Fourty One

333 54 4
                                    


Happy Reading___

***

Dihari yang sama dengan part sebelumnya....

Siang ini juga, Fikry dan Tasya bersiap bersama ayah mereka untuk pergi ke luar negeri. Papa mereka sudah mengetahui semua perbuatan kedua anaknya dari cerita Ridwan dkk. Ditambah pula beberapa murid yang menjadi saksi atas tindakan mereka.

Dan tentunya dengan wajah masam, Fikry dan Tasya pun hanya bisa pasrah dengan keputusan Papa mereka. Rencananya mereka berdua akan dititipkan pada paman mereka yang memang sudah lama diluar negeri. Sementara Papa mereka akan kembali setelah mengantar sampai tujuan.

Akhirnya, kini semua murid disekolah itu pun bisa bernafas dengan lega. Terutama Rara, Afisan, Faul, dkk.

***

Tak terasa, kini kelulusan sudah dilewati oleh Ridwan, Randa, dan Irwan. Itu artinya, Rara, Afisan, dkk naik ke kelas XII.

Semua aspek kehidupan sudah Rara lalui, meski tak semulus yang diharapkan. Terkadang ada saat dimana Rara bahagia, saat dirinya susah, kemudian senang, lalu sedih. Hingga sampai pada saat dimana Rara mendapatkan anugerah terindah dari Tuhan atas derita tersembunyi yang Ia hadapi. Anugerah itulah yang Rara sebut2 sebagai rembulan nya.

Jirayut.

Hari ini, Rara memandang sendu kekasihnya yang tengah bercanda ria bersama teman2nya, dan juga kakaknya. Dimeja kanteen itu ada Nabila, Putri, Alif, Aulia, Selfi, Jirayut, dan Rara sendiri. Benar, Selfi sudah bisa kembali bergabung ditengah2 Rara dkk. Akan tetapi belum ada jawaban maaf dari Ridwan, abang RaSel. Tapi itu tidak masalah untuk sekarang.

Karena berkat maaf dari Rara, Afisan, dan Aulia, Selfi merasa lebih baikan. Bahkan mereka semua yang ada dimeja kanteen siang ini tampak bahagia, bergurau, dan tertawa lepas. Hanya Rara yang diam disana.

Bukan karena Rara tak bahagia karena naik kelas, melainkan karena adanya libur sekolah usai UKK. Dan itu adalah saat yang mengharuskan Rara berjauhan dengan kekasihnya __Jirayut. Tak ada yang menyadari kediaman Rara saat ini. Dan Rara pun sedang tidak ingin mereka tau tentang kegelisahannya.

Bagaimana hari2 liburannya tanpa seorang Jirayut? Bagaimana jadinya jika Jirayut tak ada disisinya ketika Rara memiliki masalah?

Yaah, meski Rara tau bahwa dirinya terbiasa dengan itu jauh sebelum Jirayut hadir dikehidupannya. Akan tetapi kali ini Rara rasa tidak akan sama, antara dirinya yang dulu terbiasa sendiri dengan sekarang yang selalu bersama Jirayut.

Tanpa seizin Rara, satu butir air mata keluar dari masing2 matanya yang memanas sejak beberapa detik yang lalu. Tanpa berpamitan pada teman2nya, Rara segera beranjak dari tempatnya dan keluar meninggalkan kanteen itu.

Dan sekarang disinilah Rara. Di taman belakang sekolah yang selalu menjadi saksi atas semua isak tangisnya selama Ia memilih sendiri. Silahkan saja menilai bahwa Rara cengeng. Tapi percayalah, selama ini Rara selalu berusaha kuat dihadapan siapapun terkecuali dihadapan kelasihnya sendiri. Tapi kali ini tidak. Karena justru Jirayutlah sebab tangis Rara pecah sekarang.

Hari ini merupakan pengumuan kenaikan kelas, sekaligus pensi pelepasan kakak kelas yang sudah lulus. Berhubung acara sudah selesai, para murid dibebaskan untuk langsung pulang, atau menikmati hari bebas mereka disekolah itu. Itu sebabnya mereka semua bebas melakukan apapun yang mereka mau, termasuk Rara dkk.

"ditikam ASMARA"//Lanjutan// (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang