Bahkan aku belum terima dengan takdirku sekarang
-ZahraNبسم الله الر من الر حيم
Kemudian pengemudi itu turun dan mengetok pintu berniat akan bertamu "Assalamualikum" ucapnya
Zahra sudah tau siapa yang akan bertamu, melihat mukanya saja Zahra rindu, ditambah lagi Azmi kebandung untuk menemuinya. Ntahlah Zahra tidak paham untuk sekarang.
Kemudian Zahra kebawah untuk menemui Azmi "Waalaikumussalam" ucapnya dengan datar
"Boleh aku bicara ?" ucap Azmi
"Saya tidak mau diganggu !" ucap Zahra dengan penuh penekanan kemudian menutup pintu dengan keras
Zahra kembali menangis mengingat semuanya, Zahra lelah dengan keadaan semuanya. Ia masih mendengar Azmi bicara "Zahra dengerin penjelasan aku, aku bisa jelasin" namun Zahra tidak merespon apa apa. Ia terus menangis seakan akan tidak ada waktu besok untuk menangis lagi.
Zahra berlari kekamar dan meninggalkan Azmi diluar sendirian. Ia muak dengan semuannya, ia lelah sebenarnya tetapi hatinya masih terlalu sakit untuk bisa menerima ini semuanya.
***
Haris baru saja tiba ia melihat sosok yang menyakiti adiknya datang. Untuk apa ?
"Untuk apa kamu kesini? Setelah memberikan rasa sakit kepadanya? Aku kira kamu lelaki yang pantas untuk Zahra nyatanya ?" ucap haris dengan sedikit keras"Assalamu'alaikum bang, bang haris salah dengerin Azmi dulu"ucap Azmi dengan frustasi
"Mau dengerin apalagi? Dengerin kamu yang udah jelas- jelas nerima perjodohan itu iya ?"
"Azmi ngga suka sama Salwa bang, Azmi juga belum tau Salwa bang, Azmi cuma sayang sama Zahra bang. Azmi ngga bisa ngeliat Zahra kaya gini bang. Azmi.. Azmi sayang sama Zahra bang" tak terasa air mata Azmi jatuh dan membuat Haris percaya dengan omongannya. Tetapi tidak tahu dengan Zahra
"Oke, aku mengerti. Tapi abang tidak menjamin Zahra bakalan memaafkan kamu. Zahra selama disini saja tidak mau berbica dengan orang sekitar ia lebih menyibukan untuk menyindiri"
"Bantu Azmi buat ketemu dan bujuk Zahra bang"ucap Azmi
"Nanti abang bantu, tapi tidak untuk sekarang besok kemarilah lagi. Nanti Zahra biar abang yang bujuk dulu" ucap Haris
"Yaudah bang makasih. Besok Azmi kesini lagi. Azmi pamit assalamu'alaikum"
"Waalaikumussalam"
Azmi meninggalkan teras rumah Zahra dan Haris melangkah untuk kedalam rumah.
Iapun mencoba untuk membujuk Zahra makan dari tadi malam Zahra belum mengisi perutnya
"Dek.. Ini abang, makan dulu yu. Zahra dari semalem belum makan" ucap haris namun tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar.
Haris pun mencoba untuk membuka pintu tersebut ternyata tidak dikunci. Ia pun masuk dan seketika Zahra langsung memeluk Haris
"Bang, Azmi jahat. Zahra benci sama dia. Zahra benci bang"
Kali ini kali pertama Zahra berbicara dengan Haris, diprobolinggo pun Zahra lebih memilih untuk diam. Kalau pun berbicara sama Umi Faridah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Majelisku (Syubbanul Muslimin)
JugendliteraturAku adalah salah satu dari sekian banyak penggemar Syubbanul Muslimin. Sholawatnya yang bikin Jiwa dan Raga tenang. Vokalisnya yang menenangkan Hati. Hingga aku lupa akan tujuan utama Yaitu Mendapat Syafaat dari-Nya. Disaat hati ini ingin selal...