Pertemuan Doyoung Win Win dan Yuta

478 63 9
                                    

"Assalamualaikum." Seru Yuta saat dia memasuki kos.

Gak ada yang nyaut.

Ya iyalah. Ngeri malah kalau ada yang nyaut.

Ini libur semester, ditambah libur lebaran juga. Anak-anak yang lain pada mudik, Yuta aja yang kerajinan baru H+7 lebaran udah balik lagi ke perantauan.

Yuta nih aktifis hima di kampusnya. Jadi gak ada namanya libur panjang buat Yuta di libur semester. Dia pasti harus cepet balik lagi buat ngurusin ospek jurusan.

Yuta meletakan kardus indomie (yang isinya bukan indomie saja, melainkan beras, minyak, abon, kecap, saos dan seperangkat sembako lainnya) yang dia bawa dari rumah, lalu dia merebahkan dirinya ke kasur. Baru saja dia akan terlelap, hp nya bunyi. Tanda ada WA masuk. Dari wali kelas SMA nya dulu.

Isinya kek gini:

Yuta, apa kabar? Kamu sudah tahu ada adik kelasmu yang masuk ke kampusmu tahun ini. Oh iya, ibu minta tolong boleh? Dua orang adik kelasmu ini gak ada kenalan di sana. Ibu titip mereka di kamu boleh?

Begitulah isi pesannya. Hal ini emang udah biasa di sekolah Yuta. Namanya anak rantau, ya pasti ga semua punya kenalan di perantauan. Dulu juga Yuta nebeng Taeil waktu ke sini. Sekarang Yuta yang kebagian nampung adik kelasnya.

Oh iya bu. Kirimin aja kontak saya ke mereka.

Balas Yuta.

Malamnya, salah satu dari dua adik kelasnya Yuta nge WA dia. Bilang kalau ternyata mereka mau kesananya lusa, naik bis. Kebetulan kalau lusa Yuta ada rapat koordinasi di kampus jadi gak bisa jemput mereka. Anak kos juga belum pada balik, gak ada yang bisa bantuin Yuta. Alhasil Yuta jelasin lah gimana caranya mereka nyampe ke kos Yuta dari terminal.

Lusanya, Yuta harap harap cemas (kek judul variety show). Itu anak orang nyasar ga ya? Bisa nyampe sini ga ya? Kalau diculik gimana? Yuta menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran buruknya. Di saat seperti itu, hp nya bunyi. Dikira dari adik kelasnya, ternyata dari Taeyong.

"Tuy, atuy. Lo dimana?" seru Taeyong.

"Di kampus, masih ada rapat. Ngapa?" tanya Yuta.

"Ini ada dua orang nyariin lo di kos. Katanya sih adek kelas lo." kata Taeyong.

"Hah? Lo d kos?" tanya Yuta heran mengingat terakhir kali dia meninggalkan kos, tidak ada siapa siapa di sana.

"Hooh, gue juga disuruh jadi panitia ospek. Jadinya gue balik tadi. Terus baru nyampe, eh gue liat ada dua anak depan kos celingak celinguk. Pas gue tanya, katanya mereka nyari elo." kata Taeyong.

"Oh oke oke. Gue kira kira setengah jam an lagi lah balik. Suruh mereka masuk dulu aja. Kalau mau istirahat, pake aja kamar gue. Kunci biasa, di rak piring meja halal." kata Yuta lalu menutup telfonnya karena ketuplek ospek sudah menegurnya untuk fokus kembali ke rapat.

Tepat setengah jam kemudian, Yuta selesai rapat. Dia langsung ngabrit ke kost, sampai dia lupa kalau dia bawa motornya Taeil ke kampus.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Nah sekarang ada yang nyaut. Gak nyaut dosa.

Yuta menghampiri Taeyong yang sedang duduk di kursi meja halal sambil memakan sale pisang yang Yuta bawa dari rumah. Sengaja ditaro di meja halal, biar ada yang makan.

"Mana adek kelas gue?" tanya Yuta.

"Tuh di kamar lo." saut Taeyong sambil menunjuk kamar Yuta.

"Eh Yut." Panggil Taeyong sebelum Yuta pergi. "Minjem motornya bang Taeil dong. Ada rapat gue di rektorat. Males kalau jalan." kata Taeyong.

Blok 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang