Chapter 2
Hutan yang Kanato telusuri memiliki pohon-pohon yang sangat rindang dan besar hingga cahaya matahari seperti sulit menembusnya. Ditengah perjalanannya dia mendengar suara rintihan anak-anak yang membuatnya mengikuti arah suara itu. Suara itu semakin jelas termasuk suara orang yang berteriak memaki.
"Cepat jalan!!", kata seseorang dengan memecut cambuk ditangannya ke arah anak-anak yang dirantai di tangan dan kakinya.
"Jangan coba-coba kabur! Atau kalian akan kucambuk!", tambahnya masih dengan memecut cambuknya.
Kanato melihat dengan ekspresi marah, dan mengerti dengan segera kalau orang yang dia lihat sekarang adalah pedagang budak. Selain marah juga Kanato merasa kasihan karena yang dia sakiti masih anak-anak, badan kecil dan kurus mereka seperti tidak berdaya, baju compang-camping dan kotor, bercak-bercak merah keunguan juga melengkapi tubuh mereka yang menyedihkan.
Seorang anak dengan telinga runcing terjatuh yang membuat barisan anak-anak lain di belakangnya berhenti. Si pedagang budak itu terlihat lebih murka dari sebelumnya dan bersiap mengangkat cambuk di tangannya ke atas kepalanya.
"Dasar budak tidak berguna!!"
Dengan cepat Kanato berlari dan menghalangi cambuk yang akan mengenai anak yang terjatuh itu. Kanato berdiri perlahan dan bisa terlihat dengan jelas bahwa tubuh yang dia miliki lebih besar dari manusia biasa. Kanato menarik cambuk itu lepas dari si pedagang budak dan melemparnya jauh ke samping.
"Ma...Mazoku?!! Pengawal cepat hajar monster itu!!"
Kanato tidak menyadari kalau si pedagang budak itu punya pengawal. Dia sedikit mundur karena melihat para pengawal itu membawa senjata berupa pedang. Anak-anak segera berlarian bersembunyi dibalik kereta kuda yang tadinya harus mereka naiki.
Kanato berpikir dengan keras apa yang harus dia lakukan saat ini, dan seperti biasa saat dia berpikir pengetahuan mengalir didalam pikirannya kalau dia tidak akan kalah melawan para pengawal itu.
"Body Armor!"
Saat merapalkan sihir itu tubuh Kanato bersinar terang dan membuat tubuhnya jadi sekeras baja. Para pengawal yang menyerangnya menggunakan pedang, malah menghancurkan pedang mereka karena tubuh baja Kanato. Kanato mengayunkan tangan dan memukul para pengawal yang membuat mereka terplanting dan tak sadarkan diri. Kanato sendiri terkejut dengan apa yang terjadi, satu ayunan tangannya sudah bisa membuat orang terlempar jauh.
Sekarang hanya tersisa si pedagang budak yang jatuh terduduk di tanah karena kakinya yang melemah melihat apa yang Kanato lakukan terhadap pengawal andalannya.
"Ja..Jangan mendekat!! Pergi!! Gyaa!!!"
"Binding String!", kata Kanato
Benang putih bercahaya melilit sekujur tubuh si pedagang budak yang membuatnya terlihat seperti pupa. Suara teredam terdengar dari balik pupa itu, tapi Kanato tidak menggubrisnya. Dia beralih ke anak-anak yang sedari tadi memperhatikan seluruh gerakan Kanato. Satu langkah kanato berjalan makin mundur dan takut anak-anak itu. Dia kebingungan karena memang tubuh yang dia miliki saat ini tidak sedikit pun mirip manusia.
"Anak-anak... aku bukan orang yang mencurigakan... jangan takut... ya... aku cukup mencurigakan sih dengan tubuh ini, tapi aku bukan orang jahat...", katanya sambil tersenyum sedih.
"Haah.... apa yang harus kulakukan sekarang...", kesahnya sambil menundukkan kepala saat anak-anak itu tetap bersembunyi.
"Ma.. Mazoku-san... tolong jangan makan kami", kata seorang anak.
"Hah?"
"Iya, mazoku-san... tolong jangan makan kami, kami ingin pulang"
Yang lain ikut menanggapi dengan wajah yang sedih dan ketakutan, beberapa yang lainnya hanya bisa menangis. Kanato menjadi lebih bingung dengan apa yang harus dia lakukan sekarang. Tubuh dia yang besar dan sudah pasti bukan tubuh yang harusnya dimiliki manusia memang sangat mengintimidasi, tapi bukan berarti dia mau memakan anak-anak itu. Dia hanya bisa menghela nafas dan menunduk dengan wajah sedih dan kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai For my brother I'll become a demon lord
AventuraMalaikat maut yang sedang training salah mencabut nyawa?! Pilihan Kanato hanya dua, dikirim ke surga atau dilahikan kembali Tapi harapan Kanato hanya satu, bertemu kembali dengan adiknya, yang ternyata....... Cerita pertamaku, jika berkenan tolong b...