duduki Camel.

Disana ia merasakan matahari langsung menyengat mukanya, mengapa gadis ini tak kepanasan, apa ia sengaja.

Iqbal melepas topinya dan langsung memakaikan nya di kepala Camel lalu duduk di sebelahnya dan mengambil beberapa helai rambut Camel lalu diselipkan ditelinganya.

Camel yang merasakan ada yang memakaikanya topi dan merapikan rambutnya pun memalingkan mukanya kesampingnya disana Ia mendapati Iqbal yang menatap lurus kedepan.

Rasa itu kembali lagi, sesak didadanya yang mulai reda seakan menuntutnya untuk terus merasakannya.

Camel tak mengucapkan apapun, tanganya bergerak ingin melepas topinya namun ditahan oleh Iqbal, Camel kembali menatap Iqbal, pria itu masih saja menghadap depan namun kali ini bibirnya terbuka sekaan ingin mengatakan sesuatu.

"Jangan dilepas Panas" Camel menaikan salah satu alisnya. Apa ini? Mengapa dia bertingkah seakan akan tak ada apapun Dasar lelaki brengsek!

"Maaf" Ucap Iqbal kini menggeser posisi duduknya berhadapan dengan Camel.

"Aku minta maaf" Ulangnya sekali lagi.

"Maaf kau pikir aku akan langsung luluh?" Batin Camel menggeram kesal.

COUPLE GOALS (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang