2

22 4 0
                                    

"Kau!" Suaranya sedikit keras, bisa dipastikan kalau Taehyung dan Jihyun mendengarnya.

"Kau Jeon Sialan! Benar kan?" Aeri berteriak antusias, pria di hadapannya adalah sosok yang selalu ada untuknya dulu, sebelum pria itu memutuskan untuk pergi ke Jepang.

"Apa?! Kau Nona Park Brandal."

Sesaat mereka masih bergeming, menatap satu sama lain. Namun, sedetik kemudian mereka tertawa, benar-benar keras. Seolah di dalam Mall itu hanya ada mereka berdua.

"Jeon, kau apa kabar?" Aeri berusaha keras melupakan adegan yang suaminya dan wanita tadi. Setidaknya dia harus terlihat bahagia dihadapan Jeon Sialan nya ini.

"Seperti yang kau lihat, aku masih tetap segar, bugar, dan tampan. Dan yang terpenting, aku masih single." Aeri terkikik geli, kemudian mencubit perut si Jeon.

"Kau memang tak pernah berubah Jung." Aeri berbalik, dia meraih susu formula. Kemudian berjalan beriringan dengan Jungkook.

Sementara, sudut matanya memperhatikan Taehyung yang tampak terkejut. Dia menatap sekilas pada Taehyung dengan bibir yang seolah berucap 'pembohong' kemudian kembali menujukan atensinya pada Jungkook.

"Kau juga masih sama Ri. Ah ya- apa kau tidak merindukan Jeon mu ini?" Aeri tidak paham, kenapa Jungkook berhenti di samping Jung Jihyun dan Taehyung. Apa Jungkook tahu?

"Kau bodoh! Aku sudah menikah, sialan!" Aeri sedikit meninggikan oktaf suaranya, sengaja agar Taehyung mendengarnya dengan jelas.

"Tidak perlu mengumpat seperti itu Ri. Dan apa?! Kau bahkan tidak menungguku." Tidak di buat-buat, nada bicara Jungkook tampak putus asa.

"Kita bisa bicarakan nanti. Sekarang ayo bantu aku mencari barang-barang."

"Kajja!" Jungkook menarik lengan Aeri, dengan langkah yang besar.

Sementara itu, Taehyung masih tampak bergeming.

"Itu Aeri." Jihyun membuka suara, dia sempat terkejut dengan kehadiran Aeri yang terlihat biasa-biasa saja melihatnya dengan Taehyung.

"Apa dia sudah tahu?" Jihyun meremas lengan kemeja Taehyung, dia khawatir. "Ntahlah, sepertinya." Taehyung yang awalnya masih menatap kepergian Aeri dengan Jungkook kini beralih menatap Jihyun.

"Bagaimana kalau dia benar-benar tahu?"

"Aeri itu wanita baik, aku yakin dia bisa mengerti. Jangan khawatir." Ujarnya menenangkan hati sang kekasih.

"Ya sudah. Sebaiknya kita pulang, putri kita pasti sudah menunggu." Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

-o0o-

Aeri tak benar-benar pergi dari tempat itu. Dia menahan Jungkook agar tetap berada di sekitar Taehyung dan Jihyun. Dia mendengar semuanya; putri kita. Apa maksdunya? Tidak mungkinkan?

"Heh! Kau ini kenapa melamun?" Lengkingan suara Jungkook membuat  Aeri cukup terkejut.

"Tidak. Setelah ini kau mau kemana? Aku mau pulang." Aeri membawa badang belanjaannya ke meja kasir, di ikuti Jungkook yang terus tebar pesona pada pelayan tanpa menjawab pertanyaan Aeri.

"Hey! Kau tidak menjawab pertanyaanku." Aeri mencebik kesal, dia paling tidak suka di abaikan, meskipun tak jarang dia mengabaikan orang lain, egois memang.

"Aku akan pulang ke Apartemen. Kita bisa bertemu lagi besok."

"Okay. Kalau begitu aku pulang dulu." Aeri bergegas membawa barang-barang nya menuju parkiran. Dia segera mengaitkan seluruh belanjaannya pada bagian motor aport nya.

Patient WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang