16; baru awal dari segalanya

497 89 69
                                    

"Se Jeong-ah.." ketika laki-laki itu memanggil namanya, Se Jeong merasa ada yang aneh. Rasanya situasi berikutnya akan berubah menjadi serius.

"Hmm?"

"Aku pernah bilang bukan bahwa aku ingin membahagiakanmu?"

"Iya.."

Se Jeong kembali ke masa itu. Ketika Do Young bersedia untuk membahagiakannya. Dia tak pernah berpikir bahwa laki-laki itu sekedar bicara saja. Tapi Se Jeong masih tak percaya bahwa laki-laki itu benar-benar bersedia melakukannya.. demi dirinya. Dan.. yah~ sampai sekarang Se Jeong juga penasaran mengapa Do Young mau melakukannya secara sukarela. Namun dia juga tidak mengharapkan sesuatu yang spesial.

"Dan aku tidak berbohong soal itu. Bagaimana pun keadaanku, aku akan membuatmu selalu bahagia. Setidaknya, kau takkan lagi terpuruk seperti apa yang kau alami dulu." laki-laki itu menghela napasnya di ujung sana. "Dan aku tahu bahwa ini mungkin terdengar begitu mendadak tapi.."

Suasana serius dan cukup mendebarkan ini dapat dirasakan oleh Kim Se Jeong. Entah apa yang akan diungkapkan lagi dari sosok itu setelah ini. Namun, sekali lagi, Se Jeong tak mengharapkan sesuatu yang—

"Aku menyukaimu dan aku tak ingin seseorang menyakitimu, bahkan jika orang itu adalah aku. Kau bisa menyakitiku balik. Aku tak masalah.—

"Aku tak tahu bahwa sebesar ini aku akan menyukaimu. Alasanku hanya ingin membahagiakanmu dan terus membahagiakanmu. Tapi secara perlahan aku menaruh perasaan lebih padamu. Dan aku pernah mendengar ini dari seseorang bahwa mencintai seseorang hanya perlu membahagiakannya. Dan aku ingin melakukannya.. untukmu seorang.—

"Maka dari itu, mari kita berbahagia bersama, Se Jeong-ah. Seperti yang pernah kau katakan, tumbuh bersama dengan kebahagiaan.—

"Kim Se Jeong.. aku mencintaimu."

Sekarang, bisakah kalian membayangkan jika berada di posisi Se Jeong saat ini? Ketika ada seorang laki-laki mengungkapkan perasaan padanya. Ini sudah sangat lama sejak terakhir kali dia mendapat sebuah pengakuan.

Ada banyak emosi yang membuncah dalam diri seorang Kim Se Jeong. Dengan ditambah bahwa sejujurnya dia juga menyukai laki-laki ini. Dia tak bohong. Tapi dia bingung sekarang. Apa yang harus dia katakan?

"Se Jeong-ah? Kau tidur?"

"Ti-tidak.." oh! Kenapa tidak berpura-pura saja bahwa dia sudah tidur? Ah.. bodoh sekali.

Namun mereka kembali diam. Seolah-olah membiarkan keheningan memakan waktu. Mereka hanya tidak tahu bagaimana menghadapi situasi ini. Karena kalau ditelaah, Do Young berujar tidak secara langsung untuk mengajak Se Jeong berpacaran dan Se Jeong juga tidak tahu bagaimana membalas kalimat 'mari berbahagia bersama'. Namun ada kalimat lain yang bisa dia balas.

"Kim Do Young.." ucap Se Jeong sembari matanya menatap langit malam tanpa bintang itu. "Benarkah jika aku boleh membalas kalau kau menyakitiku?"

"Eum.." bahkan laki-laki itu mengangguk di tempatnya.

"Terima kasih.." Do Young mengernyit bingung. Kenapa Se Jeong berterima kasih? Tunggu, apa dia akan mendapat penolakan? "Aku juga akan melakukannya bersamamu.. tumbuh bersama dengan kebahagiaan dan itu bersama denganmu juga. Baiklah, ayo lakukan bersama! Aku.. eum, yah.. sama."

Do Young tersenyum bahagia. Meskipun kalimat terakhir sangat ambigu dan kelewat tidak jelas, tapi Do Young tak sebodoh itu (bahkan kalian yang membaca juga) bahwa perempuan itu menerimanya. Do Young tak bisa menutupi perasaan itu sampai dia berjingkrak-jingkrak di dalam mobilnya dan membuat kendaraan itu sedikit bergoyang.

Re-Bloom | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang