Part 1

5.7K 166 3
                                    

Happy Reading

****

"Aurora!!"

Gadis cantik bermata hitam yang sedari tadi fokus dengan novelnya langsung menoleh ke sumber suara tersebut. "Kenapa An?" sahutnya polos.

"Gue ke sini mau curhat bukan mau ngelihatin lo baca novel Rora," ucap Anya-Thalia Anya Latifa.

Nama gadis cantik itu adalah Aurora Valeria Athaleya. Gadis yang ramah dengan senyum yang menenangkan hati. Ia kerap disapa Aurora atau Rora.

Mereka sedang berada di kamar Aurora. Tadi Anya mengirim pesan kepada Aurora ingin curhat. Jadi Anya pergi ke rumah Aurora karena sedang malas untuk pergi

Aurora langsung menutup novelnya dan menatap Anya. "Mau curhat apa sih?"

"AURORAA!!" ucap Anya gemas.

"Ya maaf An, tadi seru banget novelnya." Dengan polos Aurora meminta maaf.

"Iya deh iya. Ra gue suka sama seseorang, tapi sayangnya dia ga satu sekolah sama gue." ucap Anya sedih.

"Kok bisa? Ceritain geh," ucap Aurora polos.

Anya menghela napas sambil megingat-ingat, "lo inget kan waktu itu gue ngewakilin sekolah gue Olimpiade Kimia?"

Aurora pun menganggukkan, "terus gimana?"

"Nah dia satu mapel sama gue. Waktu itu gue jatuh terus di tolongin sama dia," ucap Anya.

"Ooo gitu, terus dia ngewakilin sekolah mana?" ucap Aurora penasaran.

"Sepertinya sekolah lo deh," ucap Anya sambil berfikir.

Aurora pun ikut berfikir, "sekolah Aurora? Anya tahu namanya?"

"Gue ga tahu, tapi seinget gue temen dia manggil dia Gibran. Ya Gibran," ucap Anya sambil mengingat-ingat.

"Gibran? Apa dia tinggi, ganteng, hidungnya mancung, manis, dan dingin?" ucap Aurora menebak.

"Ciri-cirinya yang lo sebutin bener, tapi dia nggak dingin Ra. Dia itu orangnya asik banget malahan." Anya berfikir kembali.

"Bener ya? Oh nama dia itu Gibran Zenna Keanzo," ucap Aurora.

Anya pun berfikir, "nah iya itu nama dia Ra. Gibran Zenna Keanzo, akhirnya gue tahu nama panjang dia."

Degg...

Seketika Aurora terdiam mendengar perkataan Anya. Jantungnya sekejap berhenti karena perkataan Anya.

Anya melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Aurora. Namun tetap saja Aurora masih melamun. Akhirnya Anya memukul lengan Aurora untuk mengembalikan pikiran Aurora ke dunia nyata.

"Ngelamun mulu lo, lo gimana sama doi? Ada kemajuan?" ucap Anya.

Aurora menghela napas dan menundukkan kepalanya lesu, "Rora nyerah. Ada yang lebih pantas dari Rora buat dia. Rora sadar, Rora gak pantas untuk dia. Dan mungkin sebentar lagi dia akan nemuin pasangannya."

"Kok gitu sih Ra? Gue penasaran banget sama doi lo? Siapa sih dia? Lo ga pernah mau sebut nama dia," ucap Anya kembali.

Aurora menatap Anya lekat, "Rora nggak bisa kasih tau lo nama asli dia." Rora takut Anya sakit nantinya, lanjut Aurora dalam hati.

"Kasih tau gue Ra. Emang kenapa nggak bisa kasih tau gue? Kasih tau Ra." Dengan puppy eyesnya Anya mencoba merayu Aurora.

Rora takut Anya kecewa,-batin Aurora.

Aurora menggelengkan kepalanya, "gak An. Rora hanya kasih tahu inisal dia, inisialnya GZK. Makasih An buat sarannya selama ini."

"Iya sama-sama, oh iya Ra kata mama gue bakal pindah ke sekolah lo," ucap Anya heboh

"Pindah? Kenapa mendadak banget?" tanya Aurora.

"Nggak tau mama yang nyuruh pindah." Aurora pun mengangguk.

"Gue pulang ya Ra. Mama minta temenin pergi soalnya," sambung Anya.

"Iya, hati-hati di jalan. Salam buat tante Desy," ucap Aurora sambil tersenyum.

Anya pun bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Aurora sendiri di kamarnya. Aurora pun kembali membaca novel yang sempat ia tunda tadi. Tetapi ia tidak fokus membaca novel tersebut, karena ada yang mengganjal di pikirannya.

****

Rembulan telah hadir menggantikan sang surya. Ditemani dengan semilir angin malam Aurora berdiri balkonnya.

Aurora menatap bulan dan bintang yang hadir malam ini menemaninya. Ada seseorang yang memenuhi pikirannya.

Tuhan, sudah lama aku memendam perasaan ini. Sudah lama aku jatuh cinta dengannya, namun dia menganggapku sebatas pengagumnya.
Sekarang sahabat aku juga suka sama dia. Apa memang aku ga berhak bersama dia? Tuhan, aku harus bagaimana?-batin Aurora dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Selama ini Aurora menjadi pengagum rahasia Gibran. Sudah lama Aurora memendam perasaannya kepada Gibran. Tak ada seorang yang mengetahui perasaanya kepada Gibran, selain orang-orang terdekatnya.

Iya, Gibran Zenna Keanzo. Cowok yang juga disukai oleh Anya. Gibran memang tampan, sehingga mampu membuat kaum hawa terpikat padanya. Apalagi jika dia sedang bermain futsal, maka banyak siswi terpana oleh kharismanya. Selain tampan dia juga pintar, tetapi dia sangat dingin dan cuek.

Aurora pun masuk ke dalam kamarnya. Ia berjalan menuju ke meja riasnya. Aurora pun duduk di kursi yang ada di sana dan menatap cermin. Pucat:kata yang terlontar dari bibir mungil Aurora.

"Rora sayang," panggil Tisa-Bunda Aurora.

Bunda berjalan menghampiri Aurora. Bunda pun membelai rambut hitam Aurora penuh kasih sayang. Bunda pun ikut menatap ke cermin, ia melihat wajah Aurora dari cermin.

"Rora kenapa belum tidur?" tanya Bunda lembut.

Aurora tidak menjawab pertanyaan dari sang bunda. Aurora memilih diam dan wajahnya masih ia hadapkan ke cermin, tetapi pandangannya kosong.

"Rora nggak pantes buat Gibran ya Bun? Sehingga Tuhan bikin Anya juga suka sama Gibran." Aurora tiba-tiba bertanya.

Hening, Bunda tak menjawab pertanyaan dari Aurora. Bunda bingung ingin menjawab apa, sehingga ia memilih diam. Bunda sangat tahu betul keadaan Aurora saat ini. Kacau:itu kata yang tepat untuk keadaan Aurora saat ini.

"Aurora tidur ya udah malam. Gak baik buat kesehatan Rora. Untuk masalah Gibran dan Anya besok dipikirin lagi ya," ucap Bunda mengalihkan pembicaraannya dengan Aurora.

Aurora mengangguk dan bangkit dari duduknya. Aurora berjalan menuju kasurnya dan merebahkan tubuhnya. Bunda pun berjalan menuju kasur Aurora. Selimut berwarna pink ditarik sebatas dada oleh Bunda. Setelah itu Bunda mengecup kening Aurora.

"Good night princess nya Bunda," ucap Bunda setelah mengecup kening Aurora.

"Good night too Bun," balas Aurora.

Aurora pun menutup matanya untuk menuju alam mimpinya yang lebih indah dari pada dunia nyata. Bunda pun keluar dari kamar Aurora.

****

Semoga suka sama cerita ini ya.
Tunggu kelanjutan ceritanya.
Jangan lupa Vote dan Komen ya.

tlaveni___💙

AURORA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang