4

20 2 0
                                    

Aeri tak pernah memaksa Taehyung untuk mencintainya. Dia tahu, cinta tak bisa di paksakan. Aeri tak ingin Taehyung terluka karena memaksakan diri untuk mencintainya, Aeri tak ingin.

Mungkin bagi orang lain tidak butuh waktu lama untuk mencintai sosok yang selalu ada dalam keadaan apapun. Tidak bagi Taehyung, pria itu sudah mencoba meletakan hatinya pada Aeri. Tapi tetap tidak bisa, karena dia hanya ingin Jihyun yang sangat dia cintai. Tak peduli meskipun Jihyun meninggalkannya, tak ada alasan untuk membenci Jihyun.

Aeri sendiri sudah tahu bahwa peluangnya untuk membuat Taehyung mencintainya sangat kecil. Tapi, menurutnya sekecil apapun peluang pasti ada cara untuk menembusnya hingga peluang itu semakin membesar.

Kini, mungkin Aeri hanya akan menyerah pada takdir yang mengombang-ambing kehidupannya. Dia yakin, kemanapun takdir membawanya pasti itulah jalan terbaik. Meski begitu, Aeri akan tetap berusaha untuk menjadi yang lebih baik.

Sementara Taehyung, pria itu selalu menyayangi keluarganya. Dia sangat menyayangi putrinya, Yoora. Walaupun cintanya tidak tumbuh pada Aeri, tapi dia mencintai Yoora lebih dari apapun. Yoora darah dagingnya, dan- Gyura juga.

Taehyung akan memberi cinta yang sama pada keduanya. Tapi tidak untuk Aeri. Jika Taehyung mempunyai satu cinta, maka setengahnya dia bagi untuk Yoora dan Gyura. Sementara setengahnya lagi untuk Jihyun, tapi Taehyung menyayangi Aeri sebagaimana harusnya.

Meski begitu, Aeri tetap kalah telak dalam memenangkan hati Taehyung. Dia tak akan pernah menjadi pemenang. Cukup Taehyung yang memenangkan hatinya, dia tak bisa memenangkan hati Taehyung.

Semenjak hari bertengkarnya Taehyung dan Aeri, hari-hari nya tidak banyak berubah. Taehyung memang sedikit berbeda, tapi Aeri tahu jika Taehyung selalu menyibukkan diri di Kantor atau di Ruang kerja nya untuk tidak banyak beraktivitas verbal dengan Aeri. Mungkin sedikit canggung.

"Ri, bantu aku memasang dasiku." Taehyung yang sedikit kesusahan memasang dasinya melirik Aeri yang sedang menyusui Yoora.

Aeri melepas putingnya dari mulut Yoora dengan perlahan, memastikan putri kecilnya kembali tertidur karena semalam Yoora tidak tidur dengan nyenyak, bahkan Aeri dan Taehyung sampai begadang hingga pukul dua pagi.

"Sini." Aeri menyuruh Taehyung mendekat, begitu Taehyung sampai di dekatnya, Aeri langsung memasangkan dasi yang memggantung di leher suaminya dengan cekatan.

"Selesai." Ujar Aeri ketika menyelesaikan tugasnya, tanpa dia sadari jaraknya dengan Taehyung sangat dekat. Dia dapat merasakan hembusan nafas Taehyung. Perlahan tapi pasti, Aeri menjauhkan tubuhnya yang merapat dengan tubuh Taehyung.

Namun, aksinya gagal. Taehyung menahan pinggangnya hingga kembali pada posisi semula. "Biarkan seperti ini sebelum aku berangkat." Taehyung mengecup singkat bibir istrinya yang hampir meledak karena mengomelinya.

Aeri mendengus pelan, kemudian pasrah pada perlakuan suaminya. "Malam ini aku mau makan di luar denganmu. Kita titipkan saja Yoora pada Yeji ya?" Taehyung menunjukkan puppy eyes andalannya untuk merayu sang istri.

"Tapi, kenapa tiba-tiba? Tak seperti biasanya." Aeri mendecih pelan, dia sedikit heran.

"Ayolah Ri. Kau tidak ingin makan malam bersamaku? Ya sudah aku merajuk." Taehyung melepaskan tautan jarinya yang semula ia gunakan untuk menahan Aeri. Kemudian melipat kedua tangannya di depan dada, dan membalikan tubuhnya untuk memunggungi Aeri.

Aeri terkekeh melihat perilaku suaminya yang begitu menggemaskan, "Aku tidak peduli." Aeri sengaja memancing Taehyung. Dia ingin melihat wajah memelas suaminya ketika meminta sesuatu padanya.

Taehyung berbalik, raut wajahnya penuh permohonan. Dia merengek pada Aeri, menggelayut manja di lengan istrinya. "Ayolah sayang, kita bahkan tidak pernah makan malam di luar." Taehyung memohon dengan wajah kekanakannya.

Patient WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang