Bab 2 Pasukan Gajah

31 3 0
                                    

Masa itu Ka'bah menjadi pusat penziarahan terpenting di Semenanjung Arabia. Semua orang dari berbagai suku dan bangsa berdatangan secara teratur untuk merayakan festival-festival, upacara-upacara keagamaan, dan kesepakatan-kesepakatan bisnis. Para ahli sastra datang ke Mekkah membacakan syair-syair mereka yang indah. Peristiwa-peristiwa khidmat sampai pesta pora berlangsung bebas di sekitar Ka'bah. Seperti sebuah kesepakatan, bahwa bagimu keyakinanmu bagiku keyakinanku, bagimu urusanmu bagiku urusanku, bercampur aduk dengan kerumitan-kerumitan cara hidup menyedihkan dari penguburan bayi perempuan hidup-hidup sampai perang antar suku yang tak selesai-selesai.

Ketika kabar mengerikan dari Himyar sampai ke telinga orang-orang Arab, mereka didera ketakutan yang teramat sangat. Siapa yang tak kenal Abrahah, mesin pembunuh yang telah membenamkan raja Dzu Nawas hidup-hidup ke dalam sungai Himyar hingga membusuk menjadi bangkai. Siapa yang tak mendengar bagaimana ia menghancurkan pasukan Aryat dan membunuh panglima perang yang dikirim kaisarnya sendiri dari Afrika lalu mengangkat diri sebagai raja Himyar yang baru. Kengerian kaum Yahudi setelah Abrahah berkuasa di wilayah selatan juga telah sampai di wilayah Utara. Demikian pula perlawanan Dzu Nafr dan orang-orang terbaiknya di Yaman untuk mencegah Abrahah mendekati Ka'bah, jatuh tersungkur dalam sekejap mata. Persekutuan suku Shahran dan Nahis juga mengalami hal serupa, bahkan pemimpin mereka Nufail bin Habib al-Kath'amy dipermalukan dan dipaksa menjadi pemandu jalan pasukan Abrahah.

Orang-orang Tsaqif yang memiliki banteng paling kokoh pun hanya terdiam ketika pasukan Abrahah melewati kota mereka yang terkenal dengan perkebunan anggurnya yang sangat luas. Paling jauh mereka hanya berani memohon-mohon supaya Abrahah tidak menghancurkan kuil pemujaan dewa lokal mereka, selebihnya pasrah saja terhadap apapun yang dilakukan raja Himyar di kota Taif yang selama ini mereka bangga-banggakan. Pada akhirnya, tak ada raja dan pangeran gagah berani wilayah utara yang berani menghalangi rencana Abrahah.

Saat hari menjadigelap, Abrahah memerintahkan pasukannya mendirikan tenda di al-Mughammas,perbatasan kota Mekkah. Sembari ia dan pasukannya beristirahat, seorangmata-mata dikirimnya ke dalam kota untuk mempelajari keadaan.

MUHAMMAD Yang AgungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang