Second Chapter

458 71 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Ternyata usaha Nana tidak sesukses apa yang ia bayangkan.

Hancur begitu saja hanya karena ucapan Injun yang menurutnya tidak di saring terlebih dahulu. Bukti nyatanya ada disini.

Bukannya lolos dan berhasil membolos, alhasil ia malah terjerat dalam hukuman yang membuat hatinya semakin mencelos. Bukan itu saja, ia dan Injun di hukum dengan posisi kedua tangan yang di selipkan ke dalam ketiak dan juga sebelah kaki yang dibiarkan menggantung dengan titik tumpuan di kaki yang satunya.

Nana terus-terusan bernafas kasar tatkala ia berkontak mata dengan Haechan yang sama-sama dihukum disebelahnya. Posisinya tidak seperti Nana, melainkan lebih parah. Itu juga akibat ucapannya sendiri yang terlalu sembrono pada Pak Yuta membuatnya di hukum dengan posisi khayang di depan tiang bendera.

Tentu siswa lain yang lewat disekitarnya hanya mampu menahan  tawa sambil sesekali berbisik pada lawan bicaranya. Tidak banyak, sisanya lebih memilih untuk tidak memperdulikan kehadiran mereka lantaran sudah hafal dengan kelakuan mereka yang terkenal suka membuat onar.

Mata Nana beralih saat Jeno melewatinya sambil meminum cola yang baru saja di belinya di kantin. Nana bersiul membuat Jeno berhenti mendadak lalu tak lama menoleh ke arahnya, memasang wajah dengan penuh tanya seperti--iya apa?

Nana nyengir, tangannya melambai-lambai menyuruh Jeno agar segera mendekat ke arahnya. Sedangkan Jeno sendiri dengan begitu antusiasnya mengikuti arahan Nana. "Kenapa manggil gue?!"

"Jangan minum begituan gak sehat buat tubuh."

"Hilih bilang aja mau." Ujar Haechan membuat Nana yang disebelahnya sewot.

"Heh buntet bukan gitu! Nanti kalo nih bule kenapa-napa kita-kita juga yang disalahin, kita kan temennya."

"Tunggu?! Emang kalian temen gue gitu?!" Spontan ucapan Jeno membuat ketiganya memasang wajah--wtf?!

"Jeno! Tolong beliin gue es teh sisri dong. Bilangin ke mamang kantin es batunya yang banyak." Tiba-tiba ucapan Injun mengalihkan pembicaraan, membuat Nana yang sempat ingin mengomel berhenti sejenak sambil mengusap sabar dadanya perlahan.

"Jen! Gue juga beliin mochi es cream di kantin belakang ya. Nanti uangnya gue ganti." Tambah Haechan.

"Jangan mau Jen, paling ujung-ujungnya uang lo gak bakal balik." Nana menatap bengis Haechan disebelahnya. Sesekali tertawa sinis pada Haechan yang kemudian ia balas oleh senyuman kecut. "Atuh Jeno kalo minum tuh nawarin kek. Gak tau apa gue haus banget nih." Tambah Nana, ia terus menggaruk tenggorokannya yang tidak gatal.

Jeno yang mulai muak dengan ocehan mereka hanya menaikan bahunya. "Gue mau balik ke kelas. Nanti Pak Yuta nyariin."

"Jeno koret ihh!"

The Dreamplan | NCT DREAM ft. JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang