[35] Pemberi Warna

243 37 12
                                    

Selamat membaca geng :"

🎨🎨🎨

Permainan selanjutnya : Aku adalah aku.

🎨

Devan terkekeh ketika melihat kertas yang tergeletak di meja kelas Leva

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan terkekeh ketika melihat kertas yang tergeletak di meja kelas Leva. Cowok itu masih diam, ia mengamati Leva yang tengah sibuk berhitung. Pandangan Leva tak teralihkan dari buku, sekalipun.

"Gue tau, alasan lo pake sandi kotak." Devan membuka suaranya.

Leva mengerutkan dahinya. "Maksudnya?"

Devan menyodorkan kertas tersebut. Sontak, Leva langsung membulatkan matanya. Gadis itu mendadak mencari kesibukan lain. Tangannya mulai berlagak membolak-balikkan buku. Bibir bawahnya ia gigit pelan. Aduh, biasa aja, dong.

Leva masih pura-pura fokus dengan buku di depannya itu. Ia tak sanggup mendongak. Gugup.

"Lev ...."

Leva memejamkan matanya kuat-kuat. "Diem! Aku lagi ngerjain tugas."

"Tugas apa? Yang lo buka itu materi, bukan soalnya!"

Ish, Devan ngapain merhatiin, sih?!

Mau tak mau, Leva mendongak. Menatap Devan yang masih terkekeh-kekeh. Mau bagaimana lagi? Devan sudah terlanjur tahu. Sebenarnya, itu adalah tulisan Leva dari lama. Ia selalu membawa ke mana-mana. Gadis itu menyimpannya rapat-rapat. Lalu, kenapa sekarang mendadak teledor?

"Lucu, kalau lagi gugup," ledek Devan.

"Biasa aja, sih." Leva mengalihkan pandangannya ke mana saja, asal tidak menatap Devan.

"Tulisan dari kapan?" tanya Devan.

Leva mengangkat kedua bahunya tak acuh. "Gak tau, lupa."

Tak kunjung mendapat jawaban yang sesuai, cowok itu kembali meledek. "Lama banget, pasti!" Devan masih menatap Leva yang ada di depannya. Cowok itu menaikkan satu alisnya.

"Sejak kapan kamu jadi banyak cakap gini?" Leva berusaha menghindari percakapan yang tadi.

"Emang gue pernah diem kalau sama lo?" Devan sengaja membalikkan pertanyaan Leva.

Leva mengangguk yakin. "Waktu kamu deket sama Caca." Leva masih menunggu jawaban dari Devan.

"Oh itu ... Peri manisnya Devan butuh penjelasan di bagian mana?" tutur Devan dengan memanggil sebutan saat mereka kecil.

"Peri manis? Devan masih inget?"

Devan mengangguk pelan. "Nanti gue jelasin. Udah mau masuk," cakap Devan setelah melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

Leva [Finished] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang