ON GOING----
Jay benci kemampuannya. Ia benci melihat takdir buruk seseorang dalam mimpinya.
Jay ingin mati tanpa penyesalan, begitupun hidup dalam tahap penyelesaian.
Ia bahkan tidak mengerti kenapa mimpinya bisa berubah seiring berjalannya waktu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baby shark, doo, doo, doo, doo, doo, doo..
Baby shark, doo, doo, doo, doo, doo, doo..
Baby shark, doo, doo, doo, doo, doo, doo..
Baby shark.
Sesuatu yang paling ditunggu disaat sibuk-sibuknya yaitu hari libur. Dan.. sesuatu yang paling diminati manusia saat libur yaitu; pertama, mereka tak perlu khawatir harus bangun pagi. Kedua, mereka bisa bangun siang bak anak perawan. Ketiga, mereka tak perlu melakukan ritual seperti harus mandi wajib minimal dua kali sehari. Terakhir, mereka bisa menikmati quality time.
Tidak. Tidak dengan Nana. Laki-laki yang mengenakan piyama itu terlihat lesu. Usai menggerang pelan, sempat beberapa kali melakukan peregangan singkat di depan komputernya--Nana baru saja tidur dua jam, dia begadang semalaman hanya untuk tanding PUBG--Dia menguap, lalu melangkahkan kakinya keluar kamar. Sesekali berdecak pelan saat sumber suara kebisingan itu membara di seluruh lorong dan Nana tahu siapa dalang dibalik semua ini jika tak lain adalah si Jamet. Ya dia sepakat dengan yang lainnya untuk memanggilnya dengan sebutan itu. Alasannya? Apa perlu menjelaskannya secara terang-terangan? Baik. Tentu saja karena penampilannya yang hampir setiap harinya memakai outfit yang serba mahal layaknya sultan. Tunggu? Bukankah memang benar Om Jay itu keturunan sultan?
Baik. Lupakan.
Oh ya, ngomong-ngomong hubungannya dengan Haechan sudah lebih baik sekarang. Mungkin, tapi tak sebaik yang dibayangkan. Mereka sepakat bekerja sama dan berdamai hanya untuk mencari cara supaya Om Jay tidak terus-terusan memperbudak mereka. Yah meski, sesekali suka khilaf ribut nggak jelas cuma gara-gara hal kecil. Tak hanya itu, mereka juga berencana untuk membuat Jay tidak betah bekerja di asrama dan pelan-pelan mundur dari jabatannya. Tapi itu semua sungguh hal yang tak mudah.
Berniat untuk mengusirnya?
Jangan tanyakan lagi. Rencana itu sudah ada sebagai fondasi awal. Tapi lihat hey, siapa yang menjadi lawannya disini? Mendepak Om Jay itu tidak semudah mendepak Lee Tae Oh di film catatan hati seorang istri. Jika saja mengusir Om Jay seperti mengusir roh hantu didalam tubuh manusia, tentunya Nana sudah mengadakan pengajian ruqiah di asramanya secara besar-besaran.
