Happy Reading^^***
Yang bisa semua orang lakukan sekarang hanya menunggu kabar selanjutnya mengenai kondisi Afisan, termasuk Rara.
Sejak siang hingga menjelang sore, dengan setia Rara menunggui pacarnya yang terlelap. Tangan mungilnya pun tak lepas dari genggaman tangan kekar sang pacar. Meski begitu, tentu saja ia tak melupakan waktu sholat ashar sebelumnya.
Meski sempat kesulitan saat melepas genggaman tangan Jirayut yang masih terpejam, akhirnya Rara bisa terbebas. Untuk sementara ia digantikan oleh Faul. Baru setelah selesai Rara kembali ketempatnya, yakni duduk dikursi dekat brankar itu.
"Makasih ya ka Faul." Ujar Rara.
"Sama2 Ra.." balas Faul dengan senyum tulus yang menghias dibibirnya.
Keheningan pun menyelimuti keduanya setelah itu, hingga kedatangan Reza memasuki ruangan tersebut memecahnya.
"Loh, Rara masih disini??" Heran Reza, ketika melihat Rara masih setia dikursinya seperti saat dirinya keluar ruangan.
Sementara itu, Rara tersenyum menanggapi ucapannya seraya berujar. "Iya, Om. Tadi Papa, ka Ceppy, sama abangnya Rara udah pulang duluan. Cuma.. Rara masih mau disini. Gak papa kan, Om?"
Reza pun tidak keberatan dengan keinginan gadis itu yang tulus ingin menjaga putranya. Karena untuk beberapa hari, Afisan memang belum diperbolehkan pulang.
"Oh ya Om. Gimana kata dokter soal keadaan Jirayut? Kakinya gak ada yang patah kan??" Tanya Rara cemas, setelah teringat darimana Reza datang.
"Uhm.. iya, Ra. Alhamdulillah gak ada masalah koq sama kaki Jirayut yang sempat kejatohan sepeda motor. Hanya memar dibagian dalam saja.. Makanya sementara waktu dia harus dirawat dirumah sakit beberapa hari kedepan. Tergantung cepat atau lambatnya proses penyembuhan.." terang Reza, sesuai dengan apa yang dokter jelaskan tadi.
"Ya Alloh, Ji... maaf ya, ini gara2 aku marah gak jelas sama kamu." Lagi2 Rara menyalahkan dirinya sendiri, sambil menempelkan punggung tangan Jirayut dipipinya.
Sementara itu, diambang pintu masuk tiga sahabat Rara yang baru datang saling berrebut satu sama lain. Dan hal itu tentu membuat atensi Rara, Faul, dan Reza tertuju pada mereka.
"Eh eh, gue duluan dong yang masuk."
"Dih, apaan sih Mbil.. Gue duluan lah."
"Ya gak lah, gue yang nyampe sini lebih awal juga."
"Ihh apaan sih, kita ini dateng kesini bareng2. Jadi gak usah debat siapa yang nyampe duluan siapa yang nyampe akhir."
Faul dan Reza yang melihat hal itu lantas menghampiri mereka bertiga. Sedangkan Rara masih berdiam ditempatnya dan kembali menatap sayu wajah pucat sang pacar, seraya mengusap lembut puncak kepala Jirayut.
"Ada apa ini??" Tanya Reza dengan suara tegasnya, kontan menghentikan pertikaian itu. Hingga salah satu dari mereka segera memberi jawaban atas tanya Reza.
"Eh, Om.. gini Om,, kita mau jengukin Afisan. Soalnya tadi kata Rara, dia kecelakaan ya?" Tanya Putri.
"Iya, benar. Anak saya memang mengalami kecelakaan.. Dan sekarang sedang istirahat ditemani Rara. Jadi kalau mau masuk silahkan saja, asal jangan buat keributan." Terang Reza.
"Baik, Om." Jawab tiga sahabat Rara kompak.
Akhirnya, mereka bertiga pun masuk kedalam ruangan rawat Afisan. Beberapa menit setelahnya datang Aulia, yang baru dapat kabar dari Selfi. Usai dengan keperluan mereka dalam rangka menjenguk Afisan, segera mereka putuskan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
"ditikam ASMARA"//Lanjutan// (END)
FanficMelanjutkan part yang ada dilapak @Lycha_Jirra 11 Oktober 2019 (Request para readers di CB Twins Love Story 1) SadFlower ~~~~~~~~~~~~~ Bagiku, Cinta adalah sebuah anugerah. Berawal dengan hati, Yang bergejolak setiap kali bersamanya.. Hingga tanpa k...