Pagi menjelang menggantikan gelapnya malam. Tampak dua gadis sedang mondar mandir mengetok satu persatu kamar.
Mereka adalah Nadine dan Jean. Waktu sudah menunjukkan pukul 05.57 namun belum ada tanda-tanda kehidupan di rumah itu.
Pasalnya hari ini adalah hari Senin. Hari yang sangat dihindari oleh sebagian besar pelajar, entah karena apa. Dan, faktanya dirumah itu kini terdapat lima orang yang berstatus sebagai pelajar SMA.
Nadine dan Jean sudah membagi tugas. Nadine mendapat tugas membangunkan Leo dan Ical, sedangkan Jean mendapat tugas membangunkan Gevan, Rive dan Stefi.
Mari kita lihat aksi Nadine.
"WOII LEOO INI UDAH JAM BERAPA HAH?? MAU JADI APA LO JAM SEGINI BELUM BANGUN?" teriak Nadine didepan kamar Leo. Tangannya tak tinggal diam, terus mengetuk pintu kamar Leo.
"IYA NIH BANGUN, CK! RESE AMAT!" jawab Leo dari dalam kamar yang juga berteriak.
Setelah memastikan Leo sadar dari alam mimpinya, kini Nadine berjalan ke kamar Ical.
"CALL, UDAH JAM BERAPA INI? KOK MASIH TIDUR AJA?!"
Tiba-tiba, pintu yang berhiaskan tulisan gantung 'Ical Ganteng' itu pun terbuka. Muncullah sosok Ical yang sudah lengkap dengan seragam putih abu-abu nya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk putih miliknya.
"Suujon aja sih Mbak, nih lihat gue udah ganteng," ucapnya menyombongkan diri.
"Seluler. Serah lu ler," ucap Nadine sebelum melenggang pergi dari hadapan Ical.
Sedangkan aksi jean,
"GEVAN UDAH BANGUN BELUMM? UDAH JAM SEGINI LOH!" teriak Jean namun dengan nada yang lembut. Gimana tuh? Teriak tapi nadanya lembut? Dah lah gitu deh pokoknya.
"IYA KAK, BARU PAKE SERAGAM NIH!" jawab Gevan dari dalam kamarnya.
"Yaudah sip."
Beralihlah Jean pada kamar Rive.
"RIVERAAA, UDAH BANGUN BELUM?"
"UDAH KAK INI BARU KELAR MANDI."
"Yaudahh dilanjut."
Dan terakhir, dikamar Stefi.
Belum sempat Jean mengetuk pintu cokelat itu, sosok gadis cantik berwajah kebulean berambut pirang yang tak lain dan tak bukan adalah Stefi sudah berada disampingnya.
"Gue udah bangun Kak, nih mau pake sepatu," ucap Stefi sambil menenteng sepatunya.
"Yaudah dilanjutt."
Kini semua anak SMA di rumah itu sudah bangun dan bersiap-siap untuk kesekolah.
"Mau kemana Bang? Nggak makan dulu? Ini sebentar lagi mateng," tanya Mario kepada Chandra dan Kelvan, si dua mahasiswa tingkat akhir.
"Ahh enggak dulu deh. Kita sibuk banget. Ayok Van buru!" jawab Chandra.
"Iyaiya, yokk!"
"LOH BANG NGGAK MAKAN DULU?" tanya Jihan mengulang pertanyaan Mario. Namun naas, Chandra dan Kelvan sudah keluar dari dalam rumah.
Pagi ini adalah jadwal Jihan untuk membantu Mario memasak. Tapi, jika untuk Mario tidak ada jadwal-jadwalan. Karena memang dia yang berkewajiban memasak. Bagaimana ceritanya? Laki-laki kok berkewajiban masak? Karena, walaupun Mario laki-laki, ia sangat pandai memasak. Masakannya juga enak. Mungkin disini ada yang mau dimasakin sama Mario? Hehe.
Masakan sudah matang. Jihan sedang menata semua dimeja saji, bukan meja makan.
Kini satu-persatu datang di ruang makan. Dari yang siap untuk sekolah, sampai yang belum mandi karena kuliah siang atau libur pun sudah berbaris rapi. Seperti biasa, mau makan harus antre.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wadidaw Home | Kos-Kosan✔️
Teen FictionKos-kosan ini bukan kos-kosan seperti pada umumnya Kos-kosan ini adalah kos-kosan damai penuh cinta