16

1.3K 162 7
                                    

"Hai, Jeon Wonwoo."

Wonwoo membulatkan matanya dan terkesiap, potongan kue tart yang baru saja akan ia lahap terhenti. Wajahnya bagai orang bodoh.

"Ha—hai juga." Ucap Wonwoo.

Mingyu tertawa, "Sepertinya tanpa aku harus mengenalkan diri, kau sudah tahu siapa aku." Ucapnya.

Wonwoo terdiam, ia tidak tahu harus melakukan apa. Mingyu berjalan mendekat, mendekat. Wonwoo ingin sekali kabur dari situ dengan cepat. Tapi ia tak bisa bergerak. Ruangnya sangat terbatas. Ia merutuk kenapa ia tadi memilih untuk menyendiri di dekat dinding, di pojok pula.

Mingyu begitu dekat dengannya. Wonwoo mengigit bibir, memejamkan mata, bersiap jika saja Mingyu memukulnya atau menciumnya—apapun itu yang pastinya dia memikirkan sesuatu yang buruk.

Tapi tak ada apapun yang terjadi. Dia hanya merasakan tangannya bergerak karena sesuatu menyentuh garpu dengan potongan kue yang sedang ia pegang. Perlahan ia membuka mata. Mendapati Mingyu sudah menjaga jarak dan dia tengah mengunyah sesuatu.

"Huh? Apa?" tanya Mingyu dengan tatapan mengejek.

"Ka—kau—!" Wonwoo tidak dapan menahan rona merah yang menjalar di wajahnya dan ia sangat kesal dan malu.

Mingyu hanya memakan kue yang sedang nganggur di garpunya karena tak jadi ia masukkan ke mulutnya tadi.

Jadi, apa yang Wonwoo harapkan?

Wajahnya semakin memerah, bahkan melebihi merahnya tomat. Mingyu tertawa.

"Ahah—kau, kau sangat lucu." Ucap Mingyu di sela tawanya.

Wonwoo mencoba untuk tidak meleparkan sisa kue ke wajah pemuda dihadapannya itu.

Mingyu selesai tertawa, ia menatap Wonwoo, wajahnya berubah serius. Wonwoo menelan ludah.

"Kau bilang, kau tidak ingin bertemu denganku." Ucap Mingyu.

"Ya," Wonwoo menjawab, "aku tidak ingin bertemu denganmu."

Mingyu menunduk, "Bahkan sekarang?"

"Ya—" Wonwoo terdiam sejenak, "tapi, sepertinya aku berubah pikiran."

"Kenapa?" tanya Mingyu.

Wonwoo menaikkan alisnya bingung, "Apanya?"

"Kenapa kau tidak ingin bertemu denganku?" tanya Mingyu.

Wonwoo tidak menjawab, memilih untuk menghabiskan kuenya. Ia lalu menaruh piring bekas yang tadi ia gunakan keatas meja dan Mingyu mengikuti langkahnya.

"Wonwoo—"

Wonwoo berbalik dan membuat Mingyu hampir saja menabraknya. Wonwoo tertawa.

"Pernah ingat kalau aku pernah bilang aku tinggal di luar negeri?" tanya Wonwoo.

Mingyu menaikkan alisnya bingung, "Uhm—yeah?"

"Aku membohongimu, simple, karena itu." ucap Wonwoo.

Mingyu mengerjapkan matanya.

Wonwoo berdecak, "Kau terlihat tidak mengingatnya," Mingyu tersenyum tanpa dosa, "padahal aku ingat kau pernah bilang tidak suka dibohongi dan aku baru saja membohongimu."

Wonwoo menarik napas, "Aku panik saat tahu kau teman dari orang yang disukai Jihoon. Lalu dengan cepat aku tidak ingin bertemu denganmu," Lanjutnya, "aku tidak ingin kau marah padaku."

Mingyu terdiam sejenak sebelum menghela napas lega. Ia berjongkok.

"Syukurlah, cuma karena itu. Ku kira kau membenciku atau kau punya kekasih diluar sana." Ucap Mingyu.

Wonwoo menaikkan alisnya, "Untuk apa aku melakukan hal itu? aku sudah punya kau." Ujarnya.

Mingyu terdiam, ia teringat sesuatu, "Lalu kenapa kau tidak ingin aku tahu wajahmu?" tanyanya.

Wonwoo ikut berjongkok, "Karena jika aku memberitahumu, kau akan cepat menemuiku, aku selalu berada disekitarmu, ternyata," ia tertawa kecil sambil mencolek pipi Mingyu.

Mingyu tertawa.

Wonwoo tersenyum, "Gigimu, aigoo~ lucunya~"

Mingyu menjauh dan segera berdiri. Wonwoo menatapnya.

"Berdirilah." Ucap Mingyu.

Wonwoo mengangguk, ia berdiri. Keduanya terdiam canggung.

"Uhm. Maafkan aku." Ucap Wonwoo akhirnya.

"Aku sudah memaafkanmu." Ucap Mingyu.

Wonwoo tersenyum kearah pemuda itu dan hal itu membuat Mingyu merona.

"Ja-jangan tersenyum begitu," Ucap Mingyu, Wonwoo menatapnya bingung, "kau terlalu indah, aku tidak kuat."

Wonwoo mendengus dan menendang kaki Mingyu, "Gombal."

Mingyu tertawa, ia lalu terdiam sejenak, kemudian menatap Wonwoo, "Boleh aku memelukmu?"

Wonwoo tertawa, "Tentu saja, kenapa tidak?"

Mingyu memeluknya, ia tersenyum lega, "Aku tidak ingin kehilanganmu." Bisiknya di telinga Wonwoo.

"Gombal lagi," Wonwoo memutar matanya, "kau suka sekali menggombal ternyata, di media sosial ataupun sekarang." Ia terkekeh.

"Aku serius." Ucap Mingyu.

"Oke—baiklah. Aku juga." Balas Wonwoo.

Mingyu tersenyum, semakin mempererat pelukannya. Wonwoo membalas pelukan itu dan menepuk-nepuk punggung pemuda itu.

.

.

"Uhm, Mingyu?"

"Hm?"

"Sampai kapan kau akan memelukku?" Wonwoo menghela napas, "Sebentar lagi giliranku maju tiba."

"O-oh sori."

Mingyu melepaskan pelukannya, Wonwoo terkekeh, ia menepuk-nepuk wajah Mingyu lembut.

Mingyu menatapnya dalam sebelum mengeliminasi jarak wajah mereka dan mengecup bibir Wonwoo.

"Hm…."

.

.

Ada yg kurang puas? Maaf kalau begitu XD

Review, please? Setidaknya untuk sider, bisa kalian sekali aja ninggal jejak dengan review di ff ini? /puppyeyes/

Written by Coffey Milk

A Kiss from A Stranger 💋 SoonHoon [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang