Yoora rasa keluarganya baik-baik saja seperti apa yang dia lihat dan dia rasakan selama ini. Dia tak perlu khawatir, dia yakin orang tuanya akan selalu ada disisinya dan tetap bersatu.
Gadis kecil itu kini melangkahkan kakinya riang di Koridor Sekolahnya setelah mengecup pipi sang Ayah. Langkahnya yang riang hingga tak menyadari kalau ada seseorang sedang berjalan dari lawan arah, Yoora tak sengaja menabrak seseorang hingga dia tersungkur.
Yoora meringis pelan, lututnya sedikit tergores. Tiba-tiba sosok yang dia tabrak tadi memegang bahunya, Yoora mendongak menatap seseorang tadi, "Maafkan saya Bibi, saya akan lebih berhati-hati lagi." Sontak Yoora berdiri dan membungkukan tubuhnya beberapa kali melihat yang dia tabrak lebih tua darinya.
Bibi itu mengusap surai Yoora, "Tidak apa, lagipula kau disini yang terjatuh. Bibi pergi dulu ya gadis pintar." Wanita itu pergi meninggalkan Yoora yang masih tersenyum.
Batinnya Yoora merasa bersyukur karena bertemu dengan Bibi yang baik, tapi dia juga bertanya kenapa Bibi itu ada disini? Apa dia juga Sekolah? Ah tidak mungkin, usianya seumuran dengan Ibuku mana mungkin dia Sekolah di tempat Kanak-kanak. Yoora kembali membawa langkahnya menuju Kelas.
Ternyata kali ini dia masuk sedikit lebih lambat dari biasanya, begitu sampai di Kelas senyumannya meluntur. Dia melihat Gaeun begitu akrab dengan sosok yang asing baginya, Yoora duduk di bangku Kelasnya dengan senyuman masam.
"Hai Gaeun." Yoora mengambil buku dari tasnya kemudian membukanya, sementara Gaeun dan sosok yang baru itu masih memperhatikan Yoora.
"Hai Yoo, perkenalkan ini Gyura murid pindahan dari London. Gyu, perkenalkan ini Yoora teman sebangkuku." Gaeun memperkenalkan murid baru yang duduk di depan bangkunya kepada Yoora.
Yoora tersenyum tulus, "Murid baru ya? Aku Yoora, semoga kita bisa berteman dengan baik." Yoora mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Gyura. Sebetulnya Yoora merasa sedikit tidak suka. Dilihat dari wajah si anak baru sepertinya dia akan merebut Gaeun darinya.
Tapi hanya sedikit, Yoora akan mencoba berpositive thinking. "Aku Kim Gyura, senang berkenalan denganmu." Gadis itu membalas jabatan tangan dari Yoora kemudian melepasnya.
Yoora sedikit antusias karena marga teman baru nya sama dengan dirinya. "Marga kita sama." Kekeh Yoora menatap Gyura dengan intens.
"Oh ya?" Gyura pun ikut terkekeh, mereka mengawali hari di Sekolah mereka dengan bercanda, mungkin pertemanan mereka akan baik-baik saja.
-o0o-
Yoora tengah menunggu Ibunya yang tak kunjung datang menjemput. Atensinya menangkap Bibi yang dia tabrak tadi, Bibi itu seperti menghampirinya.
"Gyu." Ternyata Bibi itu bukan menghampirinya, tapi menghampiri Gyura yang ada disampingnya. "Eh, gadis manis? Kau belum di jemput?" Bibi itu berjongkok mensejajarkan tinggi nya dengan kedua gadis kecil yang ada didepannya.
Yoora menggeleng pelan, "Mungkin sebentar lagi." Gadis itu tersenyum.
"Namanya Yoora Ma, dia teman baruku." Timpal Gyura, sedangkan sang Ibu mengangguk paham.
"Jadi, Yoo Bibi ini Mamaku. Namanya Mama Jihyun."
"Saya Yoora Bi." Yoora membungkuk memperkenalkan diri, sementara Jihyun tengah mengingat sesuatu.
Keningnya mengerut, "Bibi dan Gyura duluan ya. Apa mau Bibi antar?" Jihyun menggenggam jemari mungil Gyura, hendak pergi meninggalkan Yoora yang masih mengunggu Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patient Wife
RomanceAeri tahu apa yang di sembunyikan suami kesayangannya. Tapi dia mencoba untuk sesabar mungkin. Dia tak ingin kembali menjadi Aeri yang pembangkang, pendesak, dan egois. Dia sudah berubah!