8

10 1 0
                                    

Akhir-akhir ini Taehyung selalu sibuk di Kantor. Bahkan Yoora sering menangis karena Ayahnya tidak pulang seperti jam biasanya. Aeri tak ingin berasumsi lebih, mungkin Taehyung memang benar-benar sibuk.

Malam ini Aeri memilih untuk menunggu Taehyung pulang, sementara Putri nya sudah tidur dari tadi. Bagaimana tidak, bahkan ini sudah lebih dari pukul dua belas malam. Merasa kelopaknya sudah sangat berat, Aeri hendak menutupnya jika saja decitan pintu Kamar tidak tertangkap oleh pendengarannya.

Terasa seperti deja vu bagi Aeri, kebiasaan Taehyung pulang larut malam terulang. "Apa kau benar-benar sangat sibuk?" Sebagai Istri yang baik dia mengambil tas kerja dan jas suaminya.

"Begitulah." Respon Taehyung yang seadanya membuat Aeri gusar, tapi dia berusaha keras untuk bersabar. Aeri lebih memilih menyiapkan air hangat untuk Taehyung.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Aeri menyiapkan pakaian Taehyung dan merebahkan tubuhnya. Kurang baik apa Aeri? Padahal dia sudah rela merubah perilaku buruknya demi Taehyung.

Kini dia tak bisa tidur, matanya sudah tak merasakan kantuk lagi. Hingga dia mendapati Taehyung yang baru saja keluar dari Kamar mandi dan hendak menggunakan pakaiannya di Ruang ganti. Aeri memilih menatap langit Kamarnya, menghirup nafas sebanyak-banyaknya.

Dia merasakan kasur bergerak, ternyata Taehyung sudah berbaring di sampingnya. Sebenarnya Aeri tak ingin berbicara pada Taehyung, tapi ini menyagkut Yoora.

"Taehyung, aku tahu kau sangat sibuk. Tapi setidaknya luangkan waktu untuk Yoora, akhir-akhir ini dia sering menangis karena menunggumu. Kau selalu berangkat pagi dan pulang malam, Yoora bahkan tak sempat bertemu denganmu." Ujar Aeri pelan, dia hanya menyampaikan apa yang Yoora rasakan.

Taehyung tampak menghela nafas, "Aku tahu, maafkan aku. Tapi keadaannya memang seperti ini, kau tahu. Maka dari itu bantu aku untuk memberi pengertian pada Yoora, aku mohon." Taehyung membalikkan badannya menghadap Aeri, mengusap pipi Istrinya lembut.

Aeri mengalah, dia mengangguk pelan sebelum berucap, "Baiklah." Setelah itu dia memutuskan membawa dirinya berseluncur di alam mimpi.

-o0o-

Aeri yang tengah memasak dikejutkan oleh Taehyung yang pagi-pagi sudah siap berangkat kerja. Dia masih tak berkutik ketika Taehyung memeluknya daei belakang, meskipun dia merasa tak terbiasa san risih.

"Kau mau ku buatkan cokelat panas atau teh? Atau mungkin kopi?" Aeri melepas paksa lengan suaminya, dia berbalik menatap Taehyung.

Taehyung menggeleng, "Tidak perlu, aku akan berangkat sekarang. Aku sarapan di Kantor saja ya, dan beri tahu kepada Tuan Putri aku akan pulang lebih awal hari ini." Taehyung mengecup singkat dahi dan bibir Aeri, setelah itu dia pergi meninggalkan Aeri yang masih tak bergeming.

Aeri terkejut tentu saja, selain karena perlakuan Taehyung dia sedikit heran dengan Suaminya itu. Apa pekerjaan Kantornya sangat penuh hingga dia harus berangkat pagi-pagi sekali? Padahal kan Taehyung CEO nya, Aeri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

Dia tak ingin berfikiran negatif tentang Taehyung, hingga akhirnya memutuskan untuk kembali memasak. Selesai memasak yang dia dapati Putri kecilnya Yoora yang sudah rapi menggunakan seragam Sekolah. Yoora memang sudah mandiri, tanpa Aeri bangunkan Putrinya sudah bangun. Aeri cukup bangga, mungkin sudah pada dasarnya Yoora tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan cerdas.

Putrinya itu menghampiri Aeri yang tengah menata meja makan, "Ibu, Ayah kemana? Sudah berangkat ya?" Yoora bertanya seperti itu karena dia tahu akhir-akhir ini Ayahnya sering berangkat pagi-pagi sekali.

Patient WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang