BAB 6

77K 8.2K 816
                                    

"Bahkan dia terlalu jahat untuk sekedar diingat."

***


Milla segera membuka pintu ketika suara ketukan terdengar. Ia sudah memasukan sekotak nasi goreng ke dalam tote bag. Makanan yang ia masak pagi-pagi khusus untuk Darpati.

"Pagi tuan putri," sapa Darpati tersenyum.

"Ayo berangkat."

"Oke," Darpati langsung mengangguk patuh.

"Eh ini makanan lo. Nasi goreng terakhir buat lo."

Darpati mendadak terkesiap. Ia memaksa tersenyum dengan mata mengamati Milla dan tote bag itu secara bergantian.

"Kenapa?" tanya Milla dengan alis menaut.

"Hoh?" cowok itu terkesiap lalu mengambil tote bag dan memasukkan ke dalam tas.

"Segitu pengennya ya lo makan masakan gue?"

Darpati kembali memaksa tersenyum meski batinnya berkata lain.

Mil lo niat banget racunin gue pagi-pagi.

"Anterin adek gue ke sekolah jangan keluyuran," Aldi keluar dengan baju rapi. Iya hari ini adalah kerja pertamanya di perusahaan Atmaja.

"Iya bang. Suudzon lo sama gue," belanya.

Alis Darpati menaut saat melihat luka basah di pelipis Aldi.

"Lo abis berantem bang?"

"Yaelahh apa yang boleh berantem cuma lo cebol?" sergah balik Aldi.

"Buset main fisik."

"Abang berangkat dulu," pamit Aldi memeluk Milla lantas berjalan.

"Milla gak bisa bedain mana gula mana garam," bisik Aldi lirih ketika bersimpangan. Sontak saja Darpati langsung melirik kotak makan isi nasi goreng itu lagi.

"Hati-hati kalian berdua," ucap Aldi lagi sebelum cowok itu berlalu dengan motor beat hitamnya.

Sedangkan Darpati cowok itu mencoba menyakinkan diri jika masakan Milla tidak seburuk yang dibayangkan.

Belum sempat Milla naik ke jok motor Darpati ponselnya berdenting, notif masuk terlihat dari ponselnya yang baru saja menyala. Alis Milla menaut siapa yang mengirimnya pesan sepagi ini.

From : Athur

Gue tunggu di rooftop sebelum jam masuk.


Dadanya mencelos seketika. Ia buru-buru keluar dari room chat dan memasukkan ponsel ke dalam tas. Ia menepuk bahu Darpati beberapa kali.

"Ajakin gue bolos!" perintahnya.

"Lah?"

"Udah cepet!"

Darpati menggeleng, "Ogah! Bang Aldi bisa ngamuk kalo lo bolos kunti!"

"Bodo amat! Bodo amat! Pokok gue pengen bolos hari ini!" bersikekeuhnya.

"Terus mau bolos kemana Jumilah?"

"Kemana aja! Bacot banget lo!"

Cowok itu hanya mampu menghela napas panjang. Kalo sudah seperti ini mau dibujuk sampai guling-guling Milla juga tidak akan merubah keputusannya.

"Darpa! Cepet!"

"Buset iya kunti! Warkop yoi kagak?"

"Gaslah!"

***

"Milla temen panti Darpati?"

Gadis yang duduk di ruang tamu rumah megah itu tersenyum lantas mengangguk. Setelah pulang dari warkop dan mengelilingi Jakarta Darpati membawa Milla pulang ke rumahnya.

KATA SANDI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang