"Ayok pengikut setia Leo. Kita pulang ke Wadidaw Home. Lets goooo!" teriak Leo dengan tak tahu malunya. Padahal saat ini mereka sedang di parkiran, dan parkiran sedang padat-padatnya.
Yaa,, Leo memang tidak punya malu.
"Ashiappp lessgoooo!" pekik Hanan. Kalian tidak lupa dengan Hanan 'kan? Itu loh si anak baru. Berangkat dan pulang sekolahnya sekarang bersama Leo. Karena sejak awal hanya Leo lah yang sendiri menaiki motornya.
Namun suasana seperti ada yang berbeda. Karena Stefi yang biasanya cerewet mendadak menjadi pendiam. Wajahnya terlihat murung.
"Kenapa dia?" tanya Ical pada Rive yang notabenenya adalah teman sekelas Stefi.
"Tadi, nilai ulangannya mepet kkm," jelas Rive. Ical pun hanya mengangguk paham.
Ical tau betul dengan sifat Stefi yang selalu ambis untuk selalu mendapat nilai baik. Entah nilai pada tugas biasa sampai ulangan pun ia selalu berusaha untuk mendapat nilai yang baik.
Jadi jika sekali saja ia mendapat nilai yang telalu mepet dengan kkm, mood nya menjadi buruk. Ini hanya mepet kkm, belum dibawah kkm.
"Eh kalian duluan aja, gue ada perlu sebentar sama Stefi," ucap Ical membuat Stefi memandangnya dengan tatapan menyelidik. Namun Ical hanya mengangguk seakan memberi kode Stefi untuk diam dan nurut saja.
"Oh yaudah, kita duluan ya Cal," ucap Gevan lalu pergi menarik gasnya menyusul Leo yang sudah ngacir dari tadi.
"Buru naik!" Stefi pun mengangguk pasrah dan naik ke atas motor Ical.
Benar-benar perjalanan yang membosankan bagi Ical. Seperti ada yang beda jika Stefi terus terusan diam seperti ini.
Ya walaupun biasanya ia selalu kesal dengan Stefi yang banyak bicaranya, tapi untuk kali ini tidak. Justru ia malah kesal jika Stefi hanya diam saja seperti ini.
"Ehm, Stef!" panggilnya sambil melirik Stefi lewat kaca spion.
"Hm?"
"Tumben diem aja. Ngomong dong!" titah Ical.
"Males" jawab Stefi singkat.
"Lah itu udah ngomong."
"Ah apaan sih Cal galucu ah!"
Hening kembali. Namun motor yang dikendarai Ical menepi pada sebuah kedai es krim favorit Stefi.
"Turun!" Ical melirik Stefi yang masih asik berdiam diri diatas motornya.
"Ngapain kesini?" tanya Stefi.
"Oh gak mau? Yaudah balik aja," ucap Ical sambil siap siap untuk melajukan motornya kembali.
Cepat-cepat Stefi menghentikan pergerakan Ical.
"Yaudah iya, nih turun!!!"
Ical tersenyum menatap Stefi yang sangat terlihat malu-malu tapi mau itu.
"Lo bayarin ya tapi!" ucap Stefi saat keduanya sudah masuk kedalam kedai es krim itu. Ical pun hanya mengangguk dan menyuruh Stefi duduk di salah satu bangku, dan ia yang akan memesan es krim nya.
-----
"Nih!" ical memberikan satu cup es krim pada Stefi. Dengan senang hati, Stefi menerimanya.
"Makasih Calll!!" pekik Stefi.
Ical hanya mengangguk dan duduk di hadapan Stefi.
Yang ia lakukan hanya memandang Stefi yang sedang asik memakan es krimnya. Sesekali ia tersenyum.
"Gila ya lo?" tanya Stefi saat memergoki Ical sedang senyum-senyum sendiri.
"Lo kali yang gila, kenapa tadi segala pake cemberut-cemberut kaya orang naber?" cibir Ical.
"Sialan ya lo! Kesel gue tuh Cal. Ulangan gue mepet banget sama kkm. Sia-sia dong gue begadang sampe malem buat belajar," gerutu Stefi. Namun dibalik itu, ada rasa syukur dihati Ical. Stefi sudah balik seperti semula, cerewet. Tidak seperti tadi yang hanya diam saja.
"Ck! Jangan gitu. Ga ada yang sia - sia selama lo ngelakuin itu semua ikhlas. Bersyukur lo seenggaknya masih diatas kkm walaupun dikit. Temen-temen lo banyak 'kan yang jauh dibawah kkm? Tapi mereka biasa-biasa aja. Nilai itu bukan penentu segalanya."
"I--iya sih," jawab Stefi ragu sambil menyuapkan lagi eskrim kedalam mulutnya.
"Yaudah makanya gausah ngambek-ngambekan. Kalo lo ngambek tuh jelek, alayy lagi!" final Ical.
Kedua sudut bibir stefi terangkat sehingga menampilkan sebuah senyuman. Walaupun kalimat terakhir Ical bukanlah sebuah kalimat penenang pada umumnya, tapi ia sudah maklum, memang seperti itu sifat Ical.
"Buruu abisin!" titah Ical.
Stefi kembali fokus pada es krimnya. Ia terlalu asik menikmati, sampai ia tak sadar jika Ical selalu memperhatikannya.
Lagi-lagi ical tersenyum. Mungkin mulai detik ini kegiatan memandangi Stefi akan menjadi hobi Ical.
"Lo beneran gila ya Cal? Senyum-senyum sendiri terus dari tadi," cibir Stefi.
"Lo yang gila."
"Nih!" ucap Ical sambil melempar beberapa lembar tissue pada Stefi.
"Es krim lo belepotan! Dasar jorok!" sambungnya.
Jika kalian berharap Ical akan membersihkan es krim Stefi yang belepotan dengan romantisnya seperti di kebanyakan cerita, mending tolong dibuang jauh-jauh harapan kalian.
Ical bukanlah tipe orang yang seperti itu, malahan menurutnya itu adalah hal yang berlebihan dan sok romantis. Udahlah terserah dia saja.
"Mau nambah?" tawar Ical. Stefi pun mengangguk.
"Bawa pulang aja ya tapi?" ucap Ical.
"Oke."
Setelah memesan dua es krim cone, Ical kembali ke tempat Stefi dan mengajaknya pulang.
------
stephaniee
❤7.569 💬2.122
stephaniee Thanks🐒
Lihat semua komentar
icalhaikal Y.
chandra.anja Pulang pulang! Udah mau magrib!!
Dahlahh pendek ajaa
Btw
Minal aidin wal faidzin semua😃
KAMU SEDANG MEMBACA
Wadidaw Home | Kos-Kosan✔️
Teen FictionKos-kosan ini bukan kos-kosan seperti pada umumnya Kos-kosan ini adalah kos-kosan damai penuh cinta