0.1

93 10 0
                                    

Yura menjalani harinya seperti biasa,ia berencana untuk menghampiri Guanlin pagi ini,menurutnya sendiri Guanlin ingin berteman dengannya.

Tapi ia tidak sadar Guanlin?Laki laki famous di sekolahnya,yang bahkan seluruh murid disana saja tidak ingin berteman dengannya.Dan ia berfikir bahwa Guanlin ingin berteman dengannya?Mustahil ia selalu mendapat cacian dari Guanlin.

Yura berjalan di koridor dan berhenti saat orang yang ingin ia temui berada di depannya.

"Pagiii Guann"Seru Yura dengan bahagia.

"Hhh....lo lagi!kapan sih lo berhenti buat gangguin gue?!gue capek diikutin terus sama orang kayak lo!"Bentak Guanlin.

"Sampai kamu yang suruh Yura buat berhenti datengin Guan lagi"Ucap Yura sambil terus tersenyum.

"Dan sekarang gue nyuruh lo berhenti datengin gue,gue minta lo jauhin gue!puas!" Ucap Guanlin dan pergi melewati Yura.

Saat itu juga senyumannya luntur,ia memutuskan untuk pergi ke rooftop untuk menenangkan dirinya.

"Ayah...bohong,ayah bilang Yura bakal punya banyak teman,tapi apa?Yura bahkan gak punya teman sama sekali,ayah tega ninggalin Yura sama bunda"Ucap Yura lemas,ia menidurkan dirinya di lantai sambil menatap langit.

Tak lama kemudian Yura merasakan bahwa pundaknya di tepuk pelan sehingga membuatnya menoleh.

"Ini,buat kamu"Ucap orang tersebut sambil menyodorkan Ipod kecil.

"Ha?kok?kenapa?"Ucap Yura bingung.

"Iya buat kamu,aku tau kamu lagi sedih,nih coba dengerin lagu lagunya"Ucapnya sambil menyodorkan kembali ipod tersebut.

Yura menerima Ipod tersebut dan mengambil headset yang ia simpan di sakunya.

"Wahh,lagunya bagus bagus banget.makasih udah mau nemenin Yura"Ucap Yura sambil menunduk.

"Hei,Yura kamu itu berhak punya temen, mereka aja yang selalu memandang kamu sebelah mata,aku Taeyong kamu Yura kan?" Ucap Taeyong.

"Makasih,iya aku Yura,aku panggil kamuu.... Ehmm...apa ya??"

"Terserah kamu ajaa"

"Yongie??itu baguss,aku suka,boleh kan?"Tanya Yura.

"Boleh,aku juga suka"Ucap Taeyong sambil tersenyum.

"Kenapa kamu mau temenan sama aku?" Tanya Yura.

"Karena aku pernah diposisi kamu yang sekarang bahkan sampai sekarang masih banyak yang gak mau deket sama aku,dengan alasan aku gak punya kelebihan apa apa"Ucap Taeyong,Yura bisa merasakan itu semua.

"Aku juga yang membuat Papaku kehilangan Bunda,aku membuat Papa benci denganku dan aku rasa itu pantes aku dapetin"lirih Taeyong,Yura dapat melihat mata nya yang berkaca kaca,ia pun ikut menitikkan air matanya.

"Yongie...aku yakin Bunda kamu gak suka kalo kamu nyalahin diri kamu sendiri,dia udah ngelakuin kewajibannya sebagai ibu buat kamu,dia rela korbanin dirinya buat anaknya sendiri,dan Bunda kamu rela pergi buat kamu,kamu itu berharga buat bunda kamu"Ucap Yura sambil menenangkan Taeyong.

"Hh..makasih Yura,kamu tau?kamu itu gak pantes dijauhin kayak gini,kamu baik"Ucap Taeyong.

"Itu takdir dari Tuhan,aku cuma bisa jalanin semua yang udah Dia skenario in,aku juga kehilangan ayah,tapi aku tau itu semua Demi kebaikan ayah,aku juga yakin Bunda kamu pasti udah bahagia disana"Ucap Yura.

"Aku tau kamu punya banyak kesedihan yang kamu simpan,aku yakin kamu gadis kuat yang bakal terus berjuang Demi bunda kamu,jangan menyerah Yura,aku bakal selalu ada di samping kamu,aku janji"Ucap Taeyong.

Mendengar itu hati Yura terenyuh,bagaimana bisa laki laki itu bersikap biasa saja padahal ia banyak menyimpan luka di dalamnya.

"Makasih ya,udah bell nih,aku ke kelas duluan ya,bai"Ucap Yura.

"Bai,nanti pulang bareng aku ya"Ucap Taeyong yang dibalas anggukan oleh Yura.

Keduanya telah memasuki kelas mereka masing masing.

Bell pulang sekolah pun berbunyi.Taeyong segera menghampiri Yura ke kelasnya.

"Hai,pulang yuk"ajak Taeyong.

"Aku gak langsung pulang Yong,kamu mau nemenin aku ketemu ayah?"Tanya Yura.

"Boleh"

Keduanya pun berjalan ke arah parkiran sekolah,mereka menaiki sepeda milik Taeyong.Yap tidak seperti lelaki yang lain, Taeyong hanya memakai sepeda miliknya yang ia beli sendiri.

Aku bakal usahain buat fast update yaa

𝒯𝒽𝑒 𝒮𝓉𝒶𝓇'𝓈 | 𝓛𝓮𝓮 𝓣𝓪𝓮𝔂𝓸𝓷𝓰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang