Eleventh Chapter

260 28 3
                                    

Tuhan menciptakan manusia sepaket dengan otak. Tapi kayaknya otak lo nggak dipakein bubblewrap jadi gini nih, kena damage dijalan.

------------Haegar Chandra.


....loading..

"Jadi gimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi gimana?"

"Gimana apanya?"

"Kan tadi katanya Om tau posisi Jeno."

"Oke. Biarin saya tidur lima belas menit."

Nana baru saja menghela napasnya panjang setelah melihat Jay mengatur posisi jok mobilnya kebelakang, lalu merebahkan dirinya dengan posisi senyaman mungkin dengan kedua tangan yang sengaja dilipat kebelakang kepala diletakkan seperti bantalan. Dia tak habis pikir apa yang sebenarnya telah dipikirkan Om Jay saat ini bahkan setelah mengatakan bahwa Jeno dalam bahaya. Itu tentu tidak mempengaruhi Nana untuk percaya pada laki-laki itu sepenuhnya, melihat tindakannya saat ini malah membuatnya berspekulasi bahwa dia sedang dipermainkan oleh Om Jay.

Bulan sudah nampak sepenuhnya, waktu juga sudah mulai menunjukan hampir setengah tiga pagi. Situasinya terlalu canggung disini bahkan setelah melihat pantulan Doyoung lewat rear-view-mirror yang kini sibuk menghitung untung rugi biaya service mobil yang menurut Nana sudah pasti akan memakan biaya yang besar. Itupun setelah melihat kondisi kerusakan bagian belakang mobil miliknya. Rasanya frustasi, membiarkan Nana melihat penampakkan dua orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, malah justru benar-benar dapat membuang waktunya saja. Nana menghela napas kasar lalu dia berinisiatif menekan tombol klakson secara mendadak membuat Doyoung terkejut setengah mati, tapi tidak begitu dengan Jay dia tidak terkejut sedikitpun.

"Yak!! Anak nakal!! Kamu tidak lihat saya hampir kena stroke gara-gara kamu sengaja klakson!!"

Doyoung seperti biasa, dia mengomel. Bahkan saat berteriak pun dia masih menggunakan bahasa yang sopan.

"Serangan jantung Om, bukan stroke."

"Berani-beraninya kamu nasehatin saya! Kenapa kamu panggil saya Om?! Kamu lihat! Saya masih muda!"

"Mudanya Om emang berapa tahun?"

"Dua puluh sembilan."

"Yaudah berarti dua puluh sembilannya udah direnggut sama masa tuanya Om. Lagian kalo tua ya tua aja, Om. Bedanya jauh udah kayak LDR-an sama umur saya." Nana memicing sebal. "Heran deh, kenapa om-om jaman sekarang tuh pada nolak buat tua. Harusnya sadar diri. Umur udah lebih dari seperempat abad dahlah terima aja Om, yang sabar."

Doyoung mendelik, tapi kalah berkata-kata setelah mendengar Jay berdeham mengisyaratkan untuk diam. Nana hendak membuka pintu mobil, rasanya bisa stress satu mobil sama om-om yang menurutnya benar-benar gila. Apesnya hanya dia yang terjebak diantara para om-om gila ini. Tidak dengan teman-temannya. Sampai Nana berpikir mungkinkah di kehidupan sebelumnya teman-temannya pernah menyelamatkan dunia dari keterpurukan sampai mereka bisa terhindar dari Om Jay?

The Dreamplan | NCT DREAM ft. JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang