Chapter 12
Keesokan paginya setelah selesai sarapan Maou berencana membawa Yuusha dan teman-temannya ke dermaganya yang berada di timur kerajaan.
"Maafkan atas ketidak sopananku kemarin"
Pilgrim membungkuk di depan Armein seraya meminta maaf, saat berdiri tegak kembali tergambar dengan jelas wajahnya yang terlihat suntuk dan lelah. Dengan bawah mata menghitam, kerah kemeja yang tidak terkancing dan poni pilgrim yang biasa tersisir rapi ke belakang kepalanya, kini turun menutupi kening dan matanya."Kau kenapa?" balas Armein dengan wajah kebingungan melihat penampilan Pilgrim.
Yuusha yang berada di samping Armein hanya memandang Pilgrim dengan wajah simpati, mengingat ekspresi Tear kemarin saat menarik Pilgrim ke ruang kerjanya.
"Aku menerima pelajaran berharga dari kakakku tercinta...", katanya dengan senyum masam.
Armein hanya bisa bertanya-tanya dalam hatinya apa yang sebenarnya terjadi pada Pilgrim, yang lalu disadarkan Yuusha dengan tepukan di bahunya. Yuusha melihat Armein dan menunjuk ke arah Pilgrim yang sekarang sedang tertunduk dengan wajah memelas.
"Aku... menerima permintaan maafmu", kata Armein tanpa ekspresi.
Pilgrim mengangkat kepalanya dan seketika senyum lebar menghiasi wajahnya. Tiba-tiba dia menarik pergelangan tangan Armein dan menariknya untuk pergi bersamanya.
"Karna kau sudah baik hati padaku aku ingin menunjukkan sesuatu padamu!", kata Pilgrim ceria sambil membuka Gate nya.
"Tu! Tunggu!!", teriak Yuusha, karena terlalu tiba-tiba dia tidak sempat mencegahnya.
Seseorang menepuk bahunya dan mencegahnya mengikuti Pilgrim, saat menoleh kebelakang Maou berdiri dengan membuat bayangan di depan wajah Yuusha.
"Tenang saja, Pilgrim sudah diperingatkan sebelumnya, dia pasti tidak akan macam-macam"
Lalu Yuusha melihat Tear sedang berdiri dengan wajahnya yang datar seperti biasa di belakang Maou.
"Ayo kita berangkat ke pelabuhan, teman-temanmu sudah menunggu", kata Maou ceria.
"Karena Pilgrim tidak ada... berarti kita harus naik kereta naganya ya", tambah Maou sambil terbahak-bahak.
Yuusha yang mendengarnya merasa bagian bawah matanya berkedut-kedut. Tear yang sedaritadi diam buka suara.
"Ayah tenang saja, sebelumnya Pilgrim sudah membuat Gate di gerbang istana untuk menuju ke pelabuhan", kata Tear tanpa ekspresi.
Maou yang sedari tadi hanya bisa diam dengan senyum menggantung, lalu seketika tertunduk dan berjalan perlahan menuju gerbang istana diikuti Yuusha dan Tear.
***
Setelah keluar dari gate Armein berada di padang rumput diatas bukit yang sangat tinggi, berbeda dari bukit yang ada di samping tembok pembatas kerajaan. Bukit itu sangat luas hingga hampir tidak terlihat ujungnya.
"Sebelah sini", kata Pilgrim dari belakang Armein.
Armein mengikutinya, matanya terbelalak saat melihat hamparan padang bunga yang berwarna-warni dengan indah tumbuh di depan matanya.
"Tunggu!! Bunga ini..."
Armein mendekati bunga itu dan menyentuhnya, bunga itu bukan bunga biasa. Helaian yang seharusnya lembut berganti dengan bentuk bongkahan batu permata yang berkilauan warna warni.
"Ini bunga permata sihir!"
"Yups", jawab Pilgrim santai.
"Di Saasara bunga ini sangat langka dan berharga, karena permatanya bisa untuk meningkatkan energi sihir, kenapa banyak sekali tumbuh disini?!", kata Armein dengan mata yang berkilau-kilau dengan mulut menganga.
"Daerah ini adalah daerah dimana Mazoku dimakamkan, tubuh mazoku yang mengandung banyak energi sihir memberikan energinya pada tanah dan membuat bunga permata ini bermekaran", jelas Pilgrim dengan wajah yang santai.
Mendengar itu Armein tercekat dan terdiam dengan wajah yang suram melihat Pilgrim menjelaskan.
"Kalau kau mau, kau bisa mengambilnya, ini sebagai rasa terima kasihku, kalau kau bawa ini ke Yuusha-sama, dia pasti akan merasa senang dan kau pasti akan dipujiny", lanjutnya.
"Tidak perlu...", kata Armein sambil menunduk.
Armein merasa jika memang dia membawa batu permata ini Yuusha pasti akan sangat senang karena dengan batu permata ini mereka bisa meningkatkan energi mereka tanpa susah payah, dan mungkin saja mereka bisa mengalahkan Maou. Tapi saat mendengar bahwa bunga-bunga itu tumbuh dari makam mazoku yang meninggal, seketika dia merasa sedih dan berpikir lebih dalam. Benarkah mazoku makhluk yang ganas dan selalu menyerang manusia, atau mungkin sebaliknya manusia memburu mazoku untuk keuntungan mereka sendiri. Armein kembali mengingat saat-saat dia mengunjungi kerajaan dan beberapa rumah bangsawan. Kerajaan dan tempat tinggal bangsawan kaya sangat meggah, disana apapun yang mereka lakukan selalu menggunakan batu energi sihir untuk mempermudah kehidupan mereka.
Pilgrim terus memandang Armein yang sedang terdiam dan berpikir. Sampai akhirnya dia bergumam saat menyadari apa yang Armein pikirkan.
"Kau tidak perlu tahu hal-hal yang bisa membuatmu berwajah seperti itu, kau hanya perlu hidup layaknya manusia yang lain. Kau tidak perlu khawatirkan kami"
Armein kembali tercekat dan seketika hidungnya terasa gatal dan matanya terasa panas. Tanpa sadar air matanya mengucur deras, dia menutup matanya dengan telapak tangannya lalu terduduk diantara rerumputan.
Pilgrim yang kebingungan apa yang harus dia lakukan, ikut duduk di sebelahnya dan mengelus-ngelus punggung Armein dengan kedua tangan kirinya.
"Pilgrim..."
"Hm?"
"Aku sudah tidak mengerti lagi siapa yang benar dan siapa yang salah..."
Pilgrim membulatkan matanya dan menundukkan kepalanya.
"Pada dasarnya semua sama, mazoku dan manusia, mereka sama-sama ingin melindungi orang yang mereka sayangi. Karena itu kau tidak perlu terlalu memikirkan siapa yang benar dan siapa yang salah, kau hanya perlu melakukan tugasmu dengan baik", kata Pilgrim lirih.
Pada akhirnya Pilgrim merangkul Armein untuk ia mengistirahatkan kepalanya di bahu Pilgrim. Armein tidak menolak dan hanya terdiam menutup matanya sambil mengangis.
Apakah memang harus begini, tidak adakah cara lain lagi selain memburu satu sama lain. Pikir Armein dalam hatinya yang kalut.
***
Akhir2 ini chapternya pendek ya .... (눈_눈)
Masa sih??!! ∑(O_O;)
Hm....(¬_¬)
Ehehehe sorry namanya juga lagi masa PSBB, semuanya jadi melambat.... ┐('~';)┌Alasan! ୧((#Φ益Φ#))୨
m(_ _;m)
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai For my brother I'll become a demon lord
AventuraMalaikat maut yang sedang training salah mencabut nyawa?! Pilihan Kanato hanya dua, dikirim ke surga atau dilahikan kembali Tapi harapan Kanato hanya satu, bertemu kembali dengan adiknya, yang ternyata....... Cerita pertamaku, jika berkenan tolong b...