Dibawah cahaya matahari senja, semilir angin berhembus pelan, menerpa dedaunnya dan dahan – dahan di pohon, mengirim kesejukan dan suasana bahagia pada pasangan baru itu. Nino menunduk tersenyum, menatap tangannya yang terpaut erat dengan tangan Dilla. Langkah kaki mereka kompak menyusuri jalan setapak di taman itu.
"Kenapa senyum – senyum?" tanya Dilla.
Nino kelabakan sejenak kemudian senyumnya malah tambah melebar. "Bahagia.."
Dilla menahan senyum, "Dari kemarin bahagia terus bilangnya."
"Memang salah kalau bahagia terus?"
Dilla menghentikan langkah kakinya, otomatis Nino mengikuti, keningnya berkerut dalam menatap Dilla. "Enggak salah kok. Aku juga bahagia..."
Wajah Nino bersemu merah seketika. Dia senang bukan kepala karena Dilla nyaman dan bahagia bersamanya. Sejak malam pertunangan Nino tidak pernah melepaskan pandangannya dari Dilla saat mereka bersama.
Dilla miliknya.
Dilla cintanya.
Dilla dunianya sekarang.
"Aku senang kamu bahagia bersamaku." ucap Nino pelan, dia menatap tangan mereka yang terpaut kemudian membawa punggung tangan Dilla untuk dikecupnya. "Terima kasih karena sudah memilihku."
Dilla mengangguk, matanya memancarkan kebahagiaan sejati.
Tuhan memberinya luka untuk disembuhkan oleh seseorang. "Aku juga berterima kasih karena sudah mau memperjuangkan cintamu, Mas. Kalau kamu menyerah, kita tidak akan ada disini sekarang."
"Ya..." lama mereka saling bertatapan sampai Nino mendapatkan ide, "Kita ke café ujung jalan mau, ya?"
"Boleh..."
Dengan antusias keduanya kembali melangkah bersama, Nino dengan gentle menarik kursi untuk Dilla di pelataran café, memilih tempat terbuka dan bisa melihat pemandangan kota di waktu senja.
"Aku akan pesan makanan dulu. Kamu tunggu disini." Perintah Nino dan Dilla hanya tersenyum.
Tidak perlu sampai sebegitunya, pikir Dilla. Toh, dia juga akan tetap disini, menunggu pria itu kembali.
Dilla menopang dagu dan tersenyum melihat anak – anak bermain di taman seberang jalan. Bermain sepeda bersama menyusuri jalan, ada yang bermain basket, berkejar – kejaran. Dilla merasa lama tidak bisa menikmati hari – harinya. Selama ini dia hanya pergi dan pulang, tanpa memikirkan bagaimana menghabiskan waktu saat dirinya libur. Tapi—Dilla menoleh dan melihat ke dalam café, Nino sedang berdiri sambil memainkan ponselnya menunggu pesanan.
Pria yang disana mengubah hidupnya.
Semua hal yang terjadi dalam hidup, pasti ada baik dan buruknya, tinggal bagaimana kita menghadapi semua itu.
Nino datang sambil membawa dua minuman dan cemilan kentang goreng, meletakkannya diatas meja dan duduk.
"Karena aku berniat makan malam denganmu, jadi sore hari kita makan cemilan aja.." ucap Nino.
"Iya."
Dilla meraih minumannya dan kentang goreng itu dan percakapan mereka mengalir sampai kentang goreng dan minuman kedua habis. Banyak hal yang mereka lakukan setelah itu, mulai dari berjalan – jalan di taman, duduk di kursi dan menikmati pemandangan. Bercanda gurau dan saling menggoda, yang membuat Dilla semakin cinta.
Dilla terkekeh mengingat itu, membuat Nino yang duduk di sampingnya menoleh. "Kenapa tiba – tiba tertawa?"
"Enggak."
"Dilla.."
"Hem?" Dilla menatap Nino dengan wajah polosnya, "Tuh! Lihat pemusiknya aja." suruh Dilla kemudian menatap lurus menikmati permainan musik dari musisi jalanan.
"Kamu suka musik?"
Dilla mengangguk. "Apalagi kalau lagi galau."
"Gimana kalau aku nyanyi satu lagu buat kamu."
Sontak Dilla menoleh. "Kamu bisa nyanyi?"
Nino mengangguk. "Aku bisa segalanya. Aku sangat sempurna." Nino menekan kata 'sangat sempurna'
"Oh.. benarkah. Coba buktiin!"
"Oke." Nino beranjak dari duduknya, mendekati pemain musik itu, berbisik dan senyum Nino mengembang, senyum kebanggaan.
Nino meraih salah satu gitar, duduk di kursi dan mulai memetik gitar itu, Dilla terpesona seketika. Suara Nino mengalun pelan dan membuat Dilla bergetar, dia bahkan memejamkan mata menikmati lagu yang tidak asing itu. Mengalir kedalam setiap pembuluh darahnya.
*******
Hari itu...
Saat matahari bersinar cerah diwarnai dengan rintik hujan...
Dua orang tidak dikenal bertemu karena takdir Tuhan...
Berawal dari kesalahpahaman...
Bertemu kembali dan diikat oleh kekaguman...
Waktu yang menjadi saksi dua hati disatukan...
Kini hanya akan ada kebahagian...
Dari kamu, aku, kini berubah menjadi 'Kita' untuk selamanya...
❤️TAMAT❤️
Akhirnya 😍
Terima Kasih buat kalian yang sudah mengikuti cerita ini dari awal sampai tertulis kata "Tamat" diakhir bab.Terima Kasih untuk Vote dan Komentarnya😎
Cerita Nino-Dilla selesai sampai di sini...
Dan mau ingetin, cerita ini diikutkan lomba #gmgchallenge2020 diselenggarakan oleh #penerbitgrasmediaJadi, sampai proses penjurian selesai, cerita ini masih lengkap, hehehe
Sampai ketemu di karya saya lainnya ya
😎 Baca cerita lengkap saya lainnya 🤗Bye bye bye
Salam sayang,
Adhwa AeeshaFollow Instagram aku yes 😁
@dddiannovitasari
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE OF LOVE [Tamat]
RomanceBanyak yang bilang, luka sembuh seiring berjalannya waktu.. Hal itu tidak berpengaruh pada FARADILLA NADA INDRIANI. Perjuangan, penantian, kesabaran bahkan cinta sekian tahun harus berakhir hanya lewat kalimat pendek menyisakan sakit yang teramat hi...