Lara tumpah di mana-mana. Di desa petani berduka sawahnya dirampas korporat dan aparat juga tambang yang membuat alam sekarat.
Anak tani kurus lapar, putus sekolah. Panen kerap gagal, dihargai murah. Ibu tani memintal air mata karena sembako mahal ditebus dompet yang tak tebal. Ini bumi lara.
Lara pecah di sepenjuru negara. Di kota buruh menjadi romusha, menghabiskan usia membuat kapitalis makmur dan kaya.
Sejahtera sebatas utopia, kerja paksa yang diterima. Bersuara berakhir di penjara tertuduh pelaku kudeta. Upah sekadar cukup untuk makan, anak buruh berkarib dengan lapar. Ini negara duka.
Lara terserak di jauh ibukota. Banyak nyawa dicabut paksa. Militerisme membudaya. Kehidupan di bawah bayang-bayang senjata.
Lagi, Papua ditembak dan diperkosa selepas tanah dirampas negara. Adil sekadar dongeng dalam pasungan kaum loreng, mulut dibungkam dan dibuat lebam. Ini Indonesia.
XVIII/IV/MMXX