Chapter 9
Esok paginya didepan Yuusha dan teman-temannya sudah terparkir apik kereta kuda dengan design yang tidak biasa, yang membuat mereka semua terdiam dengan wajah tidak percaya.
Kereta kuda itu sangat besar dan megah dengan bentuk istana Maou versi mini, berwarna hitam keunguan. Keanehan yang paling luar biasa adalah yang menarik kereta itu bukan kuda melainkan Naga sebesar kuda. Naga itu terlihat menyeramkan, dengan sisik hitam dan badan yang kekar mendengus sambil mengeluakan nafas api kecil di depan kereta kuda.
"Kereta ini.... siapa yang membuatnya?", tanya Lucas dengan sudut bibir yang berkedeut.
"Tidak usah di jawab, kami sudah tahu...", kata Armein pada Pilgrim yang baru akan membuka mulutnya.
"Maou, kau tidak malu memakai kereta kuda ini", kata Yuusha yang berdiri di samping Maou.
Maou sedang berdiri bangga berkacak pinggang sambil melihat master piecenya. Walau Maou belum mulai menjelaskan, jelas yang lain sudah berkomentar dengan ekspresi wajah mereka.
"Eh?? Kenapa harus malu? Keren kan? Istanaku versi mini yang bahkan bisa berfungsi sebagai kendaraan", jawab Maou lugu.
"Aku jelas-jelas takkan menaikinya", kata Lucia dengan ekspresi jijik seperti melihat pria hidung belang.
"Aku juga akan memilih jalan kaki, daripada harus menaiki itu", Miina yang memiliki kesabaran kelas pendeta sampai ikut berkomentar.
"Kalau begitu suara kami sudah bulat, kami akan berjalan kaki saja", kata Yuusha sambil menoleh ke arah Pilgrim.
"Kalau begitu silakan ke sebelah sini", kata Pilgrim sambil mengarahkan mereka ke gerbang belakang istana.
"Tunggu! Kenapa? Ada yang salah dengan kereta ini?", tanya Maou sambil mengejar mereka dengan setengah berlari.
"Gate", Pilgrim membuat Gate di depan pintu gerbang istana yang tertutup.
"Kau tidak perlu repot membuatnya, kami bisa jalan sendiri ke sana", kata Armein yang berjalan paling depan.
"Walau terlihat dekat, ibukota kerajaan cukup jauh dari sini, saat sampai akan keburu sore, karena itu cara ini lebih baik", jawab Pilgrim.
"Hmm...", Armein tidak menjawab apa-apa lagi sambil melihat Gate yang dibuat Pilgrim.
Pilgrim mengulurkan salah satu tangan kirinya kearah pelipis kanan Armein. Dengan terkejut Armein menepis tangan Pilgrim yang membuat kacamatanya ikut terjatuh.
"Apa yang kau lakukan?!"
Pilgrim sedikit terkejut tetapi segera tenang kembali, dia membungkuk dan mengambil kacamata Armein dan mengembalikan pada pemiliknya.
"Tidak, aku hanya... sedikit penasaran...", kata Pilgrim sambil berlalu.
Armein yang ada dibelakangnya menatapnya dengan pandangan curiga, sambil menutup sebelah wajahnya dengan telapak tangan.
Di sisi lain Yuusha memperhatikan Maou dengan wajah curiga.
"Maou, kau akan ke ibukota dengan penampilan seperti itu?", tanya Yuusha.
"Iya", jawab Maou mantap dengan senyum lebar.
"Seorang raja? Ke kota tanpa ada pendamping, masih dengan penampilan seperti itu?", lanjut Yuusha.
"Hm? Kenapa? Yuusha, kau khawatir terjadi apa-apa padaku?", tanya Maou dengan senyum meledek.
"Bu-Bukan!!", Yuusha berseru dengan wajah memerah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai For my brother I'll become a demon lord
AbenteuerMalaikat maut yang sedang training salah mencabut nyawa?! Pilihan Kanato hanya dua, dikirim ke surga atau dilahikan kembali Tapi harapan Kanato hanya satu, bertemu kembali dengan adiknya, yang ternyata....... Cerita pertamaku, jika berkenan tolong b...