Suatu saat, kamu akan memutuskan ingin menjadi apa dirimu dan menemukan sosok yang akan menjadi role model terbaik menurutmu. Apa dan siapapun itu, kamu harus tahu kalau kamu adalah versi terbaik dari dirimu sendiri. Sosok hebat yang dengan kepolosannya membuat semua orang tersenyum saat pertama kali kamu terlahir ke bumi.
"Nanti ikut kan De?" tanya Fatih dengan mata yang fokus melihat televisi.
"Kemana Bang?"
Walaupun mata Fatih fokus ke televisi, sudut matanya bisa menangkap kalo adik kembarnya sedang melihat ke arahnya.
Iya, Laila adalah adik kembar Fatih, mereka lahir di hari dan jam yang sama, hanya terpaut lima menit.
"Pasar Agung"
"Hah ngapain Bang?" Laila masih setia menatap Fatih dengan alisnya yang bertaut.
"Karang taruna."
"Apasih Bang, Laila engga ngertiiii" Laila menarik lengan baju Fatih, mungkin dia gregetan karena jawaban Fatih malah membuatnya semakin bingung.
Fatih menghela nafas dan mengalihkan pandangannya pada Laila yang masih setia menatap Fatih menuntut jawaban.
"Beli sembako untuk acara bakti sosial karang taruna, kan kemarin Ade yang bilang ke temen-temen buat beli sembakonya hari ini ba'da sholat ashar" entah kenapa Fatih merasa sangat malas kalau harus bicara panjang lebar.
"Oh iyaa Laila lupa banget, untung aja Abang ingetin hehehee" Laila cengengesan sambil menggaruk keningnya.
Huh gue udah faham banget sama sifatnya yang satu ini, dasar pelupa. Fatih membatin.
Fatih jadi kembali mengingat kejadian waktu itu. Dulu Fatih pernah meminta tolong pada Laila untuk membuatkannya omlet.
Flash back on...
Fatih merhatiin Laila dari awal, dan Fatih lihat Laila memasukan garam ke dalam mie yang sudah di campur telur. Lalu Laila mengambil wajan, memasukan minyak dan menyalakan kompor. Setelah itu Laila mengambil adonan omletnya, Fatih melihat Laila mengambil kembali toples yang berisi garam lalu menyendoknya.
Karena heran Fatih menahan tangan Laila
"Ngapain De?""Mau masukin garem Bang, kenapa?" tanya Laila balik.
"Tadi kan udah"
"Eh emang iya Bang? Laila lupa hehehe" cengir Laila sambil menaruh kembali toples garam ke dalam lemari.
Flash back off...
Fatih tidak habis fikir dengan tingkat pelupa adik kembarnya itu. Ia hanya bisa menggelengkan kepala jika ingat hal-hal kecil tentang Laila.
"Udah tau."
"Hah udah tau apa Bang?" tanya Laila tidak mengerti dengan ucapan Fatih.
Duh ini lagi Astaghfirullah punya ade kenapa gini banget ya Allah. Ujar Fatih kembali membatin. Fatih tidak habis fikir kenapa Laila bisa begitu polos. Ah tidak, sifat Laila yang satu ini sepertinya lebih pantas jika disebut lemot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laila | SUDAH TERBIT
FanfictionAku sibuk menulis cerita bahagiaku Padahal Engkau lebih dulu mengukirnya di LauhMu Aku salah telah kecewa pada ketetapanMu Ya Allah, kini aku kembali padaMu -Laila Qisya Muharram-