Semenjak kepulangan mereka ke Indonesia, Dara,Vano dan Wira selalu terjebak akan rasa canggung.
Dikampus pun mereka jarang bertemu apalagi Dara, entahlah mungkin dia sengaja menghindar-pikir Vano.
Namun tidak dengan Dipta, dia semakin gencar mendekati Dara mengambil kesempatan karena Dara bilang sedang malas bertemu Vano.
Mereka bahkan bertemu tanpa memberi tahu ketiga temannya, karena Dara masih belum siap bertemu Ananta e-eh maksudnya Wira.
Dan disinilah Dara tengah duduk bersama Dipta di rooftop kampus.
"Jadi gimana?" Dara mengerutkan keningnya tidak mengerti maksud pertanyaan Dipta.
"Apanya yang gimana?" Bisa Dara dengar helaan napas Dipta.
"Lo sama Wira." Dara tercekat, dia sudah tidak ingin mengingat masa-masa itu lagi, sangat menyesakkan untuknya.
~~
Dirumah milik Dipta dkk Dara duduk tak nyaman, apalagi dengan tatapan dari Dipta dan Iki sedangkan Wira dan Vano hanya diam menunggu Dara bersuara.
"Dar? Jelasin." Bujuk Dipta setelah mulai merasa lelah menunggu penjelasan saat Wira berkata 'Lea deh yang jelasin.' di bandara tadi selepas memeluk Dara.
Dara menghela napas menatap Wira yang tersenyum ke arahnya. "Jadi Ananta ini mantan gue." Jawab Dara membuat Iki dan Dipta terperangah
"Lea kita gaputus ya, kamu yang minta tapi aku gamau." Lanjut Wira membuat Vano menghela napas.
"Van, lo tau?" Yang ditanya hanya mengangguk.
"Setelah yang lo lakuin? Lo masih mau bilang lo gamau putus?" Dara mulai merasa kesal dengan perkataan Wira barusan. Enak saja, jelas saja Dara minta putus orang dia ada cewek lain.
"Lea aku kan udah bilang, kamu salah paham. Aku gasuka sama cewek itu, sebenernya.." Jelas Wira terputus karena tangannya ditahan oleh Vano membuatnya menghela napas. "Yaudah lah, tapi aku mau perbaikin semuanya. Maafin aku ya?" Ucapan Wira membuat Dipta menatap kearahnya, bagaimana bisa? Kalau Wira juga ingij memperbaiki hubungannya dengan Dara berarti pesaing nya bertambah dong? Oh tidak bisa dibiarkan-batinnya.
"Yaudah sih Wir kalo Dara udah gamau sama lo." Ucap Dipta datar membuat Iki berjaga-jaga, bisa berabe nih. Vano vs Dipta aja udah gawat banget ini mau ditambah Wira lagi.
"Ini kok jadi gini sih. Jangan gitu dong." Iki menginterupsi dan bertingkah seperti sedang berpikir. "Daripada pertemanan kita kenapa-kenapa karena cewe mending.. " Iki menatap Dara yang mulai merasa tidak enak hati karena perkataannya. "Dara sama gue aja ya?" Iki tergelak sembari sedikit meringis karena mendapat serangan dari ketiga temannya dan pukulan dikepalanya dari Dara.
"Anj... Eh Dara kok cantik sih." Iki nyengir tidak berani melanjutkan umpatannya karena melihat tiga orang pengawal gadis itu sudah bersiap.
"Apasih bang kok ngaco sih." Dara hanya melipat tangannya di depan dada tak berniat melanjutkan pembicaraan ini lagi.
~~
Jujur saja, Dara tak tahu harus bagaimana karena jauh dilubuk hatinya yang paling dalam dia masih sayang sama Ananta ya bukan tidak mungkin pasalnya Ananta itu cinta pertamanya. Tetapi, jika Ananta temannya Dipta berarti dia juga anak ARTCREW? Kenapa Ananta tidak pernah cerita padanya? Dan kenapa hanya Vano yang tahu? Kenapa Vano juga berniat mendekatinya? Ah Dara pusing, sampai-sampai dia menjambak rambutnya sendiri.
"Loh kenapa Dar?" Dipta bingung dengan sikap gadis disampingnya ini.
"Gue harus ketemu temen-temen gue dulu." Dara hendak berdiri namun tertahan oleh Dipta.
"Gue udah kabarin mereka, katanya abis ngampus kesini. Tunggu aja." Ucap Dipta dengan senyum tulus diwajahnya. Membuat dada Dara berdetak lebih cepat namun tak sengaja mata Dara menangkap sosok seseorang di pintu rooftop.
Dia adalah....
Siapa hayo...
Nungguin ya?
"Ngapain lo berdua." Tanya orang itu diikuti dua orang lagi dibelakangya.
"Wah wahhh si Dipta gercep banget sampe ngajak ke rooftop diem-diem." Siapa lagi kalau bukan Iki si mulut lemes, heran Dipta hanya geleng-geleng.
"Apaansih kak Vano." Ya yang tadi Vano, namun pria itu hanya diam lalu duduk diantara Dara dan Dipta.
"Kayaknya kita harus ngomong deh." Ucap Wira serius membuat tiga temannya serta Dara menatap kearahnya.
"Lah kan itu udah ngomong." Sela Iki membuatnya dilempari tatapan tajam oleh Wira. "E-eh iya lanjutin bos." Lanjut Iki dengan gerakan tangan mempersilahkan.
"Tapi harusnya lo gada disini Ki, bukan urusan lo." Pernyataan Wira membuat Dara dan Iki mengerutkan kening.
"Loh kenapa bang Iki gaboleh?" Dara buka suara membuat Iki tersenyum angkuh karena pasti Dara akan membelanya.
"Kita mau bahas soal cara kita ngedeketin kamu lagi Lea, Iki kan gasuka sama kamu dalam artian ya you know what i mean jadi untuk Iki get off please." Jelas Wira dengan senyuman manisnya.
"Loh Dar? lo gapapa gue tinggal sama tiga serigala ini?" Dara hanya menggeleng lalu beralih menatap Wira.
"Ananta gue gamau ya bang Iki disuruh pergi." Akhirnya, Iki merentangkan tangannya siap memeluk adik tingkat kesayangannya itu namun Vano langsung berdiri diantara mereka membuat Iki malah menabrak dirinya.
"Aduh bang Iki, Vano sayang sama abang." Ucap Vano dengan nada dimanja-manjakan dengan tangannya yang menempeleng kepala Iki.
"Kak Vano kok gitu sih." Sewot Dara menarik Iki menjauh dan Iki? Dia menjulurkan lidahnya mengejek Wira dan Vano.
"Yaudah gapapa, lo mau bahas dari mana Wir?" Dipta yang dari tadi diam mulai membuka suara.
Vano dan Wira merapat kearahnya sedangkan Dara dan Iki menatap mereka dari sudut tak mau terlibat dalam pembicaraan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gimana? Masih b aja y? TT masih ada yg kurang? Dikomentarr juseyoo, aku dengan senang hati menerima kritik dan saran dari kalian<3
-caca
YOU ARE READING
DAMAI
Teen FictionDara, gadis yang hidupnya penuh dengan kehaluan kini harus menghadapi masalah yang sangat menguras kinerja otaknya. Bagaimana tidak? Dia terjebak oleh tiga lelaki yang menaruh rasa padanya dan anehnya lagi dia juga suka sama ketiga lelaki itu. "Aduh...