Jualan #3

239 46 21
                                    

Doyoung keluar dari kamarnya. Udah mandi, wangi, plus ganteng dan siap buat jualan di pasar ramadhan. Dia liatin abang-abangnya yang lagi masuk masukin kimbab ke totebag.

"Bang jadi kita pake meja dorong yang di bawah?" tanya Doyoung.

"Jadi lah. Eh tuh sekalian juga bawain papan tulis kecil di kamar gue. Yang biasa buat gue latihan micro teaching." kata Yuta sambil menunjuk ke arah kamarnya.

Doyoung nurut aja, terus dia masuk ke kamar Yuta buat ngambil papan tulis yang dimaksud.

"Nah sekarang lo gambarin sama kasih tulisan gitu deh." kata Yuta saat Doyoung kembali dengan papan tulisnya.

"Tulisan apa? Gambar apa?"

"Ya tulisin kalo kita itu jualan kimbab. Terus lo hias hias yang menarik gitu Doy." timpal Taeyong.

"Gue ga punya spidol." kata Doyoung.

"Ambil di kamar gue. Lengkap warnanya." kata Taeyong.

Gini nih untungnya kalo ngekos di tempat yang banyak mahasiswa keguruannya. Ada yang punya spidol warna warni kaya Taeyong, ada yang punya papan tulis mini kaya Yuta. Kalau perlu di kosan itu mereka bisa buat prota sama prosem.

"Yang ini bang?" tanya Doyoung memastikan sambil membawa satu kotak pensil berisi spidol papan tulis.

Taeyong mengangguk. "Hooh, yang itu." kata Taeyong. "Eh bang Taeil, jadi nganterin kita ke sana ga?" tanya Taeyong kali ini pada Yuta.

"Jadi, dia lagi sholat tuh." kata Yuta.

"Yaodah, ntar lu bareng bang Taeil ya. Bawa kursi sama papan tulisnya. Gue sama Doyoung jalan ke sana sambil bawa meja dorongnya." jelas Taeyong.

Yuta cuma angguk angguk aja. Doyoung akhirnya beres sama papan tulisnya. 

"Gimana bang?" tanya Doyoung sambil menunjukan papan tulisnya.

"Sip, cakep. Keren lah." kata Yuta yang puas dengan karya Doyoung.

Setelah selesai, Doyoung dan Taeyong berangkat ke lokasi duluan. Yuta nyusul, masih nungguin Taeil yang kebelet abis sholat. Doyoung sama Taeyong dorong dorong meja beroda hasil nemu di lantai tiga kosan, tempat anak anak kos jemur baju. Sumpah ya itu suara rodanya beradu sama suara paving block bikin orang orang ngeliat ke arah mereka saking berisiknya. Tapi yang diliatin cuek cuek aja. Akhirnya mereka sampai juga di lokasi.

"Mulai tata dulu aja Doy sambil nunggu s Atuy." kata Taeyong.

Doyoung mulai mengeluarkan isi totebag mereka dan menaruh kemasan kemasan kimbab yang sudah mereka persiapkan hari ini.

Setelah mereka selesai, gak lama kemudian, Yuta muncul bareng Taeil naik motor.

"Wuihh, beneran jadi nih kalian jualan." kata Taeil sambil menurunkan papan tulis yang dia simpan di bagian depan motor.

"Jadi lah bang. Ayolah bang jadi pelanggan pertama." bujuk Doyoung.

"Yaodah, berapaan satunya?" tanya Taeil.

"10 ribu bang." kata Taeyong.

Taeil mengeluarkan selembar uang 10 ribu dari saku celana jeansnya. "Nih ya." kata Taeil sambil menyerahkan uangnya pada Taeyong.

"Makasih bang. Ini ya kimbab nya. Abang terbaek lah. Lop yu." kata Taeyong sambil melayangkan flying kiss yang langsung dihindari oleh Taeil.

"Jingan, geli gue." kata Taeil sambil menerima satu bungkus kimbab. "Yaudah, gue balik dulu ya. Mau bukber. Sukses bro." lanjut Taeil.

"Iya bang. Makasih ya bang udah nganterin ke sini juga." kata Yuta.

Taeil pun menghidupkan kembali mesin motornya dan pergi meninggalkan Yuta cs.

Blok 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang