1.0

24 2 0
                                    

Yura terus menangis dengan Tiffany yang berusaha menenangkannya.

"Yura...udah jangan nangis lagi sayang, mama yakin,bunda kamu baik baik aja"

"Gimana baik baik aja ma?!bunda gak bergerak semenjak tadi pagi,Yura takut bunda pergi"Ucap yura.sekarang keadaan Yura sangat kacau,wajahnya penuh dengan air mata.

Taeyong datang dengan kursi rodanya,ia meminta Tiffany untuk membiarkan dirinya dengan Yura berdua.

"Mama pergi dulu ya"

Yura hanya mengangguk tanpa menoleh.

"Yura"panggil Taeyong dengan suara beratnya.

Yura menoleh,ia langsung berhambur ke pelukan Taeyong, sekarang yang ia butuhkan hanyalah Taeyong.

"Yongie...hiks...bunda,gimana kalo bunda..." Ucap Yura terbata bata karena tangisannya.

"Yura..kamu percaya kan sama keajaiban, aku yakin keajaiban akan datang ke bunda kamu,bunda pasti baik baik aja,aku akan selalu disamping kamu"Ucap Taeyong.

"Udah ya,jangan nangis lagi"kata Taeyong sambil mengusap punggung Yura.

"Aku takut,aku bakal sendiri lagi disini"

"Kamu gak akan sendiri Yura,aku bakal selalu ada disini buat kamu"

Yura hanya menanggung lemas,dia terus bersandar di dada Taeyong.

Sampai akhirnya dokter keluar dari ruang UGD.

"Permisi,dengan keluarga pasien?"

"Ya dok,saya anaknya,gimana keadaan bunda saya?"Tanya Yura.

"Maaf,kami sudah berusaha,tapi Tuhan lebih menyayangi bunda anda"

"Maksud dokter APA!!,bunda saya baik baik aja!,yang bener dong jadi dokter!"bentak Yura pada dokter tersebut.

Taeyong memberi isyarat pada dokter tersebut untuk pergi,dokter tersebut pun mengangguk.

Taeyong langsung memeluk Yura erat, berusaha memberi kekuatan untuk gadisnya.

"Yura...kamu tenang,jangan gini,bunda kamu gak suka kamu gini"Ucap Taeyong.

"Tenang gimana Yong...aku udah kehilangan semuanya,aku kehilangan ayah,dan sekarang bunda pergi juga nyusul ayah?,APA aku emang gak pantes bahagia ya haha?"Ucap Yura sambil tertawa hambar.

"Yura jangan ngomong gitu,udah sekarang kamu liat bunda kamu di dalem,aku temenin"

Yura dan Taeyong memasuki ruang UGD.

Mereka melihat wanita cantik yang badannya terlihat kaku dan biru.

Yura tak dapat menahan tangisnya,ia segera memeluk tubuh bundanya yang sudah tak bernyawa itu.

"Bunda,bunda jahat!bunda gak tepatin janji bunda ke Yura!bunda pergi ninggalin Yura disini sendiri!Bunda,Yura capek gini terus, kapan semuanya berakhir?!kenapa Tuhan gak adil ke Yura!!!"teriak Yura sambil menangis

"Yura,kamu gak boleh gini,udah cukup nangisnya,bunda kamu gak suka kamu gini" Ucap Taeyong sambil memeluk Yura.

Setelah selesai acara pemakaman bunda nya,Yura tidak keluar selangkahpun dari kamarnya.

Jaehyun terus berusaha membuat Yura keluar dari kamarnya,karena Yura belum makan dari pagi.

"Yura...makan dulu,lo belum makan dari tadi pagi"Ucap Jaehyun dari luar kamar Yura.

Tapi selalu sama saja,tidak ada jawaban dari dalam.

Yura sedang memeluk lututnya sambil terus menangis,keadaan kamarnya sangat berantakan sekarang,dan sekarang ia tidak memperdulikan itu sama sekali.

Ia merasa dunianya hancur sekarang,dia tidak punya bundanya lagi untuk mengadu.

Dia tidak akan merasakan hangatnya pelukan bundanya itu.

Dia akan merindukan suasana rumah yang dipenuhi dengan suara bundanya.

"Bunda...kenapa..tega tinggalin Yura disini, Yura sendiri,Yura mau ikut bunda sama ayah...Yura sayang kalian berdua...Yura lelah,Yura sekarang hancur,Yura gak bisa ngadu semua kesedihan Yura ke bunda, Yura gak akan liat senyum bunda lagi, Yura...gak Tau harus apa setelah ini" Ucap Yura lirih,bahkan jika ada angin yang berhembus,itu tidak akan kedengaran.

Yura,lelah sehingga ia tertidur di lantai.

Sampai ia merasakan pintunya terbuka, sehingga membuat cahaya dari luar masuk.

Dari pintu itu menampilkan sosok yang sangat ia rindukan.

"Yura...kakak kangen kamu"Ucap orang tersebut sambil mendekati Yura yang masih terduduk sambil memeluk lututnya di lantai.

"Kak Doy...bunda..."Ucap Yura lirih.

Doyoung langsung membawa adiknya ke dalam pelukannya erat.Doyoung kakak Yura satu satunya,yang selama ini menjalankan pendidikan di Jepang.

"Sayang...sekarang ada kakak,kakak gak akan tinggalin kamu sendiri,kakak janji akan selalu ada buat kamu"kata Doyoung sambil mengusap pelan rambut Yura.

"Bunda sama ayah ninggalin kita kak, Yura pengen ikut sama mereka"

"Kamu gak boleh ngomong gitu,kamu tega ninggalin kakak?"

"Tega?kemana aja kakak selama ini?disaat Yura butuh kakak?dan sekarang Yura tanya, siapa yang lebih tega?kakak atau aku?"Ucap yura.

"Oke,kakak minta maaf,kakak disana juga buat kuliah Yura,sekarang kamu istirahat ya"

"Kakak mau kemana?"

"Ke kamar,kamu gapapa?"

Masih nanya gapapa?

"Kakak"panggil Yura dengan nada lemas.

"Iya?kamu butuh apa?"Tanya Doyoung lembut.

"Temenin Yura disini,boleh?"

"Boleh,kakak ganti baju dulu ya"

Yura hanya mengangguk,jadilah Yura tidur dengan ditemani oleh kakaknya malam ini.

𝒯𝒽𝑒 𝒮𝓉𝒶𝓇'𝓈 | 𝓛𝓮𝓮 𝓣𝓪𝓮𝔂𝓸𝓷𝓰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang