21

1.9K 155 5
                                    

Jihoon tersenyum lega saat melihat tugasnya kurang satu paragraph lagi, sedangkan Soonyoung sudah mematikan televisinya dan menguap bosan juga mengantuk.

"Aku ingin tidur."

"Ya sudah. Tidur duluan sana." Balas Jihoon.

"Tidak bisa. Masa aku tidur duluan dan meninggalkan tamu ku? Itu tidak sopan." Ucap Soonyoung.

"Oh." Jihoon menyentakkan bolpoinnya saat tugasnya benar-benar selesai, tapi dia kemudian berpura-pura menulis lagi.

"Aaarrhhh Jihoon…. Kapan kau selesaiii?" tanya Soonyoung bosan.

Jihoon menyeringai, "Sepuluh menit lebih mungkin?"

Soonyoung berguling-guling di lantai, "Cepatlah Jihoon.."

Jihoon terkekeh dalam bisikan. Soonyoung lalu duduk dan menatap kearahnya. Jihoon berjengit kaget dan berpura-pura membaca bukunya juga tangan masih memegang bolpoin.

Soonyoung mendekat. Menempelkan dagu di bahu Jihoon dan melihat hasil tugas pemuda berambut pink itu. Jihoon kembali berkeringat dingin, ia tak berkutik. Deru napas Soonyoung terdengar jelas di telinganya dan itu membuat tubuhnya bergetar dan darahnya seolah naik ke wajah.

Soonyoung mendengus saat menyadari Jihoon gemetaran, ia bisa menyimpulkan satu hal, "Kau berbohong padaku. Kau sudah selesai ternyata."

Jihoon menggigit bibir, ia panik. Salah satu tangan Soonyoung melepaskan bolpoin dari tangan Jihoon dan tangan yang lain melingkar di pinggul Jihoon kemudian menarik Jihoon ke dekapannya.

"Soo—Soonyoung."

Soonyoung diam. Salah satu tangannya menutup kedua mata Jihoon. Kepalanya ia tempelkan di ceruk leher Jihoon dan mengendus leher pemuda berambut pink itu.

"Soo—Soonyoung?" Jihoon mulai menggapai-gapai tangan Soonyoung yang menutup matanya.

Soonyoung tak menjawab. Tubuh Jihoon kembali bergetar.

"Ja—jangan lakukan hal yang tidak-tidak Soonyoung—" gagap Jihoon.

Soonyoung berpura-pura tidak mendengar. Ia lalu menggigit juga menghisap leher dihadapan matanya dan itu membuat Jihoon memekik.

"Soonyoung!"

"Hentikan Soonyoung—ini sakiiitt… uhh maafkan aku.."

Soonyoung membuat tanda kepemilikan disana dan melepaskan gigitannya saat merasakan Jihoon gemetar ketakutan. Soonyoung tersenyum kecil, ia menghadapkan wajah Jihoon kearahnya dan mencium pemuda itu tepat dibibir.

Jihoon tersentak. Soonyoung memberikannya lumatan kecil sambil melepaskan tangannya yang menutup mata Jihoon. Jihoon mencengkram baju Soonyoung saat ciuman mereka semakin bertambah dalam.

Soonyoung melepaskan ciumannya dan mengecup kening Jihoon. Jihoon menatapnya sebelum menyandarkan diri di tubuh Soonyoung.

"Aku ngantuuuk." Ucap Soonyoung.

Keduanya terdiam.

"Soonyoung?"

"Hm?" suara Soonyoung terdengar parau.

"Kalau kau mengantuk jangan tidur disini." Ucap Jihoon sambil menyingkir dari pangkuan Soonyoung.

"Tidaak."

"Kenapa?"

Soonyoung menyandarkan diri di sofa dan memejamkan mata, "Karena kau tidak mau tidur denganku."

Jihoon terdiam sejenak.

Soonyoung mulai terlelap dan mendengkur. Jihoon menatap pemuda itu dalam. Tubuhnya mulai gemetar lagi. Ia lalu mendekatkan diri ke arah Soonyoung, mengeliminasi jarak diantara mereka dan mengecup bibir Soonyoung.

Tangan Jihoon mengguncang badan Soonyoung, "Baiklah. Ayo kita tidur sekarang tapi jangan disini." Ucapnya lalu berdiri dan menyeret Soonyoung masuk ke kamar.

Soonyoung tersenyum senang. Ia lalu memeluk Jihoon dan keduanya loncat keatas kasur.

"Selamat tidur.."

.

.

.

Paginya Jihoon membuka matanya dan mendapati Soonyoung tengah menatap kearahnya. Jihoon tertawa kecil dan menepuk Soonyoung pelan.

"Apa lihat-lihat?" tanya Jihoon dengan suara parau.

Soonyoung tertawa. Mendekatkan diri dan memeluk pinggang Jihoon lalu mengecup puncak kepala Jihoon.

"Selamat pagi."

Jihoon tersenyum tipis, mendongak dan mengecup bibir Soonyoung.

"Selamat pagi juga."

.

.

END LOL APA INI—

SoonHoon Yeah.

Written by Coffey Milk

A Kiss from A Stranger 💋 SoonHoon [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang