Semoga..
Ada kabar baik hari ini.---------------Najevan Langkara.
(....loading..)
Dua puluh menit
sebelum Jeno hilang.....
Malaikat pake kekerasan!!!
..TWIN ANGEL SIALAN!!!
..JENO! LO KENAPA SIH?!
..Enochlophobia.
..
Jeno! Eta leungit!
..
Gue takut.
..BRUKKK!!!
..
JENOOOOO!!!!!!!!!!
....
"HAHHH!!!!!!!!"
Sepasang mata itu terbuka lebar. Dahinya berkeringat, begitupun nafasnya yang tersengal nampaknya membuat dirinya merasa frustasi. Laki-laki itu menghela nafas kasar, kemudian membuka satu kancing kemejanya, mengendorkan dasi yang mengikat di lehernya. Jay merasa lega bisa bangun dari mimpi buruknya. Namun, yang jadi masalahnya disini adalah mimpi buruknya itu sebentar lagi akan jadi kenyataan, dan itu yang membuatnya merasa semakin tertekan memikirkan langkah selanjutnya yang harus dilakukannya dengan benar.
Memilih untuk tak peduli dan bersikap masa bodoh, lantas bagaimana nasib anak-anak yang tak berdosa itu?!
"Tumben bisa tidur."
Seorang laki-laki mengenakan hoodie dan celana training datang membawa sebuah nampan berisi satu venti iced americano dan satu cup green tea frappucino dengan label s*buck yang menempel di cupnya, lalu kemudian memilih duduk di depan Jay. Kim Doyoung, atau biasa di panggil Idoy sebagai nama Bandung-nya. Tapi jangan heran kalau dia tidak bisa bahasa sunda dengan baik. Dia laki-laki dengan darah blasteran Korea--Jogja. But, Jangan tanyakan kenapa dia bisa ada di Bandung jika tak lain adalah untuk bertemu Jay. Well, Doyoung itu merupakan salah satu CEO yang bekerja di bidang fashion dan industri musik. Begitupun Jay yang merupakan salah satu orang terberuntung yang bisa lolos masuk dalam naungan Doy's Choice. Yeah, meskipun perusahaannya nggak besar-besar amat dan hampir terancam gulung tikar. Tapi tak apa. Semangat bisnisnya masih tinggi.
"Saran saya sih kalau mau tidur jangan di tempat umum."
Jay mengerutkan dahinya. "Why?"
"Soalnya nanti malah bikin keributan disini. Terus kita diusir."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreamplan | NCT DREAM ft. Jaehyun
FantasyON GOING---- Jay benci kemampuannya. Ia benci melihat takdir buruk seseorang dalam mimpinya. Jay ingin mati tanpa penyesalan, begitupun hidup dalam tahap penyelesaian. Ia bahkan tidak mengerti kenapa mimpinya bisa berubah seiring berjalannya waktu...