Menginjak di usia lima tahun, Yoora tumbuh menjadi gadis yang pintar dan ceria. Disamping itu, Yoora juga terkadang bersikap cuek.
Pagi ini Aeri tengah menyiapkan sarapan ditemani dengan dua orang kesayangannya yang sibuk bermain. Taehyung terus mengganggu Yoora, dia mencolek-colek pipi putrinya yang setengah sadar.
"Ibu! Ayah menggangguku." Adu Yoora pada Aeri, dia kesal pada Ayahnya yang terus mengganggunya.
"Yoo kau harus semangat sayang, mau Sekolahkan?" Aeri menghampiri Putri kecilnya yang masih memejamkan mata di meja makan.
Yoora langsung membuka matanya seolah tidak mengantuk lagi. Dia begitu bersemangat saat mengingat Sekolah. "Ibu Ayah kemarin aku di puji Ibu guru lho." Ujar Yoora antusias pada kedua orang tuanya yang duduk di hadapannya.
Aeri mengambilkan nasi untuk Yoora dan Taehyung, "Tuan putri Ayah kan hebat, memangnya apa yang Yoo lakukan?" Taehyung menatap putrinya yang tersenyum cerah.
"Kemarin aku mengerjakan tugas yang teman-teman ku tidak bisa mengerjakannya." Yoora mulai memasukan makanan pada mulutnya, dia mengoceh dengan mulut penuh.
"Yoo tidak baik berbicara sambil makan." Nasihat Aeri pada putrinya, dia memperhatikan percakapan Suami dan Anaknya yang tampak hangat.
Yoora hanya melanjutkan makannya, setelah selesai makan dia menghabiskan susu nya sekali teguk.
"Pelan-pelan Yoo." Taehyung juga menyelesaikan makannya, dia beranjak dari meja makan, begitupula dengan Aeri.
"Ibu, Yoo dan Ayah berangkat dulu ya." Yoora menggunakan sepatu dan menenteng tas Sekolahnya. Dia berlari keluar Rumah lebih dulu.
Disusul Aeri yang menggiring Taehyung ke Teras Rumah, "Aku berangkat." Taehyung mengecup singkat kening Aeri, dibalas senyuman hangat dari istrinya.
Taehyung segera memasuki mobilnya karena Tuan putrinya yang berteriak tak sabaran. Aeri melambaikan tangannya dan tersenyum menatap Mobil suaminya yang semakin menjauh.
-o0o-
"Ayah, Yoo masuk kelas dulu ya." Ujar Yoora sebelum keluar dari mobil, Taehyung tersenyum.
"Belajar dengan baik ya Tuan Putri, Ayah berangkat." Taehyung mencium lembut pipi Putrinya, kemudian Yoora keluar dari mobil.
Yoora memasuki kelasnya pagi-pagi, hanya baru beberapa anak saja yang baru datang. Yoora duduk di bangku kelasnya, menatap keluar melalui pintu yang terbuka. Tatapannya berbinar begitu melihat sahabat sebangkunya datang.
"Gaeun!" Seru Yoora dari bangku nya pada sahabatnya yang baru memsauki kelas.
Kemudian Gaeun duduk di sebelah Yoora, meletakkan tas mungilnya di bangku. "Yoo, kau sudah sarapan?" Seperti biasa Gaeun memang anak yang perhatian dan friendly.
"Sudah." Balas Yoora mengangguk kuat dengan senyumannya.
"Kau tampak bahagia sekali Yoo." Gaeun memperhatikan sahabatnya yang sedari tadi nampak tersenyum senang.
"Biasa saja. Kau diantar Ayahmu?" Tanya Yoora mengalihkan pembicaraan, dia menatap Gaeun yang tengah membaca buku nya.
Gaeun menoleh sekilas, "Iya. Sekalian berangkat kerja, Yoo kenapa kau bisa mengerjakan tugas dari Ibu guru kemarin? Ajari aku ya." Gaeun sebenarnya murid yang cukup pandai, tapi dia bisa dibilang pemalas juga.
Yoora melihat murid-murid lain yang mulai berdatangan, kemudian dia kembali menatap Gaeun.
"Aku sering mempelajari nya bersama Ibuku. Aku bisa mengajarkanmu nanti, kalau jam istirahat." Yoora mengeluarkan buku pelajarannya begitu melihat Ibu gurunya datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patient Wife
RomanceAeri tahu apa yang di sembunyikan suami kesayangannya. Tapi dia mencoba untuk sesabar mungkin. Dia tak ingin kembali menjadi Aeri yang pembangkang, pendesak, dan egois. Dia sudah berubah!