Thirty Nine

347 52 5
                                    


Happy Reading___

***

Beberapa hari terus berlalu...

Akan tetapi, selama itu juga perlakuan Ridwan dan Aulia tak pernah berubah pada Selfi. Mereka berdua selalu saja bersikap acuh. Bahkan teman-teman sekelas Selfi pun berlaku hal yang sama terhadapnya.

Rasanya Ia tidak tahan jika harus terus merasakan kesepian seperti ini. Sudah beberapa hari ini Aulia pergi kekanteen tanpa mengajaknya seperti biasa, dan hanya mengajak Afisan.

Selfi benar2 merasa kesepian sekarang. Bahkan Tasya dan Fikry juga tidak lagi menampakkan diri mereka dihadapannya sejak hari itu. Lalu Rara, adik kesayangannya itu juga tak jauh beda dengan Ridwan. Meski Rara bilang bahwa Ia sudah memaafkan Selfi, tapi sikapnya tidak menunjukkan itu.

Selfi menenggelamkan wajahnya diantara lipatan kedua tangannya diatas meja. Ia menangis sejadi-jadinya karena merasakan dadanya yang semakin sesak.

Andai Selfi bisa mengembalikan semua dari awal. Mungkin kesepian semacam ini tidak akan Ia alami. Ambisinya untuk mendapat kebahagiaan dengan mengejar cinta dari Afisan, justru membuat Selfi kehilangan segalanya. Kecuali satu, yaitu kasih sayang Fildan --sang Papa yang tak pernah surut.

Apa sekarang Selfi sungguh2 menyesali perbuatannya, Atau ini juga kan berlaku sementara seperti waktu itu?

Tanpa sepengetahuannya, ternyata dibalik kaca jendela kelas ada yang tengah memperhatikannya. Mereka adalah Rara dan Ridwan. Menyaksikan kondisi Selfi seperti sekarang, membuat Rara iba. Airmatanya kini mulai jatuh dari kedua pelupuk matanya yang terasa berat.

Ridwan tau kalau adiknya itu tengah menangis. Ia lantas menangkup wajah Rara dengan kedua tangannya dan menghapus airmata itu dengan ibu jari. Setelahnya, Ridwan langsung mendekap Rara kedalam pelukan hangatnya.

Dengan lembut, Ridwan mengusap puncak kepala Rara. "Jangan nangis, de. Biarin Selfi sadar sama semua yang udah dia lakuin."

Rara hanya diam dalam dekapan Ridwan tanpa berniat memberi jawaban apapun. Bagaimanapun ini menyakitkan bagi Rara, Selfi, dan Ridwan. Karena kebersamaan yang selama ini terjalin diantara mereka harus berakhir dengan kebencian.

***

Afisan dan Faul tengah berbincang disaksikan ayah mereka malam ini.


"Bang, gue punya tebakan nih. apa yang bedain kita berdua??" Tanya Afisan.

Faul berfikir sejenak, sebelum akhirnya menjawab. "Gue tau jawabannya. Bedanya itu, usia gue lebih tua daripada loe. Karena gue lahir lebih dulu sebelum loe lahir.."

"Yaahh... koq usia sih. Bukan itu lah maksud gue. Maksud gue itu, apa yang bedain gue sama loe. Soalnya disekolah banyak yang bilang kita tuh gak mirip." Sanggah Afisan.

Seketika itu, Faul pun mengangkat satu alisnya. "Terus, maksudnya gimana??"

"Ya pastinya muka kita lah yang bikin kita beda." Afisan tertawa sepuas2nya karena berhasil menjebak abangnya itu dengan tebak-tebakan.

Ya, walaupun terkesan garing. Tapi begitulah gambaran kebahagiaan dikediaman Reza Rajasa.

Akhir2 ini, keluarga mereka tampak bahagia semenjak akurnya Faul dan Afisan. Dalam hati, Reza merasa bersyukur karena kebencian yang sempat memisahkan kedua putranya itu akhirnya selesai juga.

"ditikam ASMARA"//Lanjutan// (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang