Om&Mo kangen :>

398 21 3
                                    

"Huhuhu... hiks, jahat banget sih, kok sad ending, huaa!"

Satu

Dua

Tiga detik

"Liat tuh Faresh, mama kamu sampai ingusnya meler gitu." Faresh tertawa mendengar ucapan papanya, bayi laki-laki yang telah menjelma menjadi pria gagah dan tampan, tapi tak berani itu kini sedang duduk disebelah Charla, sambil memangku laptopnya mengerjakan laporan kantornya, lebih tepatnya kantor papanya.

"Mas nggak baca sih, coba kalau baca ceritanya pasti sedih juga. Hiks," ujar Mo menatap suaminya itu masih dengan meneteskan air mata. Charla terkekeh lalu mendekati Mo, mengambil gadget ditangan istrinya itu lalu memangku Mo.

Faresh berdecak, melihat kelakuan orangtuanya, merasa tak dianggap Faresh memilih fokus pada pekerjaan nya.

"Yang cowok sakit?" Mo menganggutkan kepalanya.

"Sakit parah mas, AIDS."

"Sedih sih pasti dek, tapi kan itu cuman novel, imajinasi keren dari penulis, sampai adek mewek loh hehe, tuh tadi diketawain Faresh." Mo menoleh kearah anak lelakinya itu.

"Apa sih pa bawa-bawa Faresh, orang papa kok tadi yang ngetawain mama." Mo mengerucutkan bibirnya memukul bahu Charla.

Manja.

"Faresh kamu kapan nikah?"

Uhuk*

Uhuk*

Ehek*

"Mama ih, nanyanya pakai koma dong ma, keselek Faresh." Mo tertawa menatap geli raut wajah cemberut Faresh.

"Sensitif banget lurr soal nikah. Liat kakakmu ini dong..."

"Masih jomblo juga." Lili melebarkan bola matanya, lalu berdecak hendak mengetok kepala Faresh namun dengan cegatnya Mo berdehem.

"Mama nggak mau ada kekerasan dirumah mama, hanya ada kelembutan sahaja."

"Rumah mama?"

Mo yang sudah turun dari pangkuan Charla, berkacak pinggang menautkan alisnya.

"Rumah papa kaliie!"

Mo mencebikkan bibirnya, menghadap pada suaminya.

"Mas..., anak-anakmu."

"Faresh, Lili. Papa dorong kalian masuk ke perut mama kalian mau?"

"Ih papa parah, ma ngode tuh papa ma." ucap Lili terkekeh mendapat tatapan tajam Charla.

"Iya ma, udah lama kan nggak ngadon."

"Dasar kalian."

"Hahahaha!"

Satu

Dua

Tiga

Empat

Lima detik

"Mas pelan-pelan..."

"Gas pa gas, jangan kasih kendor. Haha." Faresh menatap kakaknya dengan wajah mereka yang senang berhasil membuat papa dan mama mereka kembali memproses adek gemes buat mereka.

"Nggak sabar lurr, kakak nanti mau adeknya cewek, biar bisa diajak shoping."

"Cewek? Ah jangan kak, mending cowok, nanti ada yang bantuin kerjaan Faresh. Kakak shoping nggak faedah, dikira cari uang gampang."

"Eh itu urusan kalian para owowo. Kakak kan sebagai perempuan mewakili semua perempuan di dunia ini, bahwa kami itu perlu uang untuk perawatan kami, semua butuh uang apalagi skincare kan mahal."

"Herrrg. Pokoknya adeknya nanti harus cowok."

"Cewek."

"Cowok."

"Cewek cewek cewek!"

"Cowok cowok cowok cowok cowok!"

"Cew---"

"Adek kalian banci!"

"Berisik Faresh, Lili."

"Nggak masuk-masuk nih burungnya papa."

"Iya pa!"

"Lanjot ma, pa!"



























Yuhuuu😃 lama tak jumpa dengan kalian-kalian semua😋

Author gabut nieh, makanya kepikiran mau buat edisi kangen Om&Mo😆.

Gimana.

Seru?

Aneh?

Garing?

Author mau nanya nih, kalian dari daerah mana aja😊?

Eh udah cek belum nih Ebook Om&Mo, skarang di Google Playstore sudah lengkap versi 1 dan 2 ya. Harganya terjamin murahhhhhh banget, nggak bakal bikin dompet sama atm kalian ciuttt🙆.
Okay, jangan lupa di cek ya sekalian juga dong dibeli, itung-itung sedekah gitu loh sama Author😅😅😂😂.
Atau kalau nggak mau beli baca gratis nya aja bisa loh, intip gitu kan. Jangan lupa juga di google di kasih bintang🌟🌟🌟🌟🌟.
Pencarian nama penulis (Rabiatul Adawiyah) jangan sampai salah ya, akibatnya fatal😊.




Kapan-kapan kita ketemu lagi ya, doain aja Author gabut jadi bisa ngetik disini, mengisi ruang kerinduan kalian sama Charla dan Monita.




Oh iya.

Ada yang mau sama Faresh?
Angkat kaki😥.

OM2MO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang