04; siapa yang bodoh di sini?

663 136 39
                                    

          Hari itu, Se Jeong benar-benar melakukan apa yang dia rencanakan. Bangun lebih awal kemudian menyiapkan peralatan sekolah Chae Won. Sarapan bersama gadis kecilnya sampai dia mengantarkan Chae Won pada Bibi Park.

"Tenang saja, aku akan segera menjemput Chae Won tepat waktu nanti, Bu Park."

"Ya Tuhan, Ibu Chae Won, Anda sudah mengatakan itu lima kali sejak kemarin. Tenang saja.."

"Iya, Bu.. Chae Won akan menunggu Ibu di tempat biasanya sampai Ibu datang. Tenang saja.."

"Sepertinya yang menjadi Ibu di sini adalah Chae Won. Hahaha.."

Se Jeong hanya tertawa kecil tapi tatapan sendu mengarah pada Chae Won. Demi pekerjaan, momen paginya bersama gadis kecil itu akan berkurang.

"Sudah, Bu.. cepat pergi atau Paman itu akan menasehati Ibu lagi." seru Chae Won yang membuyarkan lamunan sang Ibu.

"Benar kata anakmu, Ibu Chae Won. Cepat pergi dan serahkan Chae Won padaku."

Se Jeong mengangguk pasrah meski hatinya berkata ingin tinggal lebih lama dan memilih untuk mengantarkan Chae Won seorang diri saja. Tapi dia tak bisa.

Detik kemudian, Chae Won melambaikan tangannya pada sang Ibu yang menuruni tangga dari lantai 4 itu. Terus menggerakkan kakinya hendak ke tempat kerjanya.

Singkat cerita, Kim Do Young sudah bangun dan bahkan sudah membersihkan dirinya. Masih memakai kaos serta celana santai, laki-laki itu hendak memasuki kamar saat bel pintunya berbunyi. Do Young beralih ke interkomnya dan mendapati seseorang berdiri di sana dengan wajah gugupnya. Do Young menjadi mengira-ngira alasan kenapa perempuan itu terlihat gugup.

"Masuk saja, Se Jeong-ssi." ujar Do Young tanpa basa-basi dan tak lama sosok itu sudah masuk ke apartemennya. "Benar-benar datang lebih awal ya?"

"Iya.." jawabnya dengan senyuman canggung. Berikutnya, Se Jeong memberanikan diri untuk menatap laki-laki yang ternyata berusia sama dengannya itu. "Anda ingin Saya masakkan apa, Do Young-ssi?"

"Kenapa dia suka sekali berbicara formal denganku?" pikir Do Young yang kemudian menghela napas. "Terserah saja. Lagipula aku sudah pernah bilang bahwa aku bukan pemilih makanan. Jadi terserah kau mau memasak apa untukku." sedetik kemudian, laki-laki itu meninggalkan Se Jeong yang masih mematung di tempat menuju kamarnya.

Entahlah, rasanya menyebalkan saja saat menemukan seseorang yang jelas-jelas memiliki usia yang sama tapi memilih untuk berbicara formal dengannya. Sebenarnya, Do Young hanya tidak nyaman dan ingin bisa akrab saja dengan Se Jeong. Tapi perempuan itu seakan membentengi dirinya dengan kuat. Tak ingin dirobohkan sedikit pun.

Tapi nyatanya hari itu dan bahkan hari-hari selanjutnya, tak ada perubahan sikap dari seorang Kim Se Jeong yang artinya benar-benar ingin berhubungan dengan Do Young layak antara majikan dan pembantu.

          Tapi nyatanya hari itu dan bahkan hari-hari selanjutnya, tak ada perubahan sikap dari seorang Kim Se Jeong yang artinya benar-benar ingin berhubungan dengan Do Young layak antara majikan dan pembantu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Re-Bloom | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang