"Bang Chand mau kemana?" tanya Rossi yang mendapati sosok Chandra Andijaya sudah bersiap-siap dengan pakaian rapinya.
"Mau keluar sama Mama Papa Ros," jawabnya sambil memasang jam di tangan sebelah kirinya.
Mendengar jawaban Chandra, Rossi hanya ber-oh ria saja. Dia tidak akan bertanya lagi, karena tidak akan ikut campur urusan keluarga Chandra.
"Gue berangkat ya Ross," pamit Chandra sambil menyambar kunci mobilnya yang tadi ia letakkan diatas meja.
"Iya Bang, tiati!" jawab Rossi.
"Bang Chand mau kemana Kak?" tanya Gevan yang tiba-tiba saja sudah berada disamping Rossi.
"Gatau. Katanya mau keluar sama Mama Papanya gitu," jawab Rossi mengutip perkataan Chandra barusan.
"Kemana?"
Rossi memutar bola matanya malas, ternyata walaupun Gevan termasuk dalam jajaran manusia yang dapat dikatakan waras -tidak seperti Leo- ternyata ia kepo juga.
"Ya gue gatau lah Ge, masa acara keluarganya gue harus tanya secara rinci," jawab Rossi membuat Gevan menyengir saja. Untung ganteng, batin Rossi.
"Kenapa, kenapa?" tanya Nadine yang baru saja datang langsung menimbrung obrolan antara kedua manusia yang lebih muda darinya itu.
"Itu loh, Bang Chand barusan berangkat pergi," jawab Rossi.
"Pergi kemana?" tanya Nadine lagi.
"Keluar sama Mama Papanya." Kali ini Gevan yang menjawab.
Nadine hanya mengangguk-angguk sajaa.
"Ehhh!"
"Kenapa?" tanya Rossi dan Gevan bersamaan.
"Jangan-jangan Bang Chand mau dijodohin. Kaya yang di film-film itu loh. Lagian 'kan Bang Chandra juga dari dulu gapernah punya pacar juga," ucap Nadine beropini.
"Ya gatau, bisa jadi juga sih. Di film-film yang biasa gue tonton juga gitu. Ditambah Bang Chand sekarang juga udah jadi CEO perusahaan Ayahnya, masa seorang CEO gapunya gandengan? Jadi mungkin kalo dia dijodohin sih juga bisa jadi Kak," ujar Rossi yang ikut-ikut beropini.
Sedangkan Gevan hanya diam dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Hmm masuk akal," ucapnya kemudian.
🏡🏡🏡
"Kita mau kemana sih, Ma, Pa?" tanya Chandra yang kini sedang menyetir mobil milik Papanya.
"Ketemu sama rekan bisnis Papa," jawab Papanya yang duduk disamping Chandra, kursi samping pengemudi.
Chandra membelalak. Hampir saja ia mencelakai dirinya sendiri dan kedua orang tuanya karena mengerem mendadak.
"Ih kenapa sih Chand? Hati-hati kalo nyetir tuh, bahaya tau gak?" protes Mamanya yang duduk di kursi belakang.
"Eh ya maaf Ma. Btw Chandra mau tanya."
"Hm? Tanya apa?"
Chandra melirik Papanya di samping dan Mamanya dibelakang lewat kaca dengan bergantian.
"Papa sama Mama mau jodohin aku ya? Kaya yang di film-film yang biasa anak-anak kos tonton itu," tanya Chandra dengan tatapan menyelidik.
"Heh! Ngawur kamu! Ya enggak lah. Mama sama Papa 'kan mau kasih kebebasan kamu buat cari pasangan sendiri. Sekarang udah gak jaman jodoh-jodohan" jawab Mama Chandra sedikit berteriak, sedangkan Papanya hanya terkekeh saja.
"Iya tuh! Kalo kata dewa 19 tuh 'cukup siti nurbaya yang mengalami pahitnya dunia' lagian ini juga udah bukan jaman Siti nurbaya," celetuk sang Papa membuat Chandra bernafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wadidaw Home | Kos-Kosan✔️
Teen FictionKos-kosan ini bukan kos-kosan seperti pada umumnya Kos-kosan ini adalah kos-kosan damai penuh cinta